Senin, 14 November 2011

Dangdut Jadul

Istirahat sejenak dalam perjalanan tugas seperti biasanya, aku mampir ke warung langgananku, Adiran Kuliner. Setelah memesan segelas siomay dan sepiring es jeruk, aku cari tempat dan dapat bangku kosong di sebelah dalam belakang. Sambil menunggu pesananku diantar, aku dengerin hiburan yang ada di warung tersebut. Hiburannya adalah sebuah siaran radio yang membahana hingga seluruh pengunjung warung bisa mendengarnya. Radio itu sedang menyiarkan lagu-lagu dangdut lama, dan acaranya berjudul ‘Lenggang Kangkung’. Jadi inget lagunya ‘Lenggang Kangkung’, udah tau kan kalo yang nyanyi lagu itu adalah band Ungu? Salah, yang bener adalah Itje Trisnawati.

Lagu yang muncul udah pasti lagu-lagu dangdut jadul. Jadi inget masa kecil dulu, saat TVRI jadi satu-satunya hiburan yang muncul di hari Minggu Pagi, dengan acara andalannya ‘Album Minggu Kita’. Saat itu adalah masanya dangdut berjaya, hampir semua lagu yang muncul berirama dangdut, sampai-sampai Rano Karno pun pernah menyanyikan lagu dangdut juga (tapi lupa apa judulnya). Dangdut dulu emang top, sampe sekarang masih banyak orang yang ingat dengan lagu-lagunya.

Iseng-iseng cari di Youtube klip-klip lawas, yang saat itu dandanannya beda banget, dengan model rambut jambul para wanitanya (kata Simbahku, untuk membuat jambul bertahan lama harus disangga pake lidi), dengan anting-anting bundar besar (jadi inget sama hullahoop), dan model video klipnya berpenampilan agak aneh. Bahkan kebanyakan film Warkop DKI (dan kebanyakan film-film lama) menampilkan lagu-lagu dangdut sebagai soundtracknya.

Kalo dibandingkan dengan jaman sekarang, wah beda banget. Jujur aja, aku gak terlalu mengikuti perkembangan musik dangdut, tapi dengan melihat beberapa tokoh yang muncul aja, bisa dilihat bahwa musik berirama dangdut emang lagi mengalami masa kemunduran. Gak banyak album dan klip yang beredar, gak seperti dulu. Kadang denger lagu-lagu dangdut dari penjual VCD dekat rumah, banyak lagu-lagu dangdut dalam VCD tersebut yang direkam dari show-show orkes-orkes Melayu. Dan kebanyakan bukanlah lagu dangdut murni, tapi lagu-lagu pop atau rock yang didangdutkan.

Selebihnya, banyak lagu-lagu yang merupakan plagiat, hasil adaptasi dari lagu-lagu India atau Mandarin. Masih diperparah lagi dengan goyangan penyanyinya yang sering gak nyambung dengan lagu yang dibawakannya. Masa lagunya slow tapi goyangannya heboh banget, sampe-sampe panggung mau runtuh aja.

Kalo kata Bang Haji Oma, dangdut berasal dari irama Melayu, yang terkena pengaruh dari musik Barat dan India. Berarti dangdut adalah budaya asli Indonesia juga kan? Berarti pula bagi rakyat Indonesia, musik ini juga harus dilestarikan dan dibersihkan dari pengaruh-pengaruh negatifnya, agar nantinya tidak ada pencitraan negatif dari musik dangdut hanya karena penampilan dari segelintir penyanyinya.

Hah, akhirnya siomay dan es jeruk selesai dihabisi, langsung bayar ke kasir dan kembali melanjutkan perjalanan. Dari jauh, masih sayup-sayup terdengar suara lagu ‘Lenggang Kangkung’ milik Ungu, eh, Itje Trisnawati, yang jadi musik pengiring acara radio tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya