Tanya Dilema

Suatu pagi, di tengah-tengah pekerjaan, tiba-tiba ponselku berbunyi. Ada pesan di Facebook Messenger dari seorang temanku.

Seperti Nemo

Ada satu film yang bagiku aneh banget, yaitu Finding Nemo. Inti ceritanya kan ada seekor ayah ikan yang mencari anaknya. Yang aneh itu ternyata ikan ini bisa ngomong. Padahal kalopun ikan bisa ngomong, kan ikan ini ada di dalam air. Coba kita aja yang ngomong di dalam air, kedengeran nggak sama temen kita yang ada di deket kita.

Pakai Bahasa Indonesia

Dari sejak blog pertamaku aku selalu pengen mempertahankan ke-Indonesiaanku, khususnya dalam penggunaan bahasa Indonesia di setiap tulisan blogku. Bukan karena aku nggak bisa bahasa Mandarin, Jepang, Korea, atau India, bukan! Tapi sebenarnya emang nggak bisa sih, tapi bukan itu maksudnya.

Hobi

Hobiku adalah membaca. Aku mendapatkannya dari sebuah majalah anak-anak. Jadi gini awal ceritanya, waktu itu ibuku mengirimkan foto dan dataku ke sebuah rubrik koresponden di majalah anak-anak itu. Dan di bagian hobinya, ibuku menuliskan kalo hobiku adalah membaca.

Power Bank

Di jaman gadget seperti sekarang ini, keberadaan smartphone menjadi bagian kehidupan bagi beberapa orang. Tapi di balik kecanggihan dan segala kelebihannya, ada salah satu sisi di mana smartphone justru lebih boros dalam pemakaian daya baterainya.

Rabu, 30 November 2011

Persamaan Antara...

Persamaan antara maling dengan pelanggar lampu merah:

1. Sama-sama mencuri
Maling mencuri barang, sesuatu yang berwujud, sedangkan pelanggar lampu merah mencuri start jalan, sesuatu yang tidak berwujud tapi bisa terlihat.

2. Sama-sama melanggar peraturan
Maling melanggar hak-hak milik pribadi orang lain, sedangkan pelanggar lampu merah melanggar peraturan dalam berlalu lintas.

3. Sama-sama tidak sabar
Maling tidak sabar untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu, sedangkan pelanggar lampu merah tidak sabar untuk menunggu nyala lampu hijau yang sebenarnya kalo ditunggu pun tidak akan sampai satu jam nyalanya.

4. Sama-sama buta
Maling membutakan mata hatinya untuk menyadari bahwa mencuri itu hal yang salah, sedangkan pelanggar lampu merah membutakan mata hatinya sendiri untuk menyadarkan pikiran bahwa ini lampu masih berwarna merah dan harus berhenti.

5. Sama-sama tidak bermoral
Udah pasti, tidak ada pesan moral dari ajaran apapun bahwa maling itu dianjurkan. Bahkan hal itu adalah mengganggu keamanan, kenyamanan dan ketertiban banyak orang. Sedangkan lampu merah, dari sejak SD kita sudah diajarkan bahwa lampu merah itu berarti berhenti, kuning berarti hati-hati, hijau berarti jalan terus, bukannya merah itu siap-siap, kuning berarti tancap gas, dan hijau berarti jalan terus. Dengan kufur nikmat itu, perlu diingat bahwa itu tanggung jawab moral kita kepada Sang Pemberi Nikmat.

Selasa, 29 November 2011

Besi Karatan

Benda kerja untuk praktek bagi para siswa SMK jurusan Mesin Produksi kebanyakan adalah sebatang besi yang belum berbentuk. Tugas para siswanyalah untuk membentuk besi itu jadi sebuah benda yang bermanfaat dan bernilai guna. Bisa dengan menggunakan mesin perkakas atau dengan pekerjaan tangan (sering disebut dengan kerja bangku). Misalkan para siswa diberi sebatang besi berbentuk silinder dengan permukaan yang masih sangat kasar, tugasnya adalah membuat besi tadi berbentuk silinder sempurna dengan permukaan yang halus dan sisi-sisinya yang rata.

Karena jumlah mesin tidak sepadan dengan jumlah siswa yang praktek, biasanya siswa bergantian pakai mesinnya, sehingga kadang baru menyelesaikan satu sisi, berikutnya mesin udah dipakai siswa lain sehingga menunggu dulu, sampai semua dapat giliran, baru main lagi. Kalo udah gitu sehari praktek belum tentu besi itu jadi sempurna semua bagiannya. Si besi kemudian dibawa pulang (bagi yang punya tempat penyimpanan di sekolah ya ditaruh aja di situ). Sayangnya hampir semua besi benda kerja ini rawan dan mudah banget terkena korosi (karat). Dibiarkan sehari aja udah bisa terlihat karat di mana-mana, terutama di bagian yang udah dikerjakan tadi (karena di bagian kasarnya tidak mungkin terkena karat). Apalagi kalo dibawa pulang tanpa perlindungan, kena udara dan hujan, udah deh, di pertemuan minggu berikutnya bisa-bisa kerjaannya ngulang lagi, cuma untuk menghilangkan korosi yang melekat.

Tapi ada cara mudah untuk melindungi permukaan dari korosi, yaitu dengan mengoleskan oli atau pelumas. Oli ini gampang ditemukan di bengkel mesin, bisa dari kaleng oli yang memang tersedia, atau mencolek dari tempat oli yang ada di mesin. Cukup dioles, kemungkinan besar karat tidak akan muncul. Cara lain adalah menghitamkan permukaan, atau istilah umumnya blacken, dengan catatan benda kerja udah finishing dan udah jadi, tinggal dikumpulkan. Caranya benda kerja dibakar sampai terlihat merah menyala, kemudian dicelupkan ke oli agak lama, dan saat diangkat jadilah benda kerja itu berwarna hitam di permukaannya.

Sebenarnya begitu pula dengan keadaan manusia. Saat belum tercerahkan bagaikan besi kasar yang belum terbentuk, kemudian mendapat petunjuk dan hidayah untuk menjadi yang lebih baik dan memperbanyak ibadah kepada Allah itulah saat besi dibentuk dengan mesin. Saat dalam keadaan tawadhu’ dan bertaqwa dalam hatinya harus selalu menghindari pengaruh-pengaruh negatif dari luar agar keadaan tetap suci dan iman, bagaikan pelumas yang melindungi besi dari korosi karena pengaruh udara atau hujan. Penguatan iman dan taqwa dalam diri bagaikan besi yang mengalami proses blacken tadi.

Hijrah menuju yang lebih baik dan menjadikan hari ini lebih baik daripada kemarin, dan semoga besok lebih baik daripada hari ini.

Senin, 28 November 2011

Jadi Apa? (prok... prok... prok...)

Kadang teringat kembali sebuah pertanyaan garing dari teman-teman pas jaman masih SD dulu, ‘Kalo kamu hidup sendirian di dunia ini, bagaimana dan apa yang akan kamu lakukan?’ Ini sih sebenarnya bukan pertanyaan tebak-tebakan, tapi pertanyaan opini (yiaahhh, anak SD udah main opini-opinian). Seingatku aku sendiri gak pernah ditanyain kaya gini, tapi denger-denger aja dari teman-teman pas lagi ngobrol nyantai.

Pertanyaan seperti ini sebenarnya jawabannya masih bisa terbayang dan bisa mendadak dibayangkan tanpa direncanakan. Kalo aku bayangannya ya aku hidup sendirian telanjang berjalan di muka bumi, tidak ada tempat perlindungan, hujan kehujanan, panas kepanasan, kaki di kaki dan kepala di kepala, dan kemungkinan besar menjadi satu-satunya sasaran empuk saat petir dan badai melanda.

Yang sebenarnya aku pikirkan adalah sesuatu yang lebih tidak bisa dibayangkan dan di luar lingkaran pemikiranku sendiri, yaitu bagaimana jika aku sekarang ini tidak hidup di dunia ini, jadi apakah aku ini, jadi seonggok tanah tak bernilai yang setiap hari diinjak oleh manusia-manusia bumi, ataukah sudah menjadi benda lain yang lebih bermanfaat. Nyatanya aku sudah terbentuk seperti ini, punya jiwa dan nyawa yang melekat pada raga serta hidup di dunia ini dengan bahagia. Yang bisa dirasakan adalah betapa indahnya nikmat yang Allah berikan untukku dan syukur alhamdulillah aku masih bisa merasakannya.

Bayangan seperti ini sampai sekarang kadang masih terlintas. Kalo udah gitu, biasanya terus berpikir, kalo aku gak jadi seperti ini, di manakah jiwaku, apakah berbentuk jiwa, ataukah tak terbentuk. Ah, hal ini juga masih ada di luar batas lingkaran pemikiranku, di luar akal pikiran rasional. Yang pasti, tetap bersyukur aja dengan apa yang ada sekarang, inilah karunia dan rahmat Allah yang aku dapatkan.

Kira-kira teman-teman SDku masih ingat gak ya dengan pertanyaan tadi? Yah, namanya juga anak-anak, kelakuannya kekanak-kanakan, pertanyaannya garing, jawabannya udah pasti juga ngawur.

Minggu, 27 November 2011

Telepon Rumah

Rumahku termasuk generasi awal yang memasang telepon rumah di daerahku. Di awal dekade ’90-an, saat telepon rumah masih jarang, apalagi telepon umum di daerahku, rumah kami memasang saluran telepon yang saat itu masih konvensional. Hal ini memudahkan komunikasi dengan keluarga yang lain dan juga bisa melancarkan informasi yang beredar, yang sebelumnya memakai prinsip ‘dari pintu ke pintu’, atau MLM (Mulut Lewat Mulut).

Saat itu saluran telepon yang ada masih sederhana, bahkan pesawat teleponnya masih model jadul yang harus diputar dulu lewat sebuah tuas pemutar (tidak ada tombol dan angka yang menunjukkan nomornya) yang bobotnya cukup berat, apalagi bagi anak kecil seumurku waktu itu. Setelah beberapa kali putaran, saluran tersambung dengan kantor Telkom setempat dan kemudian kami diminta menyebutkan nomor yang ingin disambungkan. Sejurus kemudian, operator menghubungi nomor tujuan dan menginformasikan bahwa ada telepon yang ingin menghubunginya, setelah itu operator menutup teleponnya. Baru kemudian kami bisa bercakap-cakap dengan pemilik telepon yang kami tuju. Sangat tidak praktis!

Bahkan nomornya pun tidak seperti saat ini. Rumahku mendapat nomor 73, saat itu yang terbanyak masih nomor 200-an gitu. Jadi kalo udah tau nomornya, saat bicara dengan operator langsung minta ke nomor tujuan tadi. Tapi kalo belum tau nomornya, cukup menyebut pemiliknya saja, operator yang akan mencarikan nomornya. Sedangkan kalo mau menghubungi nomor di luar area, harus jelas daerah Kancatel/Kandatel mana, sekalian dengan nomor teleponnya (saat itu daerah Kota Kediri sudah memakai sistem otomatis dengan lima digit nomor telepon, sedangkan di Kabupaten Kediri termasuk daerahku belum). Jika ditelepon dari luar daerah, harus ditambah pula dengan kode tertentu yang ditambahkan di depan nomor telepon.

Beberapa tahun kemudian, barulah sistem otomatisasi telepon masuk, diawali dengan sosialisasi alur dan sistem, penomoran baru (memakai sistem lima digit), dan pembagian pesawat telepon baru (udah pakai sistem penomoran dan beratnya lebih ringan). Dengan demikian semakin memudahkan hubungan komunikasi, yang tidak perlu memakai bantuan operator lagi. Nomor baru ini masih berdasarkan nomor lama, hanya ditambah beberapa nomor kode khas area. Beberapa tahun kemudian, sistem penomoran diganti lagi dengan sistem enam digit nomor telepon, yang berlaku sampai sekarang.

Dalam belasan tahun memakai telepon rumah, mulai dari abonemen masih beberapa ribu rupiah sampai sekarang beberapa puluh ribu rupiah, kami merasakan berbagai kemudahan dalam melakukan komunikasi. Apalagi sekarang udah semakin banyak yang memasang telepon rumah, atau juga menjamurnya pemakaian telepon seluler, sehingga kegunaan telepon masih dirasa sangat optimal dalam komunikasi jarak jauh.

Sabtu, 26 November 2011

Buku dalam Kehidupan

Saat agak lelah dan bosan dalam membaca buku, orang mungkin terkadang memperhatikan berapa halaman lagi yang tersisa untuk dibaca, tanpa memperhatikan sudah berapa halaman yang dilalui setelah dibaca. Begitu pula dengan kehidupan, yang terkadang orang lebih memperhatikan apa saja yang belum didapatkannya dalam hidup, tanpa berpikir dan mengingat sudah berapa banyak hal-hal yang dilalui dan didapatkan dalam hidupnya. Orang lebih sering terpaku dengan apa yang belum didapatkan ketimbang yang sudah didapatkan. Bisa jadi yang belum didapatkan memang dibutuhkan, atau hanya sekedar asal punya aja.

Buku, seperti halnya kehidupan, memuat berbagai macam tema yang terangkum menjadi satu dan kemudian dinamai dengan judul buku tersebut. Sesaat saat bosan dengan salah satu tema, bisa jadi orang tergerak untuk membaca secara acak bab-bab berikutnya dari buku itu. Tapi akibatnya, dia tidak bisa memahaminya, karena sumber bab itu ada di bab-bab lain yang telah dilewatkannya tadi.

Saat orang menginginkan sesuatu hal yang belum didapatkannya dengan jalan pintas, dia mungkin bisa jadi akan mendapatkan apa yang dia inginkan tanpa proses panjang. Tapi kemudian, apakah dia akan bisa memahami, atau pantaskah dia mendapatkannya, tanpa melalui perjuangan dan masalah panjang merintang. Harusnya, yang pantas mendapatkannya adalah mereka yang udah berjuang melewati jalan terjal dan tembok penghalang, udah melewati tantangan dan masalah, memahami seberapa pantaskah untuk mendapatkan hal yang diinginkannya tadi.

Buku, seperti halnya kehidupan, bisa jadi dihabiskan dalam waktu singkat saja oleh pembacanya, bisa pula dibaca agak lama untuk menghayati dan memahami isi bukunya. Atau bahkan karena kebosanan dan kelelahan, bisa jadi buku itu lebih lama lagi akan habis untuk membacanya. Dalam kehidupan, saat seseorang merasa malas atau bosan, maka dia akan sulit dan lama meraih apa yang diinginkannya, karena tingginya harapan tidak disertai dengan besarnya usaha untuk meraihnya.

Buku, kaya akan ilmu, seperti halnya kehidupan.

Jumat, 25 November 2011

Bis

Gara-gara liat ibu-ibu yang lagi nyegat bis, aku jadi mengingat-ingat kapan terakhir kali aku naik bis. Rasanya udah lama banget gak naik bis, terakhir naik bis itu awal tahun lalu, itupun bis pariwisata saat ke Taman Jawa Timur Batu, bukan bis umum. Padahal dulu sering banget naik bis, ke mana-mana pake bis, maklum kendaraan andalannya ya bis itu. Tapi setelah punya motor sendiri, ke mana-mana ya naik motor. Jangankan ke Surabaya atau Malang, ke Jogja pun aku naik motor.

Jaman sekolah dulu juga tidak pernah sekalipun naik bis, menempuh jarak sekitar 10 km ya naik sepeda. Cuma kemudian saat mengikuti pendidikan profesi, aku sering naik bis. Jadi ingat-ingat lagi kebiasaan bis-bis  AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi) itu, saat ibu-ibu tadi kesulitan dalam mencegat bis yang lewat. Bis-bis ini (terutama bis besar jurusan Surabaya – Tulungagung/Trenggalek) sulit diberhentikan di sembarang tempat. Kadang harus nyari hot spot dulu, yang sering digunakan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, bisa halte atau juga persimpangan jalan yang besar. Apalagi kalo udah balapan dengan bis lain, bisa-bisa mau turun pun susah.

Suatu etika (entah bisa disebut etika atau bukan) dalam berhenti saat ada calon penumpang yang nyegat adalah jika sedang di depan kendaraan lain atau lagi nyalip kendaraan lain, bisa dipastikan bis itu tidak mau berhenti, apalagi dengan kondisi mendadak. Kecuali kalo bis udah melambat dari jauh, mungkin masih bisa dan masih mau berhenti. Dan lagi-lagi, dalam posisi balapan, bis bisa dipastikan akan sulit dihentikan.

Rumahku berada di pinggir jalan raya propinsi, yang setiap hari dilewati bis-bis AKDP besar maupun kecil, sehingga memudahkan dalam menggunakan transportasi ini. Di seberang rumah juga ada halte bis, satu-satunya di kecamatanku (bahkan jika menyisir ke arah utara tidak ada lagi halte serupa). Namun meski dengan letak strategis ini, masih saja sulit mencegat bis, bahkan pernah pula beberapa kali diturunkan di tempat yang tidak tepat (terutama oleh bis-bis besar).

Sesaat kemudian, aku melihat kedua ibu yang lagi mencari bis yang mau berhenti berjalan ke arah selatan, mencari hot spot untuk pemberhentian bis. Dilihat dari cara mencari bis, mereka sedang menuju ke arah Tulungagung atau Trenggalek (mereka lebih memperhatikan bis-bis jurusan itu).

Kamis, 24 November 2011

Keranjang Sampah yang Membandel

Ini pengalaman yang baru aku alamin. Begini ceritanya, di laptopku ada beberapa file yang udah masuk Recycle Bin dan gak bisa dihapus (Empty Recycle Bin). Pas di-empty gitu, muncul pesan bahwa ada file tertentu yang tidak bisa dihapus karena sebab-sebab tertentu gitu (kalo gak salah ‘Folder is not empty’). Aku udah pake beberapa cara dan program utility (seperti Tune-Up, CCleaner, atau System Mechanic), tapi itu Recycle Bin tetep menunjukkan kalo ada isinya (pas diproses dengan program-program tadi, beberapa file diindikasikan ‘corrupt and unreadable’).

Kemudian aku coba cari di Forum Computer, siapa tau aja ada caranya. Bener juga, ada beberapa orang yang mengalami masalah yang sama. Dari beberapa solusi yang muncul, aku coba-coba beberapa, tapi kemudian belum ada yang berhasil. Akhirnya aku bereksperimen sendiri dari beberapa solusi yang ada tadi. Pada prinsipnya, di tiap drive akan ada folder Recycler (atau Recycled) secara otomatis saat menginstal OS. Nah, kuncinya adalah setiap file yang dihapus dari drive tertentu, maka dia akan masuk di folder Recycler di drive yang sama. Misalnya yang dihapus di drive D:\, maka file akan ada di lokasi folder D:\Recycled.

Masalahnya adalah folder-folder Recycler itu secara otomatis oleh sistem akan diberi status Super Hidden, artinya hanya dengan mensetting tampilan dengan menampilkan file-file yang disembunyikan oleh sistem saja maka file akan tampil. Atau kalau nggak gitu atribut Super Hiddennya dihilangkan. Nah kalo yang ini aku udah bisa caranya sejak lama, yaitu lewat prompt (bisa lewat Save Mode atau langsung dari Run). Aku lebih suka lewat Run yang tidak perlu merestart komputer. Melalui jendela Run ini, diketikkan ‘cmd’ dan OK kemudian. Maka keluarlah tampilan mirip DOS jadul, yang bernama Command Prompt.

File-file yang tidak bisa dihapus tadi dulunya ada dari drive D:, maka aku harus mencari folder Recycler di drive D: (lokasinya di D:\Recycled). Untuk mencarinya tidak bisa menggunakan perintah seperti biasa aja (misalkan: ‘DIR D:’), tapi harus pake atribut, sehingga menjadi ‘DIR D:/a’ (menampilkan semua isi direktori), ini dikarenakan file yang ter-Super Hidden disetting demikian. Saat kemudian muncul foldernya Recycler, maka di prompt berikutnya segera aku ketikkan perintah ‘ATTRIB –R –S –H D:\RECYCLED’, ini berguna untuk menghilangkan atribut Super Hidden dari folder Recycled ini.

Langkah berikutnya adalah menghapus semua file yang ada di dalam folder tersebut. Aku memakai perintah ‘DEL D:\RECYCLED\*.*’, muncul pesan konfirmasi untuk meyakinkan perintah tersebut, tanpa ragu aku pencet ‘Y’ untuk segera melanjutkan penghapusan. Jika kemudian udah muncul prompt lagi tanpa ada pesan tambahan, berarti penghapusan udah sukses. Maka langkah berikutnya adalah mengembalikan status folder Recycled menjadi Super Hidden kembali, yaitu dengan perintah ‘ATTRIB +R +S +H D:\RECYCLED’, dan kemudian keluar dari Command Prompt dengan mengetikkan ‘EXIT’.

Langkah terakhir adalah merestart komputer dan kemudian secara mengejutkan Recycle Bin udah bersih. Berarti langkah coba-coba ini terbukti ampuh di laptopku, tapi mungkin tidak berhasil untuk kasus-kasus tertentu. Memang, beda masalah beda solusinya.

Rabu, 23 November 2011

Sandiwara Radio

Tutur Tinular adalah salah satu sandiwara radio yang populer di sekitar dekade tahun ’80-an sampai ’90-an. Saat itu aku sering mendengarkan, meskipun banyak kata-kata yang kurang bisa aku mengerti karena masih terbatasnya kosakata bahasa yang aku miliki saat itu, maklum masih cukup kecil. Tapi beberapa ceritanya masih cukup aku ingat dengan agak samar. Tutur Tinular ini adalah cerita semi fiksi, cerita sejarah kerajaan Majapahit yang diberi tokoh-tokoh tambahan sehingga ceritanya lebih hidup dan lebih fokus pada tokoh utamanya.

Inti tokoh Tutur Tinular adalah Arya Kamandanu, seorang tokoh fiktif yang menjabat sebagai panglima perang Majapahit yang sakti mandraguna dan memiliki sebuah pedang sakti bernama Pedang Naga Puspa (kalo gak salah di tahun 1999 aku berkesempatan menyaksikan sendiri pedang ini di pameran seni dan budaya Kediri). Pedang ini adalah pedang pusaka dari Cina, yang dibawa ke Majapahit oleh pendekar Lou Shi San dan Mei Shin untuk diselamatkan dari kekuasaan tentara Mongol. Namun kemudian pedang tersebut juga diperebutkan di tanah Majapahit. Musuh besarnya adalah Empu Tong Bajil dan istrinya Dewi Sambi. Kelak putra Dewi Sambi, Layang Samba, mengabdi setia kepada kerajaan Majapahit dan merupakan orang yang membunuh Ra Kuti di bawah pimpinan Gajah Mada dalam Pemberontakan Kuti (kisah ini masuk dalam cerita Mahkota Mayangkara).

Sandiwara radio lainnya adalah cerita sambungan Tutur Tinular, Mahkota Mayangkara, yang menceritakan masa berkuasanya raja Jayanegara yang terkenal agak sewenang-wenang dengan di bawah pengaruh hasutan seorang patih fiktif bernama Ra Mapati. Cerita ini berakhir setelah peristiwa Pemberontakan Kuti yang diberantas oleh prajurit Bhayangkari di bawah pimpinan Bekel Gajah Mada.

Kedua kisah tadi adalah cerita sejarah yang dibalut dengan cerita fiksi dengan memadukan kisah-kisah kepahlawanan khas cerita masa jayanya kerajaan-kerajaan di Nusantara. Meskipun agak mengada-ada dan fiktif, namun pendengarnya bisa terbantu dalam memahami sejarah-sejarah masa kerajaan, yang tergambarkan dengan cukup bagus dalam sebuah cerita bersambung, karena di luar kefiktifannya, alur cerita yang disajikan memang tergambar dalam berbagai buku-buku sejarah. Bahkan bagi anak kecil sepertiku, sandiwara radio ini membantu dalam mengembangkan daya imajinasi, maklumlah karena hanya suaranya saja yang muncul, pendengarnya mau tidak mau akan mempunyai gambaran masing-masing dalam memahami cerita tersebut. Selain itu juga bisa menambah kosakata perbahasaan dan pengolahan kata dalam Bahasa Indonesia bagiku.

Sandiwara radio lain yang sering aku dengar adalah cerita yang murni fiktif seperti Sungging Prabangkara dan satu lagi lupa judulnya, kalo gak salah ceritanya mengisahkan seorang pahlawan wanita, Indraswari, dalam membasmi siluman serigala dan kekuasaan Nyai Calon Arang. Kedua cerita ini disiarkan di radio di tahun ’90-an pada jam satu siang, pas banget pada saat istirahat dan makan siang.

Selasa, 22 November 2011

Tangkap Aku Kalau Bisa

Frank William Abagnale Jr. adalah seorang penipu muda kelas gila. Dalam usia yang belum sampai menginjak 19 tahun, dia mendapatkan jutaan dolar dari hasil penipuannya. Diawali dari kaburnya dia dari rumah saat orangtuanya akan bercerai di umur 16 tahun, dia membawa sebuah buku cek yang diberikan oleh ayahnya. Saat cek itu akan dia gunakan untuk membayar tiket kereta api dan diuangkan di beberapa tempat, ternyata cek itu ditolak. Suatu inspirasi muncul saat di tengah kebingungannya, muncul ide saat dia melihat serombongan pramugari yang dipimpin oleh seorang pilot menuju ke sebuah hotel. Pada jaman itu, pilot bagaikan selebritis yang dipuja banyak orang. Dengan beberapa trik dan tipu muslihat, dia berhasil mendapatkan seragam dan perlengkapan pilot, serta mengetahui istilah-istilah dalam dunia penerbangan.

Segera setelah itu dia membuat cek palsu berlogo perusahaan penerbangan tempatnya berpraktek sebagai ko pilot. Tidak perlu banyak kesulitan kemudian saat dia menguangkan cek palsunya ke sebuah bank. Berhasil dengan ‘profesi’nya ini, kemudian dia mencoba profesi lain. Sementara para polisi sudah mulai memburunya, dengan licinnya Frank berubah-ubah profesi, bahkan berhasil mengelabui seorang detektif FBI dengan menyamar sebagai agen dinas rahasia. Kemudian dia berubah menjadi seorang dokter yang mengepalai UGD dan berdinas malam hari, serta menjadi pengacara setelah dia melamar seorang perawat yang ayahnya adalah seorang pengacara. Frank juga menggunakan banyak nama dalam menjalankan aksinya.

Sempat hampir tertangkap di hari pernikahannya, dia berhasil kabur kembali dari FBI. Di kemudian hari dia tertangkap di sebuah desa tempat ibunya berasal di Perancis. Meskipun kemudian ditahan di Perancis, detektif FBI yang memburunya membawanya kembali ke AS untuk ditahan di sana. Saat turun dari pesawat dia berhasil kabur namun kemudian ditangkap tidak lama kemudian di rumah ibunya. Akhir cerita, dia malah direkrut FBI untuk menangani masalah penipuan dengan cek dan bukti pembayaran palsu.

Ini adalah cerita dari sebuah film berdasarkan kisah nyata Frank William Abagnale Jr., ‘Catch Me If You Can’, yang bersetting dekade tahun ’60-an, dengan pertanyaan tentang kebenaran yang sering dipertanyakan. Salah satu hal yang bisa diambil dari akhir kisah ini adalah bahwa keahlian seorang penjahat pun bisa dimanfaatkan untuk menanggulangi kejahatan lain yang menjadi spesialisasinya. Ini adalah film santai tentang penipuan, yang mana tokoh detektif dan penipunya akhirnya bekerjasama dalam menyelesaikan kasus-kasus kejahatan penipuan.

Senin, 21 November 2011

The Spirit

Kotaku
Dia memang tercipta untukku
Pada setiap malam yang sunyi, dia selalu ada untukku
Kotaku bukan munafik yang berpura-pura tampak bagus
Tidak

Kotaku adalah kota tua
Tua dan bangga terhadap semua pori-pori dan keriput-keriputnya
Kota kesayanganku, mainanku
Dia menyatakan jati dirinya, apa adanya
Keringat, tenaga dan darah dari banyak generasi

Kotaku tertidur
Selepas tengah malam hingga fajar hanya bayangan yang bergerak dalam kesunyian
Kotaku adalah cintaku
Hidupku
Dan aku jiwanya

Kotaku memang tercipta untukku
Kotaku memberikan semua yang kubutuhkan

The Spirit, 03:39 - 06:00

Minggu, 20 November 2011

Telortoar

Trotoar adalah tempat eksklusif bagi pejalan kaki. Memang fungsinya adalah dikhususkan untuk para pejalan kaki dalam menggunakan fasilitas jalan. Selain itu, trotoar juga berfungsi sebagai penutup gorong-gorong dan saluran air yang melewati pinggir jalan.

Sayangnya, kebanyakan trotoar masih terdapat di beberapa tempat saja, tidak semua jalan diiringi dengan adanya trotoar. Yang menyulitkan bagi pejalan kaki, terutama bagi jalan yang tidak ada ruang yang cukup bagi pejalan kaki, sehingga mereka terpaksa naik ke jalan raya untuk melewati jalan tadi. Cukup berbahaya bukan hanya bagi pejalan kaki yang bersangkutan, tapi juga bagi kendaraan-kendaraan yang lewat jalan itu, karena butuh perhatian ekstra selain menghadapi kendaraan lain juga menghadapi pejalan kaki.

Fungsi lain yang bergeser dari trotoar adalah tempat jualan. Sebagai contoh di lingkungan rumahku aja, di depan rumah dalam jangka jarak 50 meter ke arah utara ada empat lapak yang berjualan malam hari. Itu belum pas siang harinya, yang juga rame karena lingkungan rumahku adalah lingkungan sekolah, yang udah pasti banyak penjual yang berjualan di sekitar sekolah-sekolah tadi.

Sejak tahun lalu, beberapa titik trotoar di Kota Kediri dibongkar dan diperbaiki. Hal ini berguna untuk mengantisipasi melimpahnya air menggenang di jalanan. Apalagi curah hujan tahun kemarin juga sangat tinggi dan sering lebat, sehingga sangat berpotensi banyak tempat akan tergenang air saat hujan turun. Selain itu juga untuk mengganti trotoar yang rusak dan memperindah ulang trotoar, terutama di lingkungan pusat Kota Kediri, yang bisa menambah nilai estetika lingkungan itu sendiri.

Trotoar depan rumahku terbilang sangat awet, karena setahuku sejak aku kecil sampai sekarang jarang, bahkan belum pernah tau, trotoar depan rumah itu belum pernah dibongkar atau diperbaiki. Jadi tegel ubin yang ada di trotoar itu masih tetap itu-itu aja sejak dulu. Kalaupun ada penambahan biasanya dari pemilik rumah sendiri yang memberi penambahan atau terkait dengan perbaikan rumah mereka masing-masing.

Trotoar masih sangat diperlukan saat ini. Tentu saja ini adalah fasilitas eksklusif para pejalan kaki, yang sekarang sudah bukan lagi eksklusif. Tentunya diperlukan juga kesadaran dari semua pihak, kesadaran yang dimulai dari diri sendiri, yang semoga bisa menular kepada orang-orang di sekitar.

Sabtu, 19 November 2011

Kresna

Menurut kitab Mahabharata, Kresna berasal dari Kerajaan Surasena, namun kemudian ia mendirikan kerajaan sendiri yang diberi nama Dwaraka (Dwarawati). Dalam wiracarita Mahabharata, ia dikenal sebagai tokoh raja yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Dalam kitab Bhagawadgita, ia adalah perantara kepribadian Brahman yang menjabarkan ajaran kebenaran mutlak (dharma) kepada Arjuna.

Dalam perang Bharatayuddha, Kresna tidak terlibat secara langsung. Dikisahkan sebelum perang berlangsung, Kresna sebagai duta Pandawa menawarkan perdamaian kepada pihak Kurawa dengan menyerahkan beberapa daerah wilayah Hastinapura kepada Pandawa. Pihak Pandawa hanya meminta lima desa sebagai tempat mereka memerintah dari wilayah kerajaan Hastinapura, kerajaan yang sudah termasuk daerah bekas daerah Indraprastha (Kandawaprastha), yang dulunya merupakan kerajaan milik Pandawa. Keterlibatan aktif Kresna dalam perang hanyalah sebagai kusir kereta milik Arjuna. Sebelum perang berlangsung, Kresna memberikan pilihan kepada Arjuna dan Duryudana antara dirinya yang tidak bersenjata atau bangs a Narayana dengan persenjataan lengkap. Dan ternyata Arjuna memilih Kresna sebagai sais keretanya. Bagi yang pernah menonton serial kolosal Mahabharata yang pernah disiarkan di televisi, mungkin masih ingat bagaimana sesaat sebelum perang dimulai, Arjuna dan Kresna mengobrol lama banget, sampai-sampai obrolan itu baru selesai setelah tiga episode. Obrolan tersebut terangkum dalam kitab Hindu Bhagawadgita, menggambarkan bagaimana keraguan hati Arjuna saat berkeliling memeriksa barisan perang Pandawa. Saat melihat ke seberang kubu Kurawa, dilihatnya para saudaranya sendiri, kakek, guru, teman sepermainan yang harus dia lawan dalam perang besar ini, sehingga timbul keraguan untuk melanjutkan keikutsertaannya dalam perang ini. Namun dalam beberapa nasehatnya, Kresna membesar hati dan menguatkan semangat Arjuna dalam menghadapi perang ini. Bahkan Kresna menampakkan wujud aslinya sebagai Wismarupa, guru para dewa, yang hanya disaksikan oleh tiga orang pada waktu perang keluarga Bharata akan berlangsung. Ketiga orang tersebut adalah Arjuna, Sanjaya, dan Byasa (Abyasa). Namun Sanjaya dan Byasa tidak melihat secara langsung, melainkan melalui mata batin mereka yang menyaksikan perang Bharatayuddha.

Namun sebenarnya, Kresnalah sosok penting di balik kemenangan Pandawa. Dialah penasehat strategi Pandawa dan para sekutunya. Dialah tokoh di balik kematian Bisma, Mahaguru Durna, Karna, Jayadrata, Burisrawa, dan terakhir Duryudana. Siasat yang dibumbui dengan tipu muslihat, yang kemudian menyebabkan dirinya dianggap biang kekalahan Kurawa oleh Duryudana. Menurut Mahabharata, kematian Kresna disebabkan oleh kutukan Gandari. Kemarahannya setelah menyaksikan kematian putera-puteranya menyebabkannya mengucapkan kutukan, karena Kresna tidak mampu menghentikan peperangan. Setelah mendengar kutukan tersebut, Kresna tersenyum dan menerima itu semua, dan menjelaskan bahwa kewajibannya adalah bertempur di pihak yang benar, bukan mencegah peperangan.

Setelah perang, Kresna tinggal di Dwaraka selama 36 tahun. Kemudian pada suatu perayaan, pertempuran meletus di antara para kesatria Wangsa Yadawa yang saling memusnahkan satu sama lain. Lalu kakak Kresna – Baladewa – melepaskan raga dengan cara melakukan Yoga. Kresna berhenti menjadi raja kemudian pergi ke hutan dan duduk di bawah pohon melakukan meditasi. Seorang pemburu yang keliru melihat sebagian kaki Kresna seperti rusa kemudian menembakkan panahnya dan menyebabkan Kresna mencapai keabadian.

Referensi dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kresna dan buku 'Betapa Dahsyatnya Kutukan-Kutukan dalam Kisah Mahabharata'

Jumat, 18 November 2011

Papercraft

Aku menggemari papercraft, seni kerajinan membentuk benda-benda dari kertas. Rasanya begitu menyenangkan membuat lembaran-lembaran kertas diubah menjadi bentuk tiga dimensi dengan proses yang cukup rumit tapi mengasyikkan. Sebenarnya kegemaran ini udah dimulai beberapa tahun lalu, saat aku melihat sebuat gambar di kotak bungkus printer Canon. Kemudian aku coba browsing ke alamat situs yang tercantum di situ, www.canon.com/c-park. ternyata di dalamnya terdapat berbagai macam bentuk kerajinan kertas, lengkap dengan gambar pola dan instruksinya. Cukup banyak yang kemudian aku donlot, ada beberapa yang kemudian aku cetak, tapi hanya satu yang kemudian jadi, istana Neuschwanstein. Sebuah bentuk kastil yang terletak di Jerman dan mirip dengan sekolah Hogwarts, sekolahnya Harry Potter.

Perlu beberapa hari buat ngerjainnya, maklum banyak komponen yang kecil, sehingga menyulitkan saat proses pengerjaan. Setelah jadi malah aku geletakin begitu saja, dan sekarang entah di mana berada. Penasaran lagi, aku coba lagi browsing di situs mesin pencari, dan ketemu beberapa lagi yang ternyata punya variasi bentuk yang cukup menarik, tapi kebanyakan pake huruf kanji dan berbahasa Jepang. Yang terakhir ada di blog paper-replika.com, pake bahasa Inggris tapi authornya orang Indonesia.

Sampai sekarang aku udah berhasil merakit lima bentuk papercraft. Dari beberapa proses aku menemui kesulitan yang kemudian jadi perbaikan di karya berikutnya. Contohnya di karya pertama aku pake lem cair buat merekat bagian-bagiannya. Ternyata lem cair membuat kertas lembek dan terlalu sulit untuk ditempelkan, jadi kemudian aku pake lem gel biasa. Jenis kertas juga berpengaruh. Yang pertama aku pake kertas gambar biasa. Hasilnya pola mudah dibentuk, tapi kurang kaku untuk jadi sebuah bentuk. Kemudian aku coba pake kertas yang lebih tebal, double side yang biasa untuk piagam. Hasilnya karena kertasnya berlapis, saat dilipat beberapa lapisannya kemudian lepas, sehingga hasilnya jelek. Selain sulit untuk dilipat juga, untuk lipatan-lipatan kecil hampir pasti tidak akan terbentuk. Tapi hasilnya cukup bagus, kaku dan tidak mudah penyok saat tertekan.

Yang terakhir aku pake kertas glossy buat cetak foto. Hasilnya bagus, selain warnanya bagus dan mengkilap, saat dilipat mudah dibentuk, cukup kaku dan lem juga menempel cukup kuat. Hanya sayangnya saat sedikit ditekan akan sedikit penyok. Tapi dari tiga percobaan ini, kertas foto ini yang cukup bagus. Alternatif kedua bisa kertas gambar atau kertas manila.

Masih pengen membuat beberapa karya lagi buat menambah pengalaman, tapi terkendala dengan waktu luang. Karya-karya ini aja aku buat di sela-sela jam kerja, digunting, dilipat, dilem, direkat, kemudian digabung, bisa jadi beberapa hari baru selesai bagian kepalanya, beberapa hari lagi badannya terbentuk, dan seterusnya. Tapi setidaknya jadi dan bisa dibuat hiasan ruangan, semoga tidak ada teman yang pengen kemudian dibawa pulang.

Kamis, 17 November 2011

Seberapa Perlunya Repost?

Repost, atau memposting kembali sejumlah informasi, mempunyai beberapa makna dan kandungan pemahaman yang berbeda. Dalam beberapa hal ada yang negatif, tapi ada juga yang mencerminkan positif. Repost berarti mengambil posting yang sudah jadi dan sudah terbit untuk kemudian diposting ulang oleh seseorang. Ada yang menyatakan bahwa repost adalah penjiplakan, tapi ada pula yang menyatakan repost adalah suatu bentuk berbagi.

Bila posting itu mengambil sepenuhnya dari posting asal, tanpa konfirmasi sumbernya langsung, atau tanpa ada link menuju ke postingan asalnya, atau tanpa mencantumkan sumber tulisannya, bisa jadi itu adalah bentuk gerakan penjiplakan. Apalagi kalo kemudian postingan itu diakui sebagai hasil karyanya sendiri, berarti mengarah ke pembajakan karya. Tapi jika sebaliknya, bisa jadi itu merupakan bentuk berbagi informasi tentang hal-hal yang perlu diketahui oleh orang lain.

Bisa jadi suatu karya atau postingan adalah karya yang penting dan menarik, tapi tidak begitu banyak yang tahu atau membaca karya tersebut. Atau posting tadi dirasa cukup menarik untuk disebarkan dan dibagi-bagi ke orang banyak yang kemungkinan tidak semua sudah baca atau lihat. Hal-hal semacam ini perlu diadakan repost, dengan catatan sumber karya dicantumkan, atau diberi tambahan link ke sumbernya, atau yang lebih bagus lagi konfirmasi ke pembuatnya langsung untuk diposting ulang. Bisa pula kemudian diadakan perubahan seperlunya untuk menyesuaikan postingan di tempat baru, tapi tetap tidak mengubah esensi utama postingan itu sendiri.

Dalam beberapa postinganku memang ada beberapa yang repost, yang kemudian aku beri tambahan keterangan atau link (kalo berasal dari situs lain). Tapi repotnya, kalo kemudian repost yang aku lakukan berasal dari sebuah sumber yang kurang jelas aslinya dari mana, tapi aku yakini kebenarannya dan menarik untuk kemudian dibagi ke orang lain, kadang keterangan yang ditambahkan jadi kurang jelas. Sehingga repost yang satu ini terkadang tidak aku beri tambahan keterangannya.

Repost yang juga perlu menyangkut informasi penting, semacam undangan, himbauan, atau pengumuman dan sejenisnya, yang emang perlu disiarkan ke kontak-kontak lain. Karena tidak semua orang yang mempunyai kontak yang sama, sehingga informasi dari satu blog bisa menyebar ke blog lain yang punya kontak berbeda.

Tapi sebaiknya perlu dihindari repost yang tidak perlu, atau menjiplak bahkan membajak. Berusaha menjaga orisinalitas suatu karya perlu dilakukan demi kelestarian pemikiran dan menjaga hak-hak orang lain.

Rabu, 16 November 2011

Sekarang dan Tahun Lalu

Dalam suatu perbincangan, Agan (bukan nama sebenarnya) membahas tentang turunnya harga laptop saat ini. Bila dibandingkan dengan laptopnya yang dibeli tahun lalu, dengan harga yang sama dengan kondisi saat ini dia bisa beli yang lebih bagus dan bermerek.

Sebenarnya bukan persoalan menyesalnya si Agan (bukan nama sebenarnya) karena membeli laptop biasa dengan harga yang agak mahal, yang kemudian setahun berikutnya dia bisa beli laptop yang lebih bagus dengan harga yang sama. Tapi mungkin Agan (bukan namanya sebenarnya) lupa bahwa dalam jangka waktu selama ini, dihitung sejak tanggal dia beli laptopnya sampai sekarang, berapa banyak karya yang tercipta dengan menggunakan laptopnya. Dan yang pasti, berapa banyak karya yang tertunda diciptakan jika dia baru beli laptop sekarang.

Masalah nilai fungsi guna juga lebih perlu dikedepankan. Dulu si Agan (bukan nama sebenarnya) membeli laptop tersebut karena dia butuh, untuk mendukung pekerjaannya yang instruktur kursus desain grafis. Dengan laptop tersebut, dia tidak kesulitan untuk bereksperimen dengan latihan-latihan yang akan dia sajikan untuk para murid-muridnya. Dengan laptop itu pula, pekerjaan kantor lebih cepat dia kerjakan tanpa menunggu komputer yang bergiliran pakai di kantornya. Terlebih lagi, dia bisa main game favoritnya di mana saja tanpa mengganggu pekerjaan orang lain.

Nah, kalo kemudian Agan (bukan nama sebenarnya) baru beli laptop sekarang, mungkin dia masih mencari-cari bentuk saat dulu dia menyampaikan materi desain buat murid kursusnya. Mungkin dulu pekerjaannya masih sering dalam status mengantri komputer. Dan kemudian untuk main game, dia harus kesulitan lagi. Tapi entahlah, apakah sama jadinya seperti itu, yang jelas dengan mengesampingkan harga, laptopnya telah lebih banyak membantu lebih awal ketimbang jika dia beli sekarang.

Selasa, 15 November 2011

Bangsa Khazar, Leluhur Bangsa Israel

Pemaparan ini digambarkan oleh Benjamin Freedman, seorang Yahudi penentang Zionis, yang ditampilkan dalam sebuah video 'Ya'juj dan Ma'juj (Gog and Magog) pt. 3 (Tembok dan Asal-Usul).
Bangsa Yahudi – saya menyebut mereka Yahudi karena mereka dikenal sebagai Yahudi. Saya tidak menganggap mereka Yahudi. Saya menyebut mereka hanya sebagai ‘dulunya Yahudi’ karena saya tahu siapa mereka sebenarnya. Jika Nabi Isa adalah orang Yahudi, maka tidak ada Yahudi pada jaman sekarang ini. Dan jika terdapat orang Yahudi, maka ‘Tuhan dan penyelamat’ kita bukanlah salah seorang dari mereka dan saya bisa membuktikannya.

Apa yang terjadi pada saat sekarang ini? Bangsa Yahudi Eropa Timur, yang terdiri dari 92% populasi dunia yang menyebut diri mereka Yahudi, sebenarnya berasal dari bangsa Khazar. Mereka berasal dari suku yang hidup di pedalaman Asia yang gemar berperang. Dan mereka sangat gemar berperang sehingga bangsa-bangsa Asia yang lain mengusir mereka keluar dari Asia menuju Eropa Timur. Dan untuk memudahkan dan tidak membingungkan mengenai sejarah Eropa Timur, mereka telah membangun sebuah kerajaan Khazar yang seluas 800 ribu mil persegi, tapi tidak termasuk negara Rusia dan tidak termasuk negara yang lain.

Dan kerajaan Khazar adalah sebuah negara yang terbesar di Eropa ketika itu. Sangat besar dan berkuasa sehingga jika raja-raja yang lain hendak berperang, kerajaan Khazar akan meminjamkan 40 ribu tentara kepada mereka. Begitulah besar dan berkuasanya mereka ketika itu. Saat itu, mereka hanyalah pemuja ‘Phallic’, yaitu sesuatu yang kotor. Saya tidak akan menerangkan tentang itu sekarang.

Agama mereka sama dengan orang-orang pagan (kafir) dan yang tidak berkaitan dengan tempat-tempat lain di dunia. Raja menjadi sangat muak dengan kejatuhan moral kerajaannya sehingga dia membuat keputusan untuk menganut kepercayaan monoteisme seperti agama Kristen, Islam, ataupun seperti yang dikenal sekarang sebagai Judaisme (Yahudi) dan Talmud. Jadi, dia seperti memutar roda dan berkata ‘eeny, meeny, miney, moe’ dan terpilih agama yang disebut Yahudi. Dan ini menjadi agama resmi. Dan dia mengirim orang ke sekolah-sekolah Talmud ‘Pumbedita’ dan ‘Sura’, dan dia menyediakan beribu-ribu ‘rabi’ (guru agama) dengan ajaran mereka. Dan membuka rumah-rumah ibadat dan sekolah-sekolah di dalam kerajaannya yang seluas 800 ribu mil persegi, dan mungkin mempunyai rakyat sebanyak 10 atau 20 juta orang. Dan merekalah orang-orang Yahudi yang kita kenal sekarang ini.

Tidak ada seorang pun di antara mereka yang mempunyai keturunan yang pernah memijakkan kaki di tanah sucinya Israel. Tidak saja pada tulisan sejarah lama, tapi walaupun dari awal masa, tidak seorang pun antara mereka! Dan mereka tetap datang kepada orang Kristiani dan memohon untuk mendukung pemberontakan bersenjata di tanah Palestina dengan mengatakan ‘Kamu harus membantu mengembalikan golongan yang dipilih Tuhan ke tanah yang dijanjikan (Israel), yaitu tanah asal mereka. Kami berikan kepada kamu salah seorang dari kami untuk menjadi Tuhan dan penyelamatmu. Mulai sekarang kamu pergi ke gereja setiap Ahad, dan berlutut ketika kamu menyembah seorang Yahudi, dan kamilah orang Yahudi.’

Maka mereka sama seperti bangsa Khazar yang kafir, yang berganti agama sama seperti orang Irlandia. Dan tidak masuk akal untuk menyebut mereka ‘orang-orang dari tanah suci’ karena seperti 54 juta orang Islam yang berbangsa Cina. 54 juta! Dan Nabi Muhammad telah wafat pada tahun 620 M. Pada waktu itu 54 juta orang Cina telah menerima Islam sebagai agama yang mereka anut. Sekarang bayangkan, di Cina, 2000 mil jauhnya dari tanah Arab, di mana kota Mekah berada, tempat kelahiran Nabi Muhammad. Bayangkan jika 54 juta orang Cina itu menyebut diri mereka sebagai orang Arab. Bayangkan! Mungkin mereka akan disebut gila. Siapa yang percaya 54 juta orang Cina itu adalah orang Arab, pasti disebut orang gila. Apa yang mereka lakukan adalah menganut satu agama yang berasal dari Mekah, di tanah Arab. Begitu juga orang Irlandia. Apabila orang Irlandia menganut agama Kristen, tidak ada siapapun yang menyeberangi lautan, dan menjadi penghuni baru dari tanah suci (Israel) yang Kristiani. Mereka bukanlah orang yang berbeda. Mereka adalah orang yang sama, tapi mereka telah menerima agama Kristen sebagai pegangan agama mereka.

Sebuah fakta menarik: semua Perdana Menteri Israel lahir di luar Israel (tentu saja, pas mereka lahir belum ada negara 'buatan' Israel), dan semua lahir di negara di daerah Eropa Timur.

Senin, 14 November 2011

Dangdut Jadul

Istirahat sejenak dalam perjalanan tugas seperti biasanya, aku mampir ke warung langgananku, Adiran Kuliner. Setelah memesan segelas siomay dan sepiring es jeruk, aku cari tempat dan dapat bangku kosong di sebelah dalam belakang. Sambil menunggu pesananku diantar, aku dengerin hiburan yang ada di warung tersebut. Hiburannya adalah sebuah siaran radio yang membahana hingga seluruh pengunjung warung bisa mendengarnya. Radio itu sedang menyiarkan lagu-lagu dangdut lama, dan acaranya berjudul ‘Lenggang Kangkung’. Jadi inget lagunya ‘Lenggang Kangkung’, udah tau kan kalo yang nyanyi lagu itu adalah band Ungu? Salah, yang bener adalah Itje Trisnawati.

Lagu yang muncul udah pasti lagu-lagu dangdut jadul. Jadi inget masa kecil dulu, saat TVRI jadi satu-satunya hiburan yang muncul di hari Minggu Pagi, dengan acara andalannya ‘Album Minggu Kita’. Saat itu adalah masanya dangdut berjaya, hampir semua lagu yang muncul berirama dangdut, sampai-sampai Rano Karno pun pernah menyanyikan lagu dangdut juga (tapi lupa apa judulnya). Dangdut dulu emang top, sampe sekarang masih banyak orang yang ingat dengan lagu-lagunya.

Iseng-iseng cari di Youtube klip-klip lawas, yang saat itu dandanannya beda banget, dengan model rambut jambul para wanitanya (kata Simbahku, untuk membuat jambul bertahan lama harus disangga pake lidi), dengan anting-anting bundar besar (jadi inget sama hullahoop), dan model video klipnya berpenampilan agak aneh. Bahkan kebanyakan film Warkop DKI (dan kebanyakan film-film lama) menampilkan lagu-lagu dangdut sebagai soundtracknya.

Kalo dibandingkan dengan jaman sekarang, wah beda banget. Jujur aja, aku gak terlalu mengikuti perkembangan musik dangdut, tapi dengan melihat beberapa tokoh yang muncul aja, bisa dilihat bahwa musik berirama dangdut emang lagi mengalami masa kemunduran. Gak banyak album dan klip yang beredar, gak seperti dulu. Kadang denger lagu-lagu dangdut dari penjual VCD dekat rumah, banyak lagu-lagu dangdut dalam VCD tersebut yang direkam dari show-show orkes-orkes Melayu. Dan kebanyakan bukanlah lagu dangdut murni, tapi lagu-lagu pop atau rock yang didangdutkan.

Selebihnya, banyak lagu-lagu yang merupakan plagiat, hasil adaptasi dari lagu-lagu India atau Mandarin. Masih diperparah lagi dengan goyangan penyanyinya yang sering gak nyambung dengan lagu yang dibawakannya. Masa lagunya slow tapi goyangannya heboh banget, sampe-sampe panggung mau runtuh aja.

Kalo kata Bang Haji Oma, dangdut berasal dari irama Melayu, yang terkena pengaruh dari musik Barat dan India. Berarti dangdut adalah budaya asli Indonesia juga kan? Berarti pula bagi rakyat Indonesia, musik ini juga harus dilestarikan dan dibersihkan dari pengaruh-pengaruh negatifnya, agar nantinya tidak ada pencitraan negatif dari musik dangdut hanya karena penampilan dari segelintir penyanyinya.

Hah, akhirnya siomay dan es jeruk selesai dihabisi, langsung bayar ke kasir dan kembali melanjutkan perjalanan. Dari jauh, masih sayup-sayup terdengar suara lagu ‘Lenggang Kangkung’ milik Ungu, eh, Itje Trisnawati, yang jadi musik pengiring acara radio tersebut.

Minggu, 13 November 2011

Bikin Tulisan Dibaca Banyak Orang

1. Membuat ide dasar tulisanIni perlu dilakukan biar postingan gak melebar ke mana-mana. Nantinya akan membahas ide intinya, sedangkan perluasan topik gak perlu selebar kecamatan, karena udah terbatasi dengan kerangka ide dasarnya.

2. Menghindari menulis tentang kebohonganDalam artian tulisan yang dibuat bukanlah kebohongan publik, hasutan atau penghinaan kepada orang atau golongan lain. Isi tulisan seharusnya juga dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan gak asal.

3. Membuat riset yang diperlukanBiar isi tulisan gak asal tulis (biasanya pengetahuan umum), kalo perlu buat riset, cari referensi yang banyak, dan juga banyak membaca, pasti deh postingannya akan top abis dan berkualitas. Asal nyambung pula riset yang dilakukan, jangan sampe mau nulis tentang ketela tapi yang diriset malah jeruk, kan nantinya tulisannya jadi ketela rasa jeruk.

4. Mempersiapkan media penyimpanan ideKadang ide datang gak kira-kira, pergi pun dengan tiba-tiba. Maka dari itu siapkan toples buat nyimpen ide yang datang dengan seketika. Kalo gak punya toples, bolehlah kertas dan pulpen atau pensil buat sketsa dan rancangan tulisan, mesin ketik, laptop, atau komputer. Jangan sampai ide yang muncul tenggelam dengan perlahan jika tidak diberi wadah untuk menampungnya.

5. Menghargai pendapat lain yang berbedaBolehlah menulis suatu hal yang masih meragukan, karena bisa akan jadi bahan pembahasan dalam komeng-komeng pengunjungnya. Tapi yang perlu diingat adalah setiap pendapat bisa saja berbeda, maka menghargai pendapat yang berbeda itu yang perlu dilakukan. Penekanannya adalah bahwa kebenaran hanya milik Allah semata. Sekali waktu main-main ke blog lain buat belajar dan survei teknik-teknik gaya penulisan yang berbeda.

6. Tidak menunjukkan kebebalan dalam tulisanKalau menunjukkan kebodohan dan usaha untuk mau belajar sih bagus, tapi kalo menulis tentang sesuatu pendapat secara sepihak, padahal udah ada yang menjelaskan dan membahas dengan benar, itulah yang harus dihindari. Ingat lagi, bahwa manusia mungkin tidak tahu apa yang dia pikir itu benar atau salah, tapi hal itulah yang mendorong manusia untuk mau belajar.

7. Memberi judul yang hebohAsal judul dan isi tulisan nyambung aja, walaupun posting ngawur asal tetap nyambung dan kalaupun kurang nyambung jangan sampe terlalu jauh pelebarannya.

8. Tidak perlu mengikuti arusSering disarankan buatlah tulisan tentang peristiwa apa yang sedang heboh agar tulisannya ikutan heboh juga. Sebenarnya ini nggak perlu juga sih, karena kita masing-masing sebenarnya punya ide yang berbeda-beda. Lagian tidak ada batasan khusus dalam menulis. Semua terserah penulisnya.

9. Membuat tulisan yang intinya dikuasaiMisalnya menguasai ilmu dalam bidang IT, maka sebanyak mungkin membuat tulisan dari bidang IT. Tapi mengingat lagi tidak ada batasan khusus dalam menulis, bisa juga melebar ke bidang lain, asal sudah dipastikan bahwa bahasan yang akan ditulis bukan hoax karena pemahaman pribadi yang dipaksakan.

10. Mencantumkan sumber untuk tulisan yang posting ulangPenting untuk mencantumkan sumber (atau juga gambar dan foto terkait) agar tulisan tidak berbau plagiat, repost abis, atau juga hoax. Kalo tulisan diambil dari buku, ya tulis sumbernya (kaya buat makalah gitu lah), kalo diambil dari internet cantumkan alamat url-nya, lebih bagus lagi membuat link langsung ke sumber tulisannya. Meskipun hanya berupa referensi, tapi sumber tulisan juga masih cukup penting untuk dicantumkan.

11. Memakai ejaan yang benar dan menghindari memakai ejaan 4L4YUdah sering liat kan ejaan 4L4Y atau alay? Ejaan yang kaya tulisan SMS, yang beberapa hurufnya diganti angka, nggak jelas besar kecilnya tulisan, yang parah lagi membuat tulisan 10 paragraf tanpa spasi, kasihanilah pembacanya, bisa-bisa mereka capek menerjemahkan tulisan tersebut (apalagi kalo gak tersedia subtitlenya).

12. Memeriksa ulang tulisanIni untuk meminimalisir kesalahan tulis atau ketik, dan juga mengkoreksi kata-kata yang kurang tepat dalam pemaduan dengan kalimatnya. Selain itu juga untuk memahamkan diri sendiri tentang isi tulisan tadi dan bisa jadi ada ide yang kelupaan ditulis sehingga bisa ditambahkan.

13. Menajamkan ideJangan hanya sering mangkal di FB aja, tar bisa ketularan ngeblog cuma update status, mencet tombol ‘Like’, menandai foto, atau main game (emang di blog bisa ya?). Sering-sering baca di forum atau blog lain yang bermanfaat bisa lebih memperkaya ide dan gaya penulisan, siapa tau bisa memunculkan keistiqomahan ide yang terus mengalir sehingga kita bisa sering-sering buat tulisan yang bermutu, atau bisa juga membuat pembahasan dan kesimpulan tentang suatu masalah.

14. Memposting tulisanIni dia salah satu kunci penting agar tulisan bisa dibaca banyak orang. Ya jelaslah, mana bisa tulisan dibaca banyak orang kalo cuma dibuat untuk disimpan di harddisk atau flashdisk, berbagilah ilmu dalam tulisan dengan orang lain, maka postinglah. Bisa di blog, forum, jejaring sosial, situs berita terbuka, asal posting. Kalo perlu, sebanyak mungkin punya akun di beberapa domain biar tulisan tersebar luas.

15. Memilih waktu yang tepat untuk postingIni yang paling penting, banyak orang menganalisa kapan waktu yang tepat buat posting biar tulisan bisa dibaca banyak orang. Kalo buat aku, waktu yang paling tepat adalah saat online dengan internet. Mau posting pagi, siang, sore, malam, atau dini hari, tapi kalo gak online nunggu sampe kucing hitam beruban pun gak akan nyampe tuh postingan ke webserver.

16. LegawaKalo udah menerapkan langkah-langkah di atas, udah posting tapi ternyata gak ada yang baca, yah diterima saja dengan ikhlas, karena sebenarnya dengan posting aja udah merupakan satu langkah kemajuan daripada tulisan gak diposting. Kalopun ternyata postingan dinilai gak berkualitas atau dianggap postingan sampah, tetap diterima dengan ikhlas, barangkali emang tulisan tidak sesuai dengan pemahaman banyak orang. Tetap percaya diri saat gak ada yang bisa dipercaya.

Ini cara singkat aja yang biasanya aku lakukan untuk membuat tulisan bisa dibaca banyak orang, ada istilah ‘Kerjakan yang kamu tulis, tulis yang kamu kerjakan’. Banyak tips-tips lain yang beredar dan biasanya dari para blogger senior-senior yang sangat berpengalaman. Mungkin teman-teman juga punya cara sendiri-sendiri yang lebih hebat, maka jangan malu-malu untuk memenuhi kotak komeng buat berbagi tips-tipsnya.

Sabtu, 12 November 2011

Hikmah dari Film

Mengambil hikmah dan pelajaran dari film adalah hal yang perlu. Bagiku, apapun film, pemain, latar belakang, ataupun ceritanya, kalo ada hikmah atau pelajaran yang baik yang bisa diambil, maka sebaiknya harus diambil dan dijadikan bahan perenungan bagi kehidupan nyata. Selain itu, hikmah dalam film akan menjadi nilai plus tersendiri dari film itu sendiri, yang akan membedakannya dengan sinetron-sinetron atau film-film kosong tanpa inti.

Banyak film yang sarat makna kehidupan yang bisa diambil pelajarannya. Ada pelajaran yang baik, namun banyak pula pelajaran yang jelek. Sebagai seorang yang sufi (suka film), maka harus mempertebal filter dalam menyaksikan sebuah film, dan terlebih lagi harus jaim (jaga iman), jangan sampai malah pelajaran yang buruk yang melekat di ingatan kita.

Bisa saja kemudian film itu begitu disukai, sehingga tokoh dalam film tersebut menjadi model peran dalam kehidupan. Namun yang perlu diperhatikan juga adalah siapa dan bagaimana tokoh tersebut, apakah sesuai dan pantas untuk disukai, atau bahkan malah diidolakan. Kalo mungkin disukai saja, berarti mungkin kita bisa mengambil hal-hal yang positif darinya. Tapi kalo udah diidolakan, berarti menjadikannya panutan dalam kehidupan dan apapun yang ada jadi serba seperti tokoh tersebut.

Perlu diingat pula, semua film (meskipun diambil dari kisah nyata) adalah suatu cerita rekaan dan peragaan peristiwa, dan pemeran-pemerannya bukanlah tokoh aslinya. Mereka hanya berpura-pura berperan sebagai tokoh dalam film tersebut. Sehingga karakter yang dimainkan dalam film tidak lantas kemudian menjadi perwatakan dalam kehidupan keseharian pemeran tersebut. Jadi yang perlu diperhatikan adalah mengambil hikmah dan pelajarannya adalah nilai-nilai positif dari tokoh dalam film tersebut, bukan hanya dalam kenyataan si pemeran tadi.

Bagaimanapun, cerita seru dalam film tidak menjamin munculnya nilai-nilai positif yang bisa didapat. Sebagai contoh, aku begitu menyukai cerita dalam film trilogi Ocean’s, kecerdasan dan kecerdikan para tokoh-tokohnya, alur cerita dan adegan-adegan yang seru, tapi tak bisa dipisahkan bahwa mereka memainkan peran sebagai pencuri. Sehingga yang diambil bukanlah dari sisi pencurinya, tapi pelajaran bagaimana cara berpikir cerdas, cepat dan cerdik dalam segala situasi.

Kamis, 10 November 2011

Gecko

Ada sebuah cerita yang cukup menarik, meskipun sebenarnya sangat sederhana dan standar. Kalo ada lagu Sang Kodok, yang menceritakan cerita dari kodok, kemudian sambung-menyambung dengan hewan-hewan lain, cerita ini juga seperti itu, cuma tokohnya di sini bukan kodok, melainkan tokek. Tokek bermasalah dengan kunang-kunang, kunang-kunang bermasalah dengan burung pelatuk, burung pelatuk bermasalah dengan katak, katak bermasalah dengan kumbang hitam, kumbang hitam bermasalah dengan kerbau, kerbau bermasalah dengan hujan, dan terakhir hujan bermasalah dengan tokek.

Ada hikmah yang terkandung dalam cerita tadi, bahwa setiap orang punya masalah sendiri-sendiri, maka dari itu diperlukan hidup damai dan saling pengertian dengan tetangga di lingkungannya. Dan terlebih lagi, terkadang masalah itu akan berpengaruh kepada penghuni lainnya, dan seringnya kemudian masalah akan berputar balik ke dirinya sendiri.

Terkadang juga untuk menyelesaikan masalah berantai seperti ini diperlukan seorang yang bijak dan arif sebagai penengah dan pembimbing, dalam cerita ini ditunjukkan dengan sosok kepala desa, yang dengan sabar mendengarkan cerita semua penghuni dan memberi keputusan akhir dengan tanpa merugikan pihak manapun.

Rabu, 09 November 2011

Deep Freeze

Bagi yang sering ngenet di warnet berbasis Windows, mungkin seringkali melihat logo bulat dengan gambar kepala beruang kutub di system tray, di bagian kanan bawah layar. Itu adalah logo yang menandakan bahwa komputer ini telah diinstal program Deep Freeze untuk mengunci partisi hardisknya. Program ini akan melindungi partisi dari perubahan yang terjadi secara sengaja ataupun tidak sengaja.

Prinsip kerja Deep Freeze hampir sama dengan System Restore Windows ataupun Keylogger. Kalo Keylogger merekam semua pergerakan tombol keyboard, sedangkan System Restore akan merekam perubahan sistem Windows, maka Deep Freeze mencatat segala perubahan bukan saja pada sistem Windowsnya, tapi semua aktifitas termasuk penyimpanan dan penghapusan file dalam partisinya. Catatan perubahan itu akan direstore kembali saat komputer dishutdown, jadi saat komputer dinyalakan kembali perubahan yang tadinya terjadi sudah dikembalikan dengan program ini. Tidak ada perubahan dalam file, bahkan file yang ditambahkan ke dalam partisi pun hilang karena perlindungan Deep Freeze.

Makanya program ini dibutuhkan di warnet atau rental komputer berbasis Windows, selain untuk melindungi dari tangan-tangan jahil juga bisa melindungi dari virus yang menyerang sistemnya. Karena secara otomatis virus yang masuk akan tertolak kembali saat komputer dimatikan dan dihidupkan kembali. Proses penginstalannya pun sederhana, di awal proses partisi yang akan dikunci dipilih dulu, bisa semua atau satu-satu aja. Setelah itu tinggal menunggu prosesnya, yang jika sudah selesai maka komputer akan restart sendiri. Saat hidup kembali, program akan mengkonfirmasi apakah user ingin memberikan password untuk penguncinya. Jika ingin memberi password, pastikan yang mudah diingat.

Jadi jika ingin memproses file partisi yang sudah diproteksi, maka kunci harus dibuka dulu. Logo beruang kutub tadi diklik dua kali sambil mencet tombol shift sampai keluar kotak dialog yang mengharuskan user mengisikan passwordnya. Setelah itu baru muncul pilihan bootnya. Untuk membuka proteksinya maka dipilihlah Boot Thawed, sebaliknya untuk memberi proteksi dipilih Boot Freeze. Setelah selesai maka komputer harus direstart untuk memproses permintaan. Baru setelah itu proses file bisa dilaksanakan.

Tentunya masih saja ada kekurangan dengan sistem keamanan seperti ini. Beberapa pengalamanku menunjukkan ternyata partisi masih bisa diterobos virus. Terutama jika virusnya menyerang program Deep Freezenya sendiri, maka program akan rusak dan tidak bisa dibuka kuncinya, harus instal ulang atau repair Windowsnya. Atau kalo saat penginstalannya sistem Windows udah kena virus, maka Deep Freeze ikutan rusak dan proteksi akan berlangsung selamanya sampai Windows diinstal kembali.

Perlakuan programnya pun emang agak ribet karena memang prosedur pengamanannya seperti itu. Menginstal program baru harus membuka dulu kuncinya, restart, instal program, mengunci kembali, kemudian restart kembali. Tapi di balik kelemahannya ini, proteksi yang diberikan emang cukup terlihat bagus.

Biasanya sebelum menginstal Deep Freeze, aku selalu memastikan seluruh setting sistem dan program sudah berjalan sempurna, tidak ada virus di dalamnya, program antivirus terupdate juga udah terpasang, dan yang terpenting menentukan titik penyimpanan file setelah diberlakukannya Deep Freeze. Jika semua udah berjalan dan memenuhi persyaratan, maka Deep Freeze bisa diinstal (tentunya installernya juga jangan yang bervirus, karena jika kena virus program juga akan rusak dan merusak sistem). Dengan perlakuan yang normal terhadap sistemnya, Windows akan aman dan bertahan lebih lama dari file corrupt dan virus.

Menariknya, ada program lain untuk membuka freezenya, salah satunya adalah Undeep Freeze. Program ini untuk membuka kunci freeze tanpa mengisikan passwordnya. Prosesnya setelah menjalankan program ini akan sama dengan saat Deep Freeze normal membuka kunci atau menutup kembali, kecuali tanpa memberikan password. Malah juga bisa mengganti password asalnya dengan password baru, yang ini bermanfaat buat yang lupa passwordnya, selain itu juga bermanfaat untuk ngejahilin komputer yang difreeze.

Selasa, 08 November 2011

Nonton 'Laskar Pelangi'

Kalo teringat film Laskar Pelangi, pasti teringat insiden memilukan tentang rencana nonton bareng yang gagal. Rencananya kantor akan mengadakan nonton bareng film Laskar Pelangi di bioskop untuk seluruh karyawan bersama keluarga. Maka rencana dan jadwal pun disusun, karena gak mungkin meninggalkan rumah sakit tanpa karyawan. Setelah perhitungan dan penjadwalan giliran, maka pemesanan tiket dilaksanakan. Aku bertugas sebagai petugas pemesanan tiket ke bioskop, karena film ini banyak peminatnya, sehingga yang liat pun harus pesan sebelum hari nontonnya. Pemesanan tiket pertama kalo gak salah aku lakukan seminggu sebelumnya, langsung ke bagian pemesanan (bukan lewat loket). Sedangkan yang kedua aku lakukan sekitar dua hari sebelum harinya, kali ini langsung ke loketnya karena waktu itu loket udah buka untuk persiapan jam tayang film hari itu.

Maka jaminan tiket pun udah beres, disepakati jam kumpul langsung di gedung bioskopnya paling lambat setengah jam sebelum jam tayangnya. Aku datang agak terlambat, langsung mengurusi tiket yang udah dipesan. Nah, saat konfirmasi inilah, timbul keruwetan. Ternyata tiket yang aku pesan di bagian pemesanan tidak ada! Sedangkan tiket yang aku pesan di loket semua aman. Negosiasi dengan pihak bioskop pun dimulai, masalah utamanya ternyata adalah dari bagian pemesanan belum konfirmasi tentang pemesanan tiket kami ke bagian tiketnya, padahal uang udah dibayar lunas. Dan yang bikin tambah ruwet adalah bagian pemesanan sedang ke luar kota. Setelah perundingan yang cukup lama, disepakati seluruh uang dikembalikan, dan ditawarkan jam dan hari lain untuk menggantinya, mengingat seluruh kursi hari itu udah dipesan habis. Dengan penawaran baru ini, ada beberapa orang yang akhirnya tidak jadi nonton bareng, karena jam yang ditawarkan sangat tidak sesuai dengan jadwal sholat kami.

Dalam keadaan yang butuh keputusan cepat, kami menentukan siapa saja yang tetap menonton jam itu. Beberapa karyawan yang membawa keluarganya diprioritaskan tetap nonton, sedangkan yang lain punya opsi untuk mengambil jam tayang keesokan harinya. Sedang beberapa karyawan yang lain memutuskan tidak menonton. Aku termasuk dalam karyawan yang tidak ikut nonton, meskipun akhirnya beberapa hari kemudian aku nonton sendiri film itu.

Bagi manajemen kami, film ini sangat penting untuk kami tonton. Banyak pesan moral dan motivasi bekerja dalam keadaan yang serba kekurangan, yang bisa kami contoh untuk diterapkan dalam pekerjaan kami kemudian. Selain juga film ini mengangkat sebuah sekolah Muhammadiyah, persyarikatan yang sama yang menaungi rumah sakit kami.

Senin, 07 November 2011

Jurit Malam

Ingat kemah, pasti ingat jurit malam. Jurit malam adalah perjalanan penjelajahan alam yang dilakukan di malam hari. Perjalanan bisa dilakukan di sekitar lingkungan perkemahan saja, atau bisa juga ke luar daerah lingkungan kemah. Jurit malam ini tidak hanya membutuhkan fisik yang kuat, lebih dari itu mental juga sangat harus dipersiapkan, karena seringnya jurit malam disertai dengan pelatihan mental berbentuk tempaan para senior untuk yuniornya. Untuk bangun pun para yunior udah dipaksa dan dibentak-bentak, dengan waktu persiapan yang sangat singkat.

Aku pertama kali mengikuti perkemahan di awal kelas 1 SMP. Itulah pertama kali pula aku mendapatkan pengalaman jurit malam. Tapi jurit malam yang paling berkesan bagiku adalah di pertengahan kelas 1, kemah empat hari di lapangan Desa Dukuh. Di malam terakhir kemah, kami dibangunkan dengan paksa dari tidur kami yang tidak cukup pulas. Setelah dikumpulkan di tempat yang agak lapang, mata kami ditutup dengan kain setangan leher kami sendiri, kemudian disuruh berjalan beriringan dengan rute yang tidak sama tiap regu. Saat kami mulai kehilangan orientasi, kami seolah diajak berjalan menyeberangi sungai, melewati bawah pohon, menerobos bawah jembatan, menyusuri jalan miring, dan lain-lain. Saat kemudian acara selesai kami baru tahu bahwa jalan-jalan tadi hanya buatan kreatif para senior, walaupun ada seorang teman yang terperosok di comberan beneran.

Di awal kelas 1 SMK juga gak kalah seru. Gak menyangka bakal ada serangan mendadak, dari semua peserta hanya 4 orang peserta yang berpakaian lengkap, termasuk aku. Tapi gak ada perbedaan, baju lengkap atau tidak sama saja, kena damprat semua. Si baju tidak lengkap, dimarahi karena tidak sempat pake baju lengkap. Sedangkan si baju lengkap, dimarahi karena tidak mengingatkan temannya soal bajunya. Lah, gimana bisa ngingetin, dengan waktu bangun segitu buat ngurusin diri sendiri aja gak bisa.

Setelah acara, teman-teman masih mengingat dan membahas pengalaman apa aja yang mereka alami selama jurit malam tadi. Teman yang tidak sempat pake kaus kaki tapi pake baju, dibandingin sama sepatu kuda. Yang tidak pake sepatu hanya pake kaus kaki dibilangin mau kung fu. Yang bajunya gak sempat dimasukin dibilang pake baju hamil. Dan lain-lain kata-kata lucu yang terkenang bagi mereka.

Mengalami sebagai peserta, pernah juga mengalami sebagai senior. Ada dua perkemahan yang cukup berkesan. Yang pertama, kemah di awal kelas 2, di masa-masa pertama sebagai senior. Bertempat di dalam sekolah, aku mendapat tugas jaga pos pertama. Tempat posku ini terkenal sebagai salah satu sudut sekolah yang angker, tempat sepeda umum. Jaga dua orang, eh malah teman jagaku ke kamar mandi dulu, agak lama pula. Jadilah aku jaga sendirian di pos, padahal regu yang lewat situ datangnya masih agak lama. Itupun temanku juga belum datang saat regu pertama datang. Tapi alhamdulillah tidak ada gangguan apa-apa selama aku di situ sendirian.

Pengalaman yang kedua saat kemah di luar sekolah. Kemah empat hari yang disebut Kemah Bakti Taruna Teknik (KBTT), kemahnya anak-anak STM, di hari pertama jaga pos di tengah kebun bambu, bersama seorang temanku. Selama menunggu kami berbincang-bincang, pokoknya untuk mengisi waktu biar gak kosong. Lama banget regu yang ditunggu gak muncul, kami sedikit terhibur karena tempat mangkal kami dekat dengan sarang kunang-kunang, cukup banyak kunang-kunang yang muncul di sekitar kami waktu itu. Tapi karena kelamaan nunggu, kami memutuskan kembali lewat jalan awal tadi. Ternyata kami salah tempat dan salah jalan, pos yang seharusnya kami tempati ada di sekitar 100 meter dari tempat kami, dan jalannya gak melewati pos yang sebelumnya kami tempati itu. Nyampe di pos yang sebenarnya, udah lewat regu terakhir yang melewati. Jadilah, ternyata kami menjaga pos abstraknya aja.

Biasanya buat menghadapi serangan dibangunin mendadak, sebelum tidur di hari yang aku curigai sebagai malam eksekusi, aku pake baju lengkap, kecuali sepatu. Pakaian aku tutup dengan memakai jaket, sedangkan sepatu ditaruh di dekat tempat tidur, biar begitu serangan bisa langsung disambar aja. Meskipun demikian, pernah juga salah nyambar sepatu teman, pas dipakai kok terasa sempit gitu gak nyaman, pas hari udah terang eh ternyata bukan sepatuku. Aku biasa ngambil tempat tidur di tempat paling pinggir tenda, jadi bisa langsung dalam posisi siaga lebih cepat. Tentunya semua teman satu regu juga sudah mempunyai persiapan seperti itu pula saat menghadapi situasi sulit bersama.

Minggu, 06 November 2011

Kisah Sang Banowati

Dewi Banowati, putri yang cantik dan manja, adalah permaisuri Prabu Anom Suyudana atau Duryudana dari Astinapura. Puteri Prabu Salya dari Kerajaan Mandaraka ini bersaudara lima orang. Kakaknya, Dewi Erawati, setelah dewasa menjadi istri Prabu Baladewa. Dewi Surtikanti menjadi istri Adipati Karna. Banowati anak ketiga, menjadi istri Suyudana, walaupun sebenarnya ia amat mencintai Arjuna. Ia masih punya dua orang adik, yaitu Burisrawa dan Rukmarata. Ketika Arjuna membantu Baladewa menemukan Dewi Erawati yang diculik oleh Kartawiyoga, Banowati berkenalan dengan ksatria tampan itu. Segera ia jatuh cinta pada Arjuna. Walaupun sebenarnya Arjuna juga tidak menolak cinta putri Prabu Salya itu, namun cinta remajanya kandas, karena akhirnya Dewi Banowati terpaksa menjadi istri Prabu Anom Suyudana atas desakan ayahnya dan kakak iparnya, Baladewa. Ia bersedia diperistri Suyudana dengan syarat agar waktu akan menjadi pengantin, Arjunalah yang memandikan dan merias dirinya. Meskipun syarat itu sebenarnya amat menyinggung perasaan Suyudana, namun penguasa Astina itu akhirnya menyetujuinya. Sebagian dalang menyebutkan pada saat dimandikan dan dirias, Dewi Banowati mendapat mantera ajian dari Arjuna yang menyebabkannya tetap seperti perawan, walaupun kelak setelah melahirkan anak.

Dalam pewayangan Dewi Banowati adalah contoh karakter wanita yang tidak setia pada suami. Setelah kawin dengan Suyudana, Banowati masih tetap saja mencintai Arjuna. Perasaan cinta ini pula yang menyelamatkan jiwa Burisrawa, adik Banowati. Burisrawa suatu saat masuk ke kediaman Arjuna di Kasatrian Madukara dan berusaha memperkosa Dewi Wara Subadra, istri Arjuna. Dalam usaha mempertahankan kehormatannya Dewi Subadra mati tertusuk keris Burisrawa. Putra Prabu Salyapati ini akhirnya tertangkap dan seharusnya akan dihukum mati, tetapi Dewi Banowati segera datang dan membujuk Arjuna, sehingga Burisrawa diampuni dan akhirnya dibebaskan.

Dalam berbagai cerita pedalangan sering dikisahkan secara samar tentang hubungan gelap dan perselingkuhan Banowati dan Arjuna. Ketika Banowati melahirkan anaknya yang pertama, wajah bayi itu temyata amat mirip dengan Arjuna. Kenyataan ini amat menggelisahkan Banowati dan Arjuna, karena mereka khawatir perselingkuhannya terbongkar. Karenanya Arjuna lalu memohon pada para dewa agar anak Banowati jangan mirip dirinya. Permohonan itu dikabulkan, dan wajah bayi itu berubah menjadi mirip Suyudana. Anak pertama Banowati ini diberi nama Lesmana Mandrakumara, yang tingkah lakunya seperti orang lemah mental. Anak keduanya diberi nama Lesmanawati, lahir sebagai putri cantik. Lesmana Mandrakumara mati dibunuh Abimanyu dalam Baratayuda, sedangkan Dewi Lesmanawati diperistri Warsakusuma, putra Adipati Karna.

Menjelang dan selama Baratayuda berlangsung, beberapa tokoh Kurawa mencurigai Dewi Banowati sering membocorkan rahasia pihak Kurawa kepada pihak Pandawa. Bambang Aswatama, putra tunggal Begawan Drona, termasuk tokoh pengikut Kurawa yang amat membenci Dewi Banowati. Terlebih lagi ketika selesai Baratayuda, Banowati yang waktu itu sudah janda, dengan senang hati ternyata bersedia menjadi istri Arjuna. Dengan dendam yang meluap dan kebencian yang membara, pada suatu malam Aswatama berhasil menyusup ke Keraton Astina dan membunuh Banowati.

Walaupun kecantikan dan kemolekan tubuhnya tidak ada celanya, Dewi Banowati memang bukan contoh karakter wanita yang baik dalam pewayangan. Cintanya pada Arjuna membuat Banowati sebagai seorang istri bukan saja mengabaikan dan merendahkan wibawa suaminya, namun juga mengkhianatinya. Sebagian dalang Wayang Kulit Purwa bahkan menempatkan Banowati sebagai sasaran olok-olok. Ki Dalang antara lain mengunakan tokoh panakawan untuk mengungkapkan sindiran atau olok-oloknya. Biasanya tokoh Petruk yang ditampilkan untuk keperluan itu.

Selain itu pada beberapa lakon carangan Banowati juga diberi peran sebagai wanita gampangan. Misalnya, dalam lakon Brajadenta-Brajamusti, atau Brajadenta Mbalela, dikisahkan Brajadenta beralih rupa menjadi Gatotkaca, dan kemudian merayu Dewi Banowati. Mengenai tabiat Dewi Banowati yang tidak terpuji itu, sebenarnya seluruh keluarga Kurawa juga mengetahui atau mencurigainya. Tetapi karena sikap Duryudana yang tetap melindungi istrinya, membuat mereka tidak bereaksi secara terang-terangan. Mereka takut pada saudara tuanya. Hanya Aswatama, putra tunggal Begawan Drona, yang diam-diam menaruh dendam pada permaisuri Astina itu. Nama Banowati, dalam Kitab Mahabarata ditulis Bhanu-matti, yang artinya 'wanita bercahaya bagaikan sinar matahari'. Kata 'banu' atau 'bhanu' artinya matahari, sedangkan kata 'matti' atau 'wati' menunjukkan bahwa ia seorang wanita.

Dalam seni kriya Wayang Kulit Purwa tokoh Dewi Banowati dilukiskan dalam dua wanda, yakni wanda Golek dan wanda Berok.  Selain pada Wayang Purwa, nama Dewi Banowati juga terdapat pada Wayang Krucil atau Klitik, dan di pentas Langendriyan. Banowati yang ini adalah istri Adipati Ranggalawe dari Tuban. Mereka mempunyai tiga anak, yakni Dewi Sekati, Watangan, dan Buntaran.

Lakon-lakon yang melibatkan Banowati adalah Kartawiyoga Maling, Alap-Alapan Surtikanti, Suyudana Rabi, Subadra Larung, Brajadenta-Brajamusti, dan Aswatama Nglandak. (referensi)

Banowati bermata jaitan, hidung mancung agak mendongak. Tetapi dalam tingkah lakunya, mata itu membelalak dengan kerlingan tajam (Jawa; njambal goreng), dan bila pandangannya mengenai orang terasa pedas menusuk hati. Banowati berjamang dengan garuda membelakang, bersunting waderan panyang, bersanggul gede, jatuh di atas bahu. Berkalung ulur-ulur. Banowati berwanda Golek, karangan Sri Sultan Agung, dan Berok. (sumber dari Sedjarah Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965, disusun oleh Pak Hardjowirogo, diambil dari sini)

Sabtu, 05 November 2011

Serial Sayembara

Di awal dekade tahun ’90, sebelum punya antena parabola, televisi di rumahku hanya bisa menangkap dua siaran stasiun televisi, yaitu televisi pemerintah TVRI dan TPI. TVRI siaran mulai jam setengah tiga sore sampai malam (kecuali hari Ahad siaran sejak pagi), sedangkan TPI siaran mulai sekitar jam 5 pagi sampai jam 2 sore. Jadi semacam ada shift siaran pagi dan shift siaran sore gitu. Karena tidak ada pilihan channel lain, maka apapun yang ada di siaran dua stasiun televisi tadi mau tidak mau ya itulah yang disaksikan (kecuali kalo milih gak nonton televisi, tapi nonton radio). Untungnya, di siaran jaman Orde Baru ini, banyak program berkualitas dan mendidik, sehingga mutu dan kualitas siaran tetap terjaga, sampai kemudian ada yang kangen dengan acara-acara tipi jaman dulu.

Dalam beberapa kesempatan, TVRI (terutama stasiun siaran Surabaya yang nyampe di daerahku) menyiarkan sebuah sandiwara berhadiah. Tentu saja jangan samakan dengan acara berhadiah jaman sekarang yang tinggal pake SMS aja, dulu harus kirim pake kartu pos, bahkan pake kuitansi berlangganan koran juga (waktu itu Jawa Pos yang jadi sponsornya). Acara berhadiah lewat telepon bahkan baru muncul sekitar tahun ’95. Di antara sandiwara yang aku ingat ada empat judul, dua di antaranya berupa ketoprak sayembara, satu ludruk sayembara, dan satu lagi berupa mirip sinetron tapi bersayembara. Tentu saja ketoprak dan ludruk pake bahasa Jawa, jadi para penontonnya juga bisa sambil belajar penggunaan dan pengkosakataan bahasa Jawa. Terutama bagi anak-anak sekolah seperti aku, hal ini sangat membantu dalam mendukung pelajaran bahasa Daerah di sekolah.

Beda antara ketoprak dan ludruk terutama dari penggunaan bahasanya. Ketoprak yang lebih menggunakan bahasa Jawa kromo inggil (sesuai dengan daerah asalnya dari Jawa Tengah), tentunya lebih terkesan halus daripada ludruk yang sering menggunakan bahasa Jawa ngoko (karena aslinya dari budaya Surabaya) yang juga bahasa percakapan sehari-hari, sehingga lebih gampang dimengerti. Namun sama saja, di suatu adegan pasti ditemukan penggunaan bahasa Jawa halus di ludruk.

Aku udah lupa judul-judulnya, kalo gak salah satu ketopraknya tentang sebuah pusaka berupa Siung Macan Kumbang. Dalam sebuah huru-hara, pusaka ini hilang dicuri. Hal inilah yang kemudian dijadikan obyek sayembaranya, siapakah yang mencuri pusaka tersebut. Sedangkan ludruknya ceritanya lebih menegangkan lagi, tentang perebutan peta harta karun. Salah satu pemegang peta berusaha untuk menjatuhkan dan merebut bagian peta yang lain. Orang inilah yang dijadikan tebakan dalam sayembaranya.

Yang paling menegangkan adalah cerita sinetronnya, berjudul ‘Tragedi’, tentang pembunuhan seorang konglomerat di sebuah villa miliknya. Ditengarai pembunuhnya ingin merebut harta sang konglomerat tersebut dengan membunuhnya, disertai dengan perencanaan pembunuhan orang-orang dekatnya. Begitu menegangkannya, sampai-sampai terbawa mimpiku setelah melihat episode terakhirnya yang membuka kedok siapakah pembunuh sebenarnya.

Keempat serial ini dibagi menjadi empat episode masing-masing, sehingga waktu pelaksanaan sayembaranya sekitar empat minggu dari penayangan episode pertama. Episode pertama merupakan episode induk di mana para penontonnya masih bingung mencari dan meraba-raba ke mana alur dan siapa tokoh-tokohnya, tapi peristiwa utamanya ada di sini. Episode kedua mulai menguak bagaimana perwatakan serta lika-liku jalan cerita, membuka tersangka-tersangka tapi belum mengerucut ke pelaku sebenarnya. Episode ketiga hampir sama dengan episode kedua, tapi kebanyakan di sini tokohnya mulai berkurang karena disingkirkan oleh sang pelakunya, sehingga penyangkaan pelaku sudah mulai terarah tetapi masih samar-samar. Di episode terakhirlah, secara mengejutkan ditampilkanlah pelaku sebenarnya, yang sering orang tidak menduga bahwa dialah yang melakukan semua kekacauan ini.

Jumat, 04 November 2011

Mencari Televisi

Dulu di televisi cukup banyak ditampilkan film serial dari daerah Timur Tengah. Kebanyakan adalah cerita-cerita para tokoh alim ulama yang terkenal sampai sekarang, tapi tidak jarang pula cerita biasa, tapi punya nilai keteladanan yang sangat tinggi. Beberapa yang masih aku ingat adalah cerita raja muslim dari India, Tipu Sultan, yang punya ciri khas dengan warna loreng harimaunya. Kemudian ada pula cerita Ibnu Taimiyyah, masa perjuangan dan kehidupan beliau. Dan yang paling lama dan cukup berkesan adalah serial epik Mahabharata dan Ramayana, tentunya versi India.

Seperti khas film manca, film-film tadi kemudian ditampilkan dengan dubbing. Kecuali Mahabharata yang pada awal-awal episodenya masih pake bahasa aslinya, yang lain sudah menggunakan bahasa Indonesia di awal episodenya, sehingga tidak terlalu sulit bagi para penonton yang malas membaca terjemahan. Padahal sebelum dekade tahun ’90-an, bahkan film-film kartun anak-anak hampir semua memakai bahasa aslinya yang diberi terjemahan di tampilan bawahnya.

Dari beberapa film serinya, tak banyak yang bisa aku mengerti dari jalan cerita film itu, meskipun aku selalu mengikuti dari episode ke episodenya. Selain Mahabharata dan Ramayana, beberapa film lainnya menonjolkan cerita keislaman dan keteladanan para tokohnya. Terlihat jelas bagaimana budaya bangsa Timur Tengah pada jaman dulu tercermin dari tampilan film tersebut. Melihat film Ibnu Taimiyyah membuatku mempunyai gambaran gimana kehidupan orang-orang Arab jaman dulu, yang berlatar setting di negeri Syam. Melihat Tipu Sultan, mencerminkan bagaimana kejayaan kerajaan Islam India saat berjuang melawan penjajah Inggris.

Sedangkan di jaman sekarang, tak banyak lagi stasiun televisi yang ingin menayangkan film-film kolosal seperti itu. Bahkan serial silat yang ngetrend di akhir ’90-an juga udah jarang. Dari film serial manca, televisi lebih memilih menayangkan drama remaja dari Korea daripada kisah teladan para sufi. Bukan hanya akan memberikan teladan yang keliru bagi para remaja, kisah-kisah seperti ini cepat atau lambat akan terhapus dari ingatan para remaja penonton televisi, karena terlalu sering terisi dengan cerita mendayu-dayu seperti sinema elektronik buatan Indonesia pula.

Maka, cobalah untuk mempunyai televisi. Televisi di sini kita ambil dalam arti yang sebenarnya, tele dan vision. Tele berarti jauh, sedang vision berarti pandangan. Sehingga televisi dengan mengambil arti yang sebenarnya adalah memandang jauh, bukan hanya memandang apa yang dilihat di depan mata kita saja, tapi jauh ke depan, melihat apa yang ada terhampar di luar daya pandang terbatas kita, yang belum seluruhnya kita jelajahi. Walaupun tetap saja harus ada batasan tertentu bagaimana cara pandang kita.

Mengambil hikmah dari apa yang kita saksikan tentu saja merupakan suatu keharusan dan kebijakan. Tidak menelan mentah-mentah apa yang disajikan, menyeleksi dan membedakan mana yang baik dan mana yang benar, adalah kewajiban kita dalam memelihara tingkat keimanan dan ketaqwaan kita, di samping sebagai rasa syukur kita kepada Allah yang telah mengkaruniakan kepada kita akal yang sehat.

Kamis, 03 November 2011

Puji-Pujian

Sungguh, berhati-hatilah terhadap segala pujian atau sanjungan. Terlebih lagi jika pujian itu diucapkan di depan banyak orang. Di balik pujian itu, tersembunyi sebilah pedang yang bisa memenggal leher orang yang gemar dipuji.

Dalam kitab Al-Arba'in fi Ushul ad-Dien, Iman Ghazali meriwayatkan bahwa sekali waktu seseorang memuji sahabatnya di depan Rasulullah Muhammad SAW. Saat itu beliau bersabda, "Celaka kamu. Kamu telah memotong leher sahabatmu."

Ghazali mengungkapkan ada beberapa penyakit hati yang merupakan cerminan akhlak tercela, baik bagi orang yang memuji mau pun yang dipuji. Penyakit hati yang diidap orang yang suka memuji orang lain - menurut Ghazali, biasa terjadi di kalangan penguasa, orang-orang yang punya kedudukan atau kekayaan - adalah dusta, lancang (suka menjilat), dan munafik.

Orang yang bangga atau suka dipuji-puji mudah sekali terkena penyakit hati; sombong, congkak, riya', dan membanggakan diri sendiri. Di samping dikutuk Allah - karena mengidap sifat-sifat setan - sesungguhnya mereka termasuk orang yang dungu. Sudah sombong, riya', dan membanggakan diri, mau pula membiarkan lehernya dipotong orang lain.

Begitu buruk dan seriusnya akibat penyakit hati yang disebabkan oleh pujian, sampai-sampai dalam kitab Al-Arba'in fi Ushul ad-Dien Ghazali mengutip peringatan Rasulullah, "Jika seseorang berjalan kepada orang lain membawa sebilah pisau tajam, maka itu lebih baik daripada dia memuji seseorang di depan hidung orang tersebut." Dalam ungkapan sehari-hari, sabda Nabi itu bisa diterjemahkan, "Lebih baik kau ancam aku dengan pisau daripada kau bunuh aku dengan pujianmu."

Pujian seseorang kepada orang lain biasanya disampaikan dengan kata-kata manis disertai pamrih tertentu. Pamrih inilah - umumnya berkonotasi negatif - yang sesungguhnya yang amat berbahaya. Ia bagai racun mematikan yang berlapis madu. Ghazali menyebut orang yang suka memuji, memiliki sifat "munafik"; tampak manis di lapisan luarnya, tapi mematikan di bagian dalamnya.

Terhadap orang seperti itu, Ghazali mengutip pernyataan keras Rasulullah, "Taburkanlah tanah ke wajah para pemuji." Cara lain, berdoa kepada Allah seperti dilakukan Sayidina Ali RA ketika dipuji seseorang, "Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang dia tidak ketahui dan jangan Engkau siksa aku atas apa yang mereka katakan, serta jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka kira".

Pujian sesungguhnya ungkapan yang agung dan tidak bisa dikotori oleh hal-hal buruk yang hanya layak ditujukan kepada Dzat Yang Mahaagung. Semua ayat tentang pujian dalam Al-Qur'an semata-mata hanya ditujukan untuk Allah SWT. Karena sesungguhnya, manusia terlalu kerdil dan tidak memiliki derajat untuk dipuji. Wallahu a'lam bish-shawab.

Rabu, 02 November 2011

Komersialitas Adzan

Produsen, menggunakan segala celah untuk membuat iklan produk mereka sebagai strategi pemasaran. Yang terjadi kemudian, banyak acara yang kemudian diselingi dan disisipi iklan terselubung. Banyaknya acara reality show, kemudian dimanfaatkan pihak sponsor untuk menjajakan produknya terselip dalam acara tersebut. Sehingga yang terlihat pemeran show menggunakan produk sponsor dalam siaran mereka.

Namun sayangnya, ada beberapa yang kemudian kurang pas dalam pemanfaatan lahan iklan. Seperti yang aku lihat beberapa hari yang lalu. Tadinya bermaksud mencari siaran adzan Maghrib di televisi lokal, yang aku temukan adalah adzan untuk daerah Surabaya dan sekitarnya dari stasiun swasta lokal propinsi. Tadinya gak terlalu memperhatikan, tapi kemudian ibu nyeletuk kalo ada iklannya di siaran adzannya. Kemudian aku perhatikan, ternyata benar, ilustrasi gambaran dalam adzan menunjukkan beberapa produk muncul dalam siaran beberapa menit ini.

Sebenarnya pantas gak sih, siaran adzan diisi dengan ilustrasi seperti itu? Kebanyakan siaran adzan memang menampilkan ilustrasi, yang kadang tidak ada sambungannya sama sekali dengan ibadahnya. Bahkan ada stasiun televisi yang ilustrasi adzannya ada ceritanya. Kalo itu sih sebenarnya gak terlalu bermasalah, yang penting kan kumandang adzannya. Tapi kalo ada komersialitas di sini, sepertinya siaran ini bukan siaran yang pas untuk ditampilkan iklan di dalamnya.

Lebih pas kalo kemudian acara memasak, ada iklan peralatan memasaknya, yang sebenarnya juga kurang pas karena peralatan memasak tidak terlalu berpengaruh dalam rasa masakannya. Tapi kalo kemudian acara memasak itu ada iklan vitaminnya, kayanya itu juga gak ada sambungannya dengan rasa dan proses masakannya.

Daftar Blog Saya