Tanya Dilema

Suatu pagi, di tengah-tengah pekerjaan, tiba-tiba ponselku berbunyi. Ada pesan di Facebook Messenger dari seorang temanku.

Seperti Nemo

Ada satu film yang bagiku aneh banget, yaitu Finding Nemo. Inti ceritanya kan ada seekor ayah ikan yang mencari anaknya. Yang aneh itu ternyata ikan ini bisa ngomong. Padahal kalopun ikan bisa ngomong, kan ikan ini ada di dalam air. Coba kita aja yang ngomong di dalam air, kedengeran nggak sama temen kita yang ada di deket kita.

Pakai Bahasa Indonesia

Dari sejak blog pertamaku aku selalu pengen mempertahankan ke-Indonesiaanku, khususnya dalam penggunaan bahasa Indonesia di setiap tulisan blogku. Bukan karena aku nggak bisa bahasa Mandarin, Jepang, Korea, atau India, bukan! Tapi sebenarnya emang nggak bisa sih, tapi bukan itu maksudnya.

Hobi

Hobiku adalah membaca. Aku mendapatkannya dari sebuah majalah anak-anak. Jadi gini awal ceritanya, waktu itu ibuku mengirimkan foto dan dataku ke sebuah rubrik koresponden di majalah anak-anak itu. Dan di bagian hobinya, ibuku menuliskan kalo hobiku adalah membaca.

Power Bank

Di jaman gadget seperti sekarang ini, keberadaan smartphone menjadi bagian kehidupan bagi beberapa orang. Tapi di balik kecanggihan dan segala kelebihannya, ada salah satu sisi di mana smartphone justru lebih boros dalam pemakaian daya baterainya.

Senin, 31 Oktober 2011

Romansa Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha

Saat bersih-bersih dan liat-liat file-file di komputer-komputer kantorku, aku kemudian tertarik dan membaca salah satu file lamaku yang membahas soal cerita Nabi Yusuf dan Zulaikha. Dalam literatur ini dicantumkan salah satu surat:

“Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: “Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta’bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Yusuf: 21)
Kemudian ada penjelasan di seputar ayat ini. Kisah Nabi Yusuf dengan Zulaikha kemudian timbul di kalangan mufassirin. Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir al Qur’an yang ditunjuk oleh Departemen Agama Republik Indonesia (DEPAG-RI) dalam al Qur’an dan Terjemahnya, memberikan penafsiran ayat tersebut. Ketika terjemah ayat tersebut menuturkan: “Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya”, dalam footnote (no. 748), Tim menulis: “Orang Mesir yang membeli Yusuf AS. itu seorang Raja Mesir bernama Qithfir dan nama isterinya Zulaikha.” Tidak sampai di situ, lebih jauh lagi nama Zulaikha tersebut langsung dicantumkan di dalam terjemah ayatnya. Hal ini dapat kita lihat pada terjemah Surat Yusuf ayat 23: “Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya…”. Begitu pula dalam footnote (no. 750) yang menafsiri ayat tersebut. “Ayat ini tidaklah menunjukkan bahwa Nabi Yusuf AS. punya keinginan yang buruk terhadap wanita itu Zulaikha….”. Demikian nama Zulaikha disinggung sebanyak tiga kali dalam al-Qur’an dan Terjemahnya yang dicetak dan disebarluaskan oleh DEPAG-RI. Usaha penerjemahan itu dilangsungkan selama delapan tahun oleh tim khusus yang diketuai oleh Prof. R.H. A. Soenarjo, S.H. dari Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al Qur’an. Selesai pada tahun 1971.

Dengan demikian, tersebarnya Al Qur’an dan Terjemahnya versi DEPAG-RI kala itu, diawali keterangan para ulama yang menukil kisah itu dari kitab-kitab tafsir klasik, akhirnya penamaan Zulaikha tersebut melembaga di masyarakat. Mereka tidak tahu menahu tentang otentisitas riwayat seputar itu. Yang mereka kenal, bahkan sudah menjadi keyakinan, Zulaikha itu adalah nama wanita yang merayu Nabi Yusuf AS. Kemudian setelah Nabi Yusuf AS. diangkat menjadi pembesar Mesir, Zulaikha dinikahi oleh beliau. Mereka berdua hidup seia-sekata, saling mengasihi dan menyayangi. Menurut mereka, itulah dambaan setiap keluarga dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Maka tak heran jika tipologi Yusuf – Zulaikha, oleh mereka, disamakan dengan tipologi Adam – Hawa, Muhammad – Khadijah, dan Ali – Fatimah. Padahal tidak ada riwayat yang shahih menerangkan bahwa istri al Aziz itu bernama Zulaikha dan Nabi Yusuf pernah menikahinya. Karenanya, ada yang berseloroh bahwa orang yang berdoa agar kedua mempelai itu saling sayang-menyayangi seperti Yusuf dan Zulaikha, maka hal itu sama saja dengan mendoakan agar seseorang itu menyayangi istri orang lain, alias berselingkuh.    

Agama Islam datang setelah Agama Yahudi dan Nashrani. Begitu pula pengikutnya. Kaum Yahudi dan Nashrani memiliki dasar-dasar pengetahuan agama yang diperolehnya dari kitab suci mereka, Taurat untuk Yahudi dan Injil untuk Nashrani, sebelum mereka akhirnya memeluk Islam. Bahkan, khusus mengenai cerita para nabi dan umat terdahulu, mereka memiliki data-data yang sangat rinci. Maka tidak heran, ketika al Qur’an menuturkan cerita-cerita tersebut, mereka langsung memberikan responnya berdasarkan kitab suci mereka dengan sangat mendetail.

Memang al Qur’an bukan kitab sejarah. Tetapi al Qur’an memuat fakta sejarah, khususnya para nabi dan umat-umat terdahulu. Dari segi penuturannya, menunjukkan bahwa al Qur’an ingin menunjukkan ke-i’jazan-nya. Sedangkan dari segi isinya, semua itu agar dijadikan pelajaran yang berharga bagi umat manusia yang hidup setelahnya.

Pengikut Islam periode pertama, yaitu masa Rasulullah Saw dan para shahabatnya, menyikapi cerita-cerita mereka dengan sangat hati-hati. Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda:

“Kamu jangan membenarkan penuturan Ahl al-Kitab, jangan pula mendustakannya. Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan apa-apa (kitab) yang diturunkan kepada kami dan (kitab-kitab) yang diturunkan kepadamu.”
Sikap kehati-hatian ini diperintahkan oleh Nabi SAW kepada para shahabatnya, sebab di dalam penuturan Ahl al-Kitab mengandung dua kemungkinan, benar dan salah. Tetapi Nabi SAW juga tidak hitam-putih. Bersikap fleksibel dalam masalah ini, beliau, yang diikuti para shahabatnya, tetap menerima penuturan mereka, sejauh tidak menyangkut akidah dan hukum-hukum syariah. Kebolehan tersebut terbetik dari sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr sebagai berikut:

“Sampaikan apa-apa dariku meskipun itu berupa satu ayat. Kamu tidak apa-apa meriwayatkan penuturan Bani Isra`il (Ahl al-Kitab). Siapa yang mendustakanku dengan sengaja, maka bersiaplah dirinya untuk menempati tempatnya di neraka.”
Hadits di atas melukiskan kepada kita bahwa Nabi SAW membolehkan para shahabatnya (dan umatnya) untuk mengambil tafsir Isra`iliyyat. Tetapi lagi-lagi tetap dengan syarat, tidak boleh berisi riwayat palsu. Jadi harus betul-betul diketahui keshahihannya. Demikian pula halnya dengan kisah romantis Nabi Yusuf As. dan Zulaikha.  Ketika al Qur’an dalam ayat di muka tadi (surat Yusuf ayat 21) disinggung, para Ahl al-Kitab pun sibuk menuturkan alur cerita tersebut dengan detail. Nama Zulaikha yang dilansir sebagai istri dari al Aziz (pejabat tinggi Negeri Mesir saat itu), tersebar luas setelah Ahl al Kitab menuturkannya. Karenanya, di sini kita perlu hati-hati dalam menyikapinya. Apakah benar seperti itu atau hanya bualan mereka yang tidak ada dasarnya. Atau jangan-jangan riwayat tentang hal itu adalah palsu. Sikap hati-hati seperti inilah yang harus kita lakukan ketika menghadapi kisah tentang Nabi Yusuf dan Zulaikha.

Sedikit sekali kitab tafsir yang menuturkan nama Zulaikha sebagai istri al-Aziz dengan metodologi transmisi. Berdasarkan suatu riwayat, namanya bukan Zulaikha, tetapi Ra’il binti Ra’a`il. Adapun yang lain menuturkan penamaan istri al Aziz tersebut dengan beberapa riwayat yang berbeda. Nama Ra’il didapatkannya dari riwayat Ibnu Ishaq yang dituturkan oleh al-Mawardi. Sedangkan nama Zulaikha tidak disebutkan sumber riwayatnya. Disebutkan nama Zulaikha tersebut bersumber dari riwayat Abu al-Syeikh dari Syu’aib al-Juba’i. Adapun nama Ra’il binti Ra’ayil didapatkannya dari riwayat Ibn Jarir dan Ibn Abi Hatim dari Muhammad bin Ishaq. Selain itu ada juga para mufassir yang menuturkan penamaan istri al Aziz itu, baik dengan Zulaikha atau Ra’il, dalam kitab-kitab tafsir mereka, tetapi tidak menyebutkan sumber periwayatannya.

Ada juga mufassir yang hati-hati dalam menyikapi masalah ini. Lihat saja misalnya al Imam al Fakhr al Razi (w. 604 H). Setelah beliau menyajikan menu cerita beraroma isra`iliyyat seputar identitas orang Mesir yang membeli Yusuf berikut istrinya secara mendetail, dengan tegas beliau mengatakan bahwa riwayat-riwayat di atas tidak ada dasarnya dalam al Qur’an. Begitu juga Hadis yang shahih tidak ada yang menguatkannya. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa penafsiran kitab suci al Qur’an itu tidak disandarkan pada riwayat-riwayat ini. Karenanya, orang yang  berakal harus berhati-hati dalam mengambil riwayat tersebut sebelum  menceritakannya pada orang lain. Begitu juga halnya dengan al-Imam Ibn al-Qayyim (w. 751 H) dalam kitabnya al Tafsir al Qayyim. Ketika menafsiri ayat di atas, beliau tidak menyebutkan nama istri al Aziz tersebut. Menurut beliau para ulama yang dijadikan pegangan olehnya tidak ada yang menyebutkan nama wanita itu. Tetapi mereka hanya menuturkan sifat-sifatnya yang buruk sebagaimana al-Qur’an menuturkannya.

Hal senada dilontarkan pula oleh al-Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, mufassir kontemporer, dalam kitabnya Tafsir al-Manar. Dia mengatakan bahwa al Qur’an tidak menyebutkan secara jelas nama orang Mesir yang membeli Yusuf. Begitu juga nama istrinya. Menurut beliau al Qur’an itu bukan kitab cerita atau sejarah an sich, melainkan di dalamnya terdapat hikmah, nasihat, pelajaran, dan pendidikan akhlak. Karenanya al Qur’an hanya menyebut orang Mesir itu dengan al Aziz. Sebab gelar al Aziz itu nantinya akan disandang oleh Nabi Yusuf setelah diangkat menjadi kepercayaan raja di Mesir.

Terus bagaimana kebenaran cerita ini? Karena penasaran, aku kemudian bertanya kepada Bro Abbas yang lebih menguasai literatur Arab dan kitab-kitab para ulama. Bro Abbas kemudian mengambil dari tafsir Ibn Katsir.

Yang membeli Nabi Yusuf adalah Ithfir atau Qithfir seorang menteri keuangan (Menkeu) Mesir pada masa Raja: Ar-Royyan bin Al-Walid, dan istri Ithfir namanya adalah Ra’el binti Ra’ael, ada yang meriwayatkan juga nama Istri Menkeu ini adalah Zulaikha.

Dan menurut Ibn Asyur dalam Tafisrya At-Tahrir wa Al-Tanwir:

Ra’el adalah sebutan bangsa Yahudi dan Zulaikha adalah sebutan yang tertera di manuskrip Arab klasik.
Lalu Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat 56 surat Yusuf menjelaskan lebih lanjut tentang akhir cerita Nabi Yusuf ketika keluar dari penjara dan terbukti ternyata Nabi Yusuf adalah orang yang jujur.

Maka Nabi Yusuf diangkat menjadi Menkeu oleh Raja ar Rayyan, dan menggantikan posisi al Aziz atau Ithfir yang dulu menjadi dalang penjeblosan Nabi Yusuf ke penjara dengan tuduhan kasus perselingkuhan dengan Zulaikha atau Rael.
Menurut Mujahid (ahli Tafsir dari kalangan shahabat dan riwayatnya diambil Ibnu Jarir at Thobari dalam buku tafsirnya yang paling banyak menjadi refrensi tafsir bil ma’tsur Jamiul Bayan fi Ta’wil al Qur’an,) bahwa Ithfir meninggal dunia beberapa malam setelah dicopot dari MenKeu Mesir oleh Raja Arroyyan. Nah ini nih yang seru: Roman Asmaranya!!!

Lalu Raja ar Rayyan mempunyai inisiatif untuk menikahkan Nabi Yusuf dengan mantan Istri Ithfir (al Aziz) yang benama Rael atau Zulaikha. Lalu mereka (Yusuf dan Zulaikha) bertemu kembali, tapi dalam kesempatan yang berbeda dan sekarang sudah resmi dan halal layaknya pasutri. Yang menarik adalah, diriwayatkan bahwa ketika mereka berdua berada di dalam kamar, terjadilah dialog yang akan menjadi jawaban dari rasa penasaranku tadi. Diriwayatkan Nabi Yusuf membuka pembicaraan dengan berkata: “Bukankah kesempatan seperti ini lebih baik dan terhormat daripada pertemuan kita dahulu ketika engkau menggebu-gebu melampiaskan hasratmu, wahai Zulaikha”. Lalu diriwayatkan bahwa Zulaikha pun menjawab dengan jawaban yang diplomatis dan romantis.

“Wahai orang yang terpercaya, janganlah engkau memojokkanku dengan ucapanmu itu (cinta ini membunuhku, kata The Nasib) ketika kita bertemu dulu jujur dan akuilah bahwa di matamu akupun cantik dan mempesona, hidup mapan dengan gelar kerajaan dan segalanya aku punya, namun ketika itu aku tersiksa karena suamiku tidak mau menjamah perempuan manapun termasuk aku, lantas akupun mengakui dengan sepenuh hatiku akan karunia Allah yang diberikan atas ketampanan dan keperkasaan dirimu wahai Nabi Yusuf”.
Kemudian diriwayatkan para mufassir bahwa ternyata Nabi Yusuf baru menyadari kebenaran ucapan Zulaikha setelah membuktikan bahwa ternyata Zulaikha masih perawan. Mereka menikah dan dikaruniai dua orang anak laki laki. Jadi begitu ceritanya. Kesimpulannya adalah memang Istri Nabi Yusuf adalah Rael atau Zulaikha.

Dan keduanya memang “Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama”, karena memang ayat al Qur’an menyebutkan begitu. Dan hikmahnya tentu model hubungan yang paling mendapatkan barakah adalah jika melalui jalan yang disyariatkan Islam, dan bukan LKMD (Lamaran Keri Metheng Dhisik) .

Wa Allohu a’lam bi ash showab

Minggu, 30 Oktober 2011

Saat Pulang

Dalam sekejap aku terbangun. Sambil berusaha menguasai keadaan dan melihat sekeliling, selintas aku melihat ke luar. Ternyata aku ada di persimpangan. Terlihat lampu berpijar berwarna merah di luar sebelah kanan bis yang aku naiki. Aku melihat sebelahku, tidak ada yang duduk di situ. Aku taruh tas travelling besarku di situ. Keberuntunganku menjadi salah satu penumpang pertama bis ini, sehingga aku bisa memilih tempat di belakang pak supir yang sedang bekerja.

Pijaran lampu berubah warna menjadi hijau, seiring dengan laju bis melanjutkan perjalanan. Tidak perlu waktu lama untukku kembali tidur. Terasa sebentar, saat kemudian aku merasa mendengar seseorang berteriak meminta semua penumpang untuk turun sebentar lagi. Aku melihat ke luar, melihat banyak kendaraan berjajar menunggu giliran. Aku teringat tadi saat naik bis diiringi hujan gerimis, dapat tempat duduk dan dengan nyaman tidur kemudian. Ternyata sejak membayar karcis tadi, aku tertidur sampai persimpangan tadi, kemudian tidur lagi sampai pelabuhan ini. Sekitar tiga jam, aku melihat jam yang terpampang di organizer elektronikku.

Ya, hari ini aku akan pulang, memulai segalanya kembali dari rumah. Mulai hari ini aku akan pulang, mulai hari ini aku tidak berkarya di luar kotaku, setidaknya sampai sekarang, dan mungkin sampai selamanya. Seiring dengan melajunya kapal meninggalkan pelabuhan, meninggalkan segala yang ada di sana untuk tidak dikenang.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Baca Sampe Abis Dong!!!

Kebanyakan kontakku di FB kurang suka membaca, terutama artikel dan bacaan panjang yang tampil di Beranda mereka. Mereka lebih suka facebooking, chatting, statusing, sampe mancing. Sehingga beberapa artikel yang tampil akan terlewat begitu saja tanpa terbaca secara lengkap.

Aku mengaitkan semua postingku di Multiply, Blogger dan Wordpress ke dalam akunku. Itupun ditambah dengan beberapa tritku di Kaskus. Jadi sebagai pengguna pasif tanpa aku masuk ke FB pun, akunku udah terisi setiap kali aku buat posting di ketiga akun blogku itu. Menurut pengamatanku, tak banyak yang mau baca lengkap artikel-artikel tadi.

Kebanyakan dari mereka membaca sekilas yang tampil aja, tanpa mau masuk ke link ‘Lihat Kiriman Aslinya’. Dan terkadang, dari bacaan sekilas itu udah muncul komeng-komeng dari pengertian yang tidak lengkap, termasuk membubuhkan tanda 'Suka' tanpa ada tanggapan apapun. Padahal banyak bacaan yang menempatkan kesimpulan dan intinya di paragraf-paragraf akhirnya, sehingga di paragraf awal hanya merupakan pengantar dan paparan masalah.

Kalo dari awalnya aja udah dikomeng dan didebat, udah pasti mereka gak baca keseluruhannya. Masih ditambah ada lagi yang melihat sekilas udah kasih tanda ‘Suka’ gitu aja, itu sih lebih mending daripada yang gak ngasih sama sekali. Mungkin melihat judulnya udah cukup kali, sehingga gak perlu baca sampe akhir. Kaya yang aku alami kemarin, tritku dari Kaskus yang aku tautkan ke FB hanya terlihat judulnya saja di Beranda, itu aja udah ada komeng dari kontak yang tidak lihat bagaimana isinya.

Mudah-mudahan yang di sini nggak ya, soalnya di sini kan orang-orangnya suka nulis, jadi pasti suka baca juga. Kalo udah liat dan baca, gak komeng pun gak apa-apa, asal tidak menimbulkan pengertian yang terpotong dari sebuah bacaan sehingga mengurangi arti keseluruhan bacaan itu sendiri. Didebat boleh, asal udah dibaca keseluruhannya.

Jumat, 28 Oktober 2011

Semalam di Bangil

Udah melewati tengah malam, tiba-tiba aku terbangun dengan rasa terkejut saat terdengar teriakan keras, ‘Maling...maling...’, dari seorang ibu yang tidur tidak jauh dariku. Gak hanya aku saja ternyata yang terbangun, semua orang yang lagi istirahat di stasiun Bangil itu juga ikut bangun. Tapi sia-sia, gak ada yang bisa dilakukan buat bantu ibu tadi, karena malingnya udah lari ke arah kegelapan, yang tidak seorang pun tau lokasi itu. Ibu tadi kemudian melaporkan ke petugas stasiun di situ tentang kronologi kejadiannya.

Benar-benar dekat kursi tempatku tidur dengan kursi yang ditiduri ibu tadi, sehingga akulah orang terdekat yang berada dengan ibu tadi. Tapi karena aku tidur lelap, aku tidak merasa apapun sebelum akhir terbangun. Mungkin si maling tadi juga merasa aku gak terlihat punya barang berharga, sehingga aku dilewati begitu saja.

‘Uangnya sih gak seberapa, tapi surat-suratnya itu lo...’, ibu itu masih menjelaskan ke petugas stasiun. Dari logatnya sepertinya beliau bukan orang Jawa Timur, apalagi sepanjang dialog beliau selalu memakai bahasa Indonesia. Tidak jelas mengapa ibu tadi memilih tidur di stasiun, mungkin menunggu kereta paling pagi yang datang kali. Trus mungkin karena capek dan lelah, kemudian ibu itu tertidur dan lengah dengan barang bawaannya sehingga maling dengan mudah mengambil dan langsung lari.

Aku melihat sekitar tempatku tidur. Celingukan mencari dua orang temanku, yang ternyata dapat tempat tidur di kursi dekatku juga. Kemudian melihat ke arah maling tadi lari. Memang terlihat gelap, siapapun yang bukan orang asli situ dan mencari ke arah situ pasti kesulitan. Apalagi tidak jauh dari situ ada perkampungan juga. Soal ciri-cirinya, tak banyak juga yang tau, yang sempat terlihat olehku seorang laki-laki. Sang ibu tadi masih meratap sendiri, sambil mengulang-ulang perkataan tentang barang-barangnya tadi.

Aku kemudian melanjutkan tidurku, udah terlalu lelah seharian ini berkelana di sekitar Bangil dan Pasuruan. Paginya aku masih ada urusan bersama kedua temanku, jadi harus menghemat tenaga dan stamina. Sayup-sayup masih terdengar ibu tadi kok malah memuji malingnya, ‘Cepat sekali ya malingnya tadi...’.

Kamis, 27 Oktober 2011

Bahayanya File Aplikasi

Meletakkan file aplikasi dalam folder terbuka adalah sebuah kesalahan. Suatu saat kalo harddisk terkena virus Sality, maka file tadi akan terkena paling awal. Dan kalo file tersebut dieksekusi, maka dengan gemilang virus akan menyebar ke file-file aplikasi yang lain. Aplikasi dasar sistem operasi dengan program-programnya akan terinfeksi, kalo discan pake antivirus akan tidak bisa dibersihkan (hanya bisa dihapus), dan akhirnya sistem operasi harus diinstal ulang.

Kebanyakan virus ini selain menyebar dengan cara di atas, juga menyebar lewat perantaraan media penyimpanan seperti flashdisk. Bisa juga dari transfer file lewat jaringan. Malah ada juga yang menyebar dengan melalui printer yang diakses lewat jaringan (satu printer untuk beberapa komputer). Dan tidak ada cara yang lebih ampuh lagi selain format ulang harddisknya.

Tidak ada antivirus yang paling bagus. Yang bagus adalah antivirus yang diupdate secara rutin. Dan untuk mencegah virus seperti Sality tadi, berbagai macam antivirus udah bisa mendeteksi dan menghapus file yang terkena infeksinya. Pencegahan yang lain adalah tidak menyimpan file aplikasi yang terinfeksi, dan salah satunya juga tidak menyimpan file aplikasi di folder terbuka. Bahkan kalo file aplikasinya udah masuk CD tapi ternyata membawa infeksi, maka infeksi tadi terus terbawa dan keluar saat file itu disimpan di harddisk.

File aplikasi berekstensi *.exe adalah sarang utamanya. Untuk mencegahnya terinfeksi biasanya aku masukkan file tadi ke dalam folder terkompresi, bisa pake *.zip, *.rar, *.7z, ato kompresi yang lain. Ato kalo nggak gitu aku masukkan file ke dalam file image. Membuat file image yang paling mudah lewat Nero Burning Tool. Seperti membuat CD biasa, tapi drive tujuan diganti dengan Image Recorder, tidak mengarah ke drivenya. Kemudian simpan dengan nama (seperti nyimpen file biasa) dan proses dimulai.

Yang lebih lengkap biasanya aku pake Alcohol 120%. Dari CD filenya tidak perlu disimpan dalam harddisk, tapi langsung dikopi ke dalam file image. Dengan Alcohol ini pilihan format filenya lebih banyak dibandingkan dengan yang pake Nero tadi. Kelemahannya file image ini akan memakan kapasitas harddisk (karena ukurannya sama kaya CD aslinya), sehingga dengan harddisk berukuran kecil akan menjadi masalah dalam kapasitas kosongnya.

Untuk membuka file-file image tadi menggunakan virtual drive. Alcohol udah langsung membawa fasilitas ini. Ada program yang lain seperti Daemon Tools, PowerISO, WinISO, ato yang lain. Sedangkan Nero, yang aku tau di versi Nero 5 yang ada fasilitas virtual drivenya.

Dengan membuka lewat folder kompresi ato dari file image, file aplikasi lebih aman, kecuali kalo emang filenya dari awal udah kena virus berarti mengkandangkan dan memelihara virus tuh.

Rabu, 26 Oktober 2011

Seri Sekolah (4): Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Ini adalah tahap terakhir periode masa sekolahku. Setelah dari SMP aku memutuskan pada satu pilihan di sekolah ini, SMK Negeri 1 Kediri. Sebelum pendaftaran dimulai aku dan beberapa orang temanku mencoba survey lokasi dan informasi ke sekolah itu. Jarak dari rumah yang lumayan jauh, sekitar 10 km, kami tempuh dengan bersepeda. Setelah nyampe di sana dan dapat informasi, kami kemudian keliling-keliling sebentar di sekitar lokasinya.

Saat pendaftaran aku diantar sama sepupuku yang jarak rumahnya gak jauh dari sekolah itu. Karena khawatir NEMku gak bisa masuk jurusan yang aku inginkan di Mesin Produksi, aku memilih dua pilihan di Mesin Produksi sendiri dan ditambah di Bangunan. Dalam satu hari langsung diadakan beberapa tahap, antara lain pemberkasan, pengisian formulir, cek fisik, cek mental, dan tes kesehatan. Pendaftaran dibuka selama satu minggu, kemudian pengumuman sekitar seminggu selanjutnya. Di SMK ini ada 5 jurusan, Mesin Otomotif, Mesin Produksi, Listrik, Elektronika, dan Bangunan.

Yak, akhirnya aku diterima di pilihan pertamaku, jurusan Mesin Produksi dengan nomor urut ranking NEM 20. Sebenarnya kalo mau masuk ke jurusan yang lebih atas (Mesin Otomotif) aku masih bisa diterima juga. Di awal-awal sekolah sekitar 2 bulan aku tinggal di rumah Paklik yang dekat situ sehingga tinggal jalan kaki aja, tapi kemudian aku lebih memilih berangkat dari rumah sendiri dengan bersepeda. Menariknya, pembagian kelas tiap jurusan dilakukan berdasarkan daftar pengurutan abjad, sehingga dalam kelasku ada 36 siswa, 23 di antaranya berhurup depan ‘A’, dan ada beberapa nama yang sama. Dalam satu angkatanku hanya ada 9 orang pelajar cewek, dan di jurusan Mesin (Otomotif dan Produksi) ‘diharamkan’ ada murid cewek.

Di sini bisa jadi di setiap pelajaran pindah ruangan kelas, jadi bisa di jam pertama dan kedua ada di kelas sini, kemudian di jam berikutnya pindah ke kelas lain. Jam pertama dimulai dari jam 06.30. Yang asyik kalo pas ada pelajaran yang gurunya tidak hadir, pelajaran berikutnya bisa maju menggantikan pelajaran kosong tadi. Kalo pas pelajaran terakhir yang kosong, ya udah, bisa pulang langsung setelah dapat persetujuan dari guru TU dan satpam. Setiap kelas berbeda jadwal pulangnya, ada yang jam 10 udah pulang (paling pagi, karena masuk setelah jam istirahat ya jam segitu), ada yang jam 12 baru pulang, paling siang jam 13.15 pulangnya. Jadi kalo cuma dapat jadwal 4 jam pelajaran (tiap mata pelajaran rata-rata 2 jam pelajaran) dalam sehari, jam 10 udah pulang. Dan kalo kedua jam pelajaran tadi kosong gak ada gurunya. Udah pasti bisa melenggang pulang pagi.

Tahun-tahun pertamaku diwarnai dengan rasa frustasi karena banyaknya tugas yang gagal aku selesaikan, terutama dalam praktek bengkel permesinan. Seolah-olah aku merasa telah salah milih jurusan. Sehingga aku agak khawatir gak naik kelas, karena sejak awal caturwulan peringkat di kelas jauh dari 20 besar. Tapi kemudian alhamdulillah bisa melewati kelas satu dengan agak terseok-seok.

Pelajaran di bengkel adalah pelajaran dengan kandungan kekerasan. Maklumlah, yang dihadapi para guru adalah anak laki-laki yang terkenal bandel-bandel, dan yang dihadapi para siswa adalah mesin-mesin berat dan dengan benda kerja yang berat pula, kebanyakan dari besi. Sehingga ada istilah lebih baik dipukul guru daripada kena colek benda kerja yang terlempar. Ada suatu kelas bengkel yang siswanya dilarang menguap, dan yang ketauan pasti akan dipanggil dan dapat hukuman yang ‘agak’ ringan. Aku sendiri, pernah dapat gamparan dan jeweran suatu ketika karena kelompok piketku menghilangkan daftar absen.

Kelas dua prestasi udah agak stabil. Pelajaran-pelajaran bengkel pun udah mulai bisa dikuasai. Kelas tiga juga demikian. Tapi kebanyakan anak-anak di kelasku kurang memperhatikan dan mempedulikan ujian akhir nasional, sehingga jarang sekali ditemui teman-teman mempersiapkan diri dengan belajar, mengikuti bimbingan belajar, atau mengumpulkan soal-soal latihan, kecuali hanya beberapa orang saja.

Sepanjang sekolah selama tiga tahun, gak pernah aku gak masuk sekolah karena alasan apapun, tapi pernah mangkir dari pelajaran karena terlambat ato sekelas mogok semua. Di sini gak ada acara rekreasi ato berkaryawisata, tapi setiap siswa diwajibkan mengikuti Praktek Industri, minimal selama 3 bulan. Waktunya ada yang di caturwulan terakhir kelas dua, tapi kebanyakan di caturwulan pertama kelas tiga. Kelasku dapat waktu yang terakhir, aku menghabiskan seminggu waktu praktek di Pare dan dua bulan yang lain di Turen.

Setamatnya dari sekolah, tidak ada acara perpisahan yang menandakan kami akan berpisah cukup lama. Hanya aku dan beberapa orang temanku duduk-duduk di dekat rumah temanku yang ada di pinggir sungai Brantas, mengeluarkan isi tas kami masing-masing, memilih beberapa lembar hasil ulangan harian yang masih tertimbun di tas, melipat jadi perahu dan menghanyutkannya di sungai Brantas. Setelah masa ini kami berjalan masing-masing, pada jalan-jalan pilihan kami sendiri dalam menghadapi kehidupan setelahnya. Sedangkan aku, alhamdulillah sebelum pengumuman kelulusan aku udah mulai magang dan kerja di sebuah pengetikan komputer.

Selasa, 25 Oktober 2011

Seri Sekolah (3): Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Lagi-lagi dapat sekolah yang deket dari rumah, SLTP Negeri 1 Ngadiluwih. Jaraknya hanya 50 m dari rumah, jadi istilahnya berangkat sekolah tinggal ngglundung aja. Kalo gak salah dulu setiap siswa baru gak wajib ikut Pramuka. Aku ikut Pramuka sampe lulus SMP ini. Rasanya emang capek banget, tapi banyak kegiatan yang menyenangkan dan lebih menantang, jadi lama kelamaan gak kerasa capek, tapi malah ketagihan. Dalam 3 tahun di SMP ini udah berkali-kali juga aku ikut perkemahan, sehingga jadi pengalaman berharga dalam menghadapi kehidupan mandiri.

Kembali ke cerita sekolahku, sejak kelas 1 aku ikut sebuah lembaga kursus Bahasa Inggris sampe kelas 3. Saat kelas 1 kebetulan guru Bahasa Inggrisku juga punya kursusan, tapi aku gak masuk ke situ. Sebelumnya guruku tadi mendata anak-anak yang ikut kursus di luar tempat beliau, menanyai satu per satu anak-anak dalam satu kelas, dan kemudian ditawari untuk pindah ke tempat kursusan milik beliau. Kalo aku sih gak berminat pindah ke situ, karena aku melihat bahwa kursusan beliau lebih mengarah ke arah pelajaran beliau di dalam kelas, sehingga prospek ke depannya kami akan kesulitan saat kemudian beliau gak ngajar di kelas kami lagi. Sedangkan kursusan yang aku ikuti kebetulan guru yang mengajar kelas 3, dan sejak awal masuk kami mendapatkan pelajaran yang di luar pelajaran sekolah, meskipun sering juga membahas pelajaran.

Kelas 1 aku masuk siang jam 12 sampe jam 17.15, kecuali kalo ada pelajaran Olahraga bisa masuk pagi. Ada istirahat yang bisa dipake buat sholat Ashar. Kalo hari Jum’at ada anjuran untuk sholat Jum’at di masjid sekolah. Kalo yang sekarang kelas 1 juga masuk pagi, karena kelas di sekolah udah ditambah untuk menampung ketiga kelas masuk pagi. Tiap kelas dibagi menjadi 9 kelompok, dari A sampe I.

Kelas 2 aku baru masuk pagi, jam 7 sampe jam 12.15, sama kaya kelas 3. Kelasku termasuk kelas yang dekat dan satu gedung dengan kantor, jadi seringkali kalo lagi rame kelasku didatangi guru dan dapat himbauan untuk tidak bikin gaduh. Kelas 3 udah mulai agak badung, mungkin karena kelas paling tinggi di sekolah kali ya? Tapi tetep terarah kok badungnya, jadi gak nakal-nakal amat. Di tahun ini aku udah mulai merancang format masa depan, mau ke mana abis ini. Di sini aku juga berdiskusi dengan teman-teman tentang sekolah selanjutnya yang akan kami jadikan ‘korban’. Karena kali ini sekolah tingkat atas tidak dekat dari rumah, maka pilihan harus benar-benar tepat secara fisik dan materiil, karena pilihan ini menentukan langkah selanjutnya setelah lulus sekolah.

Rekreasi SMP diarahkan ke Jogja. Candi Borobudur, Museum Dirgantara, dan pantai Parang Tritis yang jadi obyek utama kami, ditambah Jalan Malioboro di akhir kunjungannya. Karena ini adalah karya wisata, maka abis itu kami harus buat laporan kunjungan ke Jogja sebagai salah satu syarat mendapatkan nilai akhir. Kegiatan ini diadakan saat kenaikan ke kelas 3, sehingga ada waktu yang lebih panjang buat ngumpulin kerjaan.

Setelah dinyatakan lulus kami sekelas mengadakan suatu syukuran kecil-kecilan di rumah salah satu teman. Dihadiri oleh beberapa guru kami, kami diwejang untuk menjadi yang lebih baik di sekolah kami selanjutnya. Dan secara pribadi aku juga dipeseni sama beberapa guru, jangan nakal di sekolahku nanti.

Senin, 24 Oktober 2011

Seri Sekolah (2): Sekolah Dasar

SD Ngadiluwih I, tujuan utamaku setelah dari TK. Alasannya sangat sederhana, dekat dengan rumah, bahkan sangat dekat, wong cuma di seberang rumah aja. Tapi karena jalan depan rumahku itu jalan propinsi, jadi nyebrangnya harus pake panduan orang dewasa lain. Kebanyakan teman TKku juga bersekolah di sini, jadi gak terlalu sulit mengenal teman-teman satu sekolah. Masuk pertama pembagian kelas, aku kurang paham bagaimana dan di mana kelasku, tapi kemudian aku baru tahu kalo aku ada di kelas B (pembagian kelasnya ada dua, A dan B).

Meskipun udah SD, tapi aku masih selalu ikut rekreasi TK, ikut ibuku tiap tahun. Seingatku sampe kelas 4 aku ikut rekreasi TK, setelah itu udah gak pernah lagi.

Kelas satu tidak ada kesulitan berarti. Masuk pagi sampai sekitar jam 10. Kelas dua masuk agak siang (lupa jam berapa), pulangnya jam 12. Di kelas tiga dan empat aku masuk siang dengan diselingi pagi. Maksudnya dalam satu bulan ada satu minggu di mana kelasku masuk pagi, sisanya masuk siang. Karena jatah masuk siang ada 4 kelas (2 kelas 4, 2 kelas 3). Jadi kalo mau masuk siang minggu berikutnya, hari Sabtu udah dikasih tau. Tapi tetep aja kadang khawatir kalo-kalo ternyata kelas masuk pagi, padahal aku mikir masuknya siang. Malah pernah kecele masuk pagi, eh ternyata kelasku masuk siang.

Di kelas tiga inilah prestasi terburukku selama di SD. Nilai-nilaiku jatuh gak pegangan. Khawatir dengan kemajuan belajarku, ibuku memasukkan aku dalam les seorang guruku, yang mengajar kelas empat. Perlahan-lahan nilaiku agak meningkat, sehingga di akhir tahun ajaran aku berhasil ikut naik kelas.

Meskipun masuk siang, tapi pelajaran olahraga tetep dilakukan pagi hari. Pernah sekali olahraga diikutkan di siang hari, tapi ternyata siangnya hujan deres banget, sehingga pelajaran olahraganya berganti dengan kegiatan main hujan-hujanan.

Kelas empat punya pengalaman masuk sekolah hampir sama dengan kelas tiga, karena jadwal masuknya sama. Kelas lima udah mulai masuk pagi lagi, dari jam 7 sampe jam 12 siang, sama dengan kelas enam. Mulai pertengahan kelas lima ini aku berhenti dari les guruku kelas empat, ganti ke les guruku kelas lima. Kelas lima ini mulai ada spesialisasi buat guru di tiap mata pelajarannya, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang satu guru untuk semua pelajaran sekaligus wali kelasnya.

Tiap masuk pagi selalu ada upacara di hari Senin, dan senam kesegaran jasmani di hari lainnya. Ada pembacaan sila-sila Pancasila sebelum memulai pelajaran (sekarang masih ada apa nggak ya?). Aku juga mengikuti ekstrakulikuler drumband sejak kelas 4 sampe kelas 6. Untuk rekreasi SD, kami pergi ke Tanjung Kodok Lamongan, Gua Maharani di Lamongan juga, Kebun Binatang Surabaya, dan terakhir ke Tanjung Perak.

Sepanjang SD, aku termasuk anak yang berbadan kecil, sering jadi bulan-bulanan teman-teman yang lebih gede. Tapi sekarang, pernah ketemu teman yang dulu badannya gede, dibandingin sama aku badannya ternyata lebih kecil daripada aku.

Minggu, 23 Oktober 2011

Seri Sekolah (1): Taman Kanak-Kanak

Aku gak tau mulai masuk TK pada usia berapa, tapi sepertinya di usia tiga tahun, soalnya pas umur lima taun aku udah masuk SD. TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal, opsi utama sekolahku bagi orangtuaku, karena emang ibuku kepala TKnya. Jaraknya sekitar 200 m dari rumahku, padahal 50 m ke arah utara dari rumahku ada TK juga. Karena ibuku waktu itu seringnya mengurus adekku yang masih kecil, maka aku berangkat sekolah seringnya diantar nenekku sambil bareng beliau berangkat kerja, pulangnya ada yang jemput, seringnya kakak sepupuku. Tapi tak jarang juga kalo ada teman bareng pulangnya jalan kaki, tar nunggu di pinggir jalan buat diseberangkan.

Tak banyak yang aku ingat di masa TK ini, kecuali aku adalah anak yang tidak bisa bersosialisasi dengan baik dan benar. Waktu istirahat aku habiskan dengan duduk-duduk di bangku depan kelas, seringnya ditemani sama bapak penjaga TK. Saat di nol kecil, karena udah bisa baca, abis jam istirahat pindah ke nol besar buat ikut ulih-ulihan. Tapi masa TK penuh aku abiskan selama dua tahun. Tapi yang aku ingat pas di nol kecil aku sering bolos, males berangkat sekolah. Sering kalo pagi di depan rumah aku liat teman-temanku lagi berangkat sekolah, tapi aku gak tergerak buat rajin masuk. Di nol besarnya baru aku mau rajin sekolah.

Aku sering mengingat nama-nama lengkap teman sekelasku, karena biasanya diabsen dengan dipanggil satu per satu. Tapi ada juga nama temanku yang aku gak tau nama lengkapnya, padahal dia akrab banget denganku, meskipun kemudian pas SD berpisah dan belum pernah ketemu lagi sampai sekarang. Aku cuma ingat nama panggilannya, aku dulu manggil dia Mas Wiwit. Rekreasi TK waktu itu pergi ke Kebun Binatang Surabaya, Pantai Kenjeran Surabaya, dan mengamati dari jauh Bandara Juanda Surabaya.

Dalam perpisahan pun aku juga diikutkan tampil. Waktu itu aku jadi dokter dalam sandiwaranya. Dalam sandiwara itu ada pidato tanpa teks juga, yang aku dilatih berminggu-minggu sebelum acara itu. Pidatonya lumayan panjang, tapi berhasil aku hapal. Buat jaga-jaga kalo aku gak hapal, ada guruku yang khusus duduk di barisan penonton paling depan, jadi kalo aku melihat ke beliau ini, beliau memberiku petunjuk dengan menuntunku kata-kata pidatonya. Kadang aku melihat beliau juga walau gak lupa teksnya, buat minta dukungan aja lah. Acara ini aku inget banget, karena ada beberapa foto dari acara tersebut yang masih disimpan dan kadang masih aku liat.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Aktivasi Otak Tengah

Aktivasi otak tengah adalah suatu penemuan fenomenal dalam pendidikan anak. Teori penggunaan otak tengah sebenarnya telah banyak dilakukan pada banyak negara negara di Asia terutama Jepang. Jepang telah lama melakukan praktek aktivasi otak tengah pada anak-anak.Seorang anak yang telah diaktivasi otak tengah akan memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan anak yang otak tengahnya belum diaktivasi.

Kegiatan dengan mata tertutup adalah suatu kegiatan yang paling nyata dapat dilihat. Seorang anak yang telah diaktivasi otak tengahnya (Mid Brain Activated) dapat mempunyai kemampuan luar biasa. Kemampuan ini bahkan sering kali dipertontonkan secara menakjubkan dalam program hiburan sulap. Setelah melihat kemampuan anak yang telah diaktivasi, sebagian besar acara pertandingan sulap di The Master menjadi kurang menarik. Karena hal ini dapat dilakukan sendiri oleh anak-anak polos yang hanya mengikuti training aktivasi otak tengah selama 2 hari. Kemampuan dasar yang dapat dilakukan adalah ‘melihat’ kartu dengan mata ditutup (blind fold). Christofle (9 thn) misalnya, setelah mengikuti training aktivasi otak tengah, dapat mengurutkan seluruh kartu remi sesuai dengan angka, warna dan bentuk gambar kartu dengan mata tertutup. Ia dapat mempergunakan indra raba untuk melihat pola dan warna lengkap dengan angka hanya dengan penglihatan kulit (Skin Vision).

Kemampuan lain yang dapat dilakukan oleh anak-anak ini adalah berjalan dengan mata ditutup, tanpa menabrak. Dilakukan percobaan pada seorang anak yang berjalan dengan mata ditutup kain. Seseorang sengaja menghalangi jalan di depannya. Dia serta merta dapat menghindari rintangan tersebut tanpa menyentuhnya. Seorang anak bahkan dapat mengenali ayahnya di antara kerumunan orangtua lainnya, tanpa menyentuh dan mendengar suaranya.

Pada tingkatan yang lebih lanjut seorang anak diharapkan dapat ‘melihat’ benda di balik tembok atau di dalam kotak. Ia bahkan dapat menghitung uang yang terdapat dalam dompet seseorang di hadapannya tanpa orang tersebut mengeluarkan dompetnya. Jika seorang anak rajin melatih fungsi otak tengahnya bahkan dia dapat mengharapkan membaca dokumen yang terletak dalam posisi tertutup.

Kemampuan prediksi (memperkirakan apa yang akan terjadi beberapa saat kemudian) adalah kemampuan yang lebih tinggi yang dapat di miliki oleh seorang anak. Seorang anak yang telah mendapat aktivasi otak tengah dapat ‘menduga’ kartu apa yang akan muncul pada saat orang tersebut masih mengocok kartunya. Begitu selesai mengocok, dan memilih sebuah kartu, orang tersebut mengambil sebuah kartu yang ternyata tepat seperti ‘dugaan’ sang anak tersebut.

Aktivasi otak tengah bukanlah suatu hal yang magis atau berbau supranatural. Aktivasi otak tengah dilakukan dengan secara ilmiah. Aktivasi otak tengah ini  banyak mempergunakan gelombang otak Alpha. Gelombang otak Alpha dibuktikan secara ilmiah adalah gelombang otak yang muncul dominan pada saat kita dalam keadaan relax dan paling kreatif. Gelombang otak ini biasanya dominan pada saat kita bangun tidur, atau dalam keadaan relax di toilet, atau bahkan sedang berendam air panas di bathtub. Tidak heran mengapa Archimedes menemukan hukum Achimedes pada saat dia mandi.

Otak tengah yang teraktivasi memancarkan gelombang otak yang mirip seperti radar. Hal ini membuat pemiliknya mampu melihat benda dalam keadaan mata tertutup. Pada dasarnya, gelombang tersebut terletak di bawah hidung. Hanya mampu mendeteksi benda yang terletak sedikit di bawah hidung.

Latihan yang teratur dapat membuat sang anak menjadi lebih kuat dan mampu melihat benda yang terletak lebih tinggi lagi. Bahkan ada beberapa anak yang dapat mendeteksi sampai 360 derajat. Hal itu berarti mereka dapat mendeteksi benda yang terletak di belakang, atas dan semua arah.

Training aktivasi otak tengah telah mulai dilakukan di Indonesia. Saat ini belum banyak orang yang mengetahui keberadaan dari training  ini. Training biasanya dilakukan selama 2 hari. Pada saat itu juga biasanya dilakukan training untuk para orangtua. Seperti juga bidang keahlian lainnya, orangtua berperan besar untuk dapat membantu anak mengembangkan potensi otak tengah mereka. Seorang anak dengan otak tengah yang kuat, diharapkan dapat mengembangkan otak kanan dan otak kiri secara lebih maksimal sehingga mereka dapat masuk kategori jenius. Bukan hanya dalam otak kiri (IQ, intelektual) , atau otak kanan (emosional, EQ) tetapi juga dalam ‘Loving Inteligence’. Mereka adalah individu yang seimbang dan mengasihi orang lain seperti Sang Pencipta mengasihi dia. Sayangnya training aktivasi otak tengah ini hanya dapat dilakukan untuk anak umur 5 – 15 tahun saja.

Sumber di sini

Jumat, 21 Oktober 2011

Mengapa Komentar Begitu Penting?

Setiap orang pasti berbeda-beda pengertian dalam membaca dan menerima sebuah catatan atau postingan. Oleh karena itulah sebuah (atau beberapa buah) komentar diperlukan. Komentar berguna untuk mencerminkan tingkat penerimaan pembaca dalam suatu tulisan, meskipun sebenarnya komentar tidak menunjukkan berapa jumlah pembaca yang sudah berkunjung dan membaca sebuah postingan. Komentar juga bisa menunjukkan sejauh mana apresiasi pembacanya dalam memahami dan menerima sebuah postingan.

Dalam menanggapi sebuah postingan, ada beberapa tipe yang hanya membaca judulnya, membaca isinya tanpa komentar, komentar ijin baca atau ijin nyimpan, komentar setuju, komentar saran, komentar kritik yang membangun, komentar kritik yang menyangkal, komentar membahas postingan, komentar cercaan, atau bahkan malah komentar nyampah. Bagi seorang blogger (terutama bagi pemula seperti aku), komentar bisa berguna untuk menentukan bagaimana kualitas postingan berikutnya dari sebuah saran atau kritikan dari komentar sebelumnya. Atau malah bisa mengingatkan ada yang terlupa dalam sebuah posting, sehingga bisa diedit dan diposting kembali dari revisi komentar tadi. Apalagi kalo komentar itu dari orang yang ahli dan berkompeten dalam masalah bahasan postingan tersebut, bisa dapat ilmu juga untuk lebih dipelajari dan dikembangkan.

Komentar biasanya disertai dengan rate (atau vote). Rate bisa mengindikasikan bagaimana sikap pembaca terhadap suatu postingan, meskipun terkadang kurang akurat, karena bisa saja dirate oleh penulisnya sendiri. Tapi setidaknya, rate bisa meningkatkan semangat penulis untuk berusaha membuat postingan yang lebih bermutu untuk ke depannya.

Setiap komentar akan meninggalkan jejak di sebuah situs atau blog. Dan bisa saja pemilik situs atau blog itu kemudian mencari balik kepada komentatornya. Makanya sering-sering buat komentar di sebuah situs atau blog yang mempunyai nilai pagerank tinggi biasanya akan bisa mendongkrak nilai pagerank dari blognya sendiri.

Di tiap blog ada beberapa metode yang berbeda dalam mengisi komentar. Di Blogger atau di Wordpress, komentar bisa dibuat oleh orang yang bahkan tidak punya akun di domain itu sendiri. Makanya beberapa kali aku mendapat komentar dari ‘orang luar’ di blogku yang di Wordpress. Sedangkan di Kaskus, komentarnya lebih luas tapi terbatas, terbatas dalam artian hanya member saja yang bisa memberikan komentar.

Seperti dalam beberapa postinganku, sebenarnya draftnya sudah jadi beberapa minggu sebelumnya, dengan dasar pemikiran yang menurutku sudah cukup kuat. Tapi karena mungkin ada yang terlalu sensitifnya bahasannya, maka aku tunda untuk posting karena aku masih menebak-nebak bagaimana tanggapan teman-teman tentang masalah ini. Saat aku posting kemudian, ternyata aku dapat beberapa tanggapan dan komentar, yang kemudian aku baru ingat bahwa ada yang kelupaan aku cantumkan dalam tulisanku itu. Hal seperti ini bisa didapat dari komentar pengunjung yang lebih berkompeten dalam pembahasan postingannya.

Di awal ngaskus dulu, beberapa postinganku dicerca karena salah kamar. Sehingga kemudian aku belajar lagi dan bisa buat postingan dengan tepat dari beberapa komentar pengunjung posting sebelumnya. Hal-hal yang seperti ini juga penting demi kelangsungan seseorang dalam bertahan ‘hidup’ di dunia maya, karena tanpa saran, kritik dan cercaan seperti itu, seseorang tidak akan belajar dengan mudah untuk kesalahannya sebelumnya. Meskipun sebenarnya juga tergantung dari orang itu menerima kritik atau cercaan itu. Kalo orangnya udah kaku, berpikiran dangkal dan sulit untuk berubah, justru bisa jadi kritik atau cercaan itu tadi mendorongnya untuk meninggalkan dan kapok untuk masuk balik membuat postingan selanjutnya, karena bagi dia awal masuk aja udah sulit dan dicemooh, gimana mau ngelanjutin.

Jadi, budayakan komentar yang bermutu dan kalo perlu disertai dengan rate, demi perbaikan karya-karya selanjutnya.

Kamis, 20 Oktober 2011

Ikhtiyar dalam Tawakkal

Ibrahim alaihi as salam tahu betul bahwa perintah Allah harus tetap berjalan. Kendati mendapatkan desakan dari Hajar dan ia bertanya kepada beliau, ‘Di mana engkau meninggalkan kami?’ Ibrahim tidak menjawabnya dan tidak menoleh kepada Hajar. Ketika cahaya Allah kembali ke hati Hajar dan keyakinannya kepada Allah itu lebih kuat dari segala hal, Hajar bertanya kepada Ibrahim, ‘Apakah Allah yang memerintahkanmu seperti ini?’ Ibrahim menjawab, ‘Ya. Rabbku yang memerintahkan aku bertindak seperti ini.’

Di saat-saat kritis tersebut, Hajar berdiri kemudian berkata kepada Ibrahim dengan keyakinan diri orang yang beriman dan tentram serta kenal Allah, ‘Kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkanku.’ Ketakutan pun sirna dari hati Hajar. Kedamaian dan ketentraman turun ke hatinya. Ia kembali ke dekat Baitullah. Ia tahu bahwa dirinya, suaminya dan anaknya adalah wali-wali Allah. Barangsiapa menjadi wali Allah, ia tidak akan takut, sedih, dan lemah. Ia kembali mengulang-ulang perkataannya, ‘Kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami. Hai Ibrahim, pergilah engkau kepada apa yang diperintahkan Allah kepadamu.’

Perkataan Hajar di atas adalah perkataan mulia dan pernuh berkah. Itulah yang diucapkan Hajar kepada suaminya, Ibrahim alaihi as salam. Perkataan agung yang mengisyaratkan kejujuran imannya, besarnya keyakinannya kepada Allah, dan tawakkalnya kepada-Nya. Namun tawakkalnya Hajar bukan berarti pasrah dan tidak akan mau berusaha karena sudah mendapatkan jaminan akan pertolongan Allah. Di saat kurma yang ada di kantong dan air yang ada di tempat air yang ditinggalkan Ibrahim habis dan matahari nyaris membakar membuat mereka kehausan, Hajar melihat Gunung Shafa, gunung yang paling dekat dengannya. Ia segera berjalan cepat ke Gunung Shafa, kemudian datang ke lembah sambil berkata, ‘Bagaimana kalau aku melihat-lihat, siapa tahu aku melihat seseorang?’

Hajar tidak melihat siapa-siapa dan tidak mendengar pergerakan apapun. Kemudian ia turun dari atas Shafa. Ketika ia tiba di lembah, ia mengangkat ujung pakaiannya, kemudian berlari seperti larinya orang yang kelelahan hingga melewati lembah tersebut dan tiba di Gunung Marwa. Ia berdiri di sana dan melihat-lihat, namun ia tidak melihat siapapun. Hajar berlari hingga tujuh kali sambil berharap bisa melihat orang yang bisa menyelematkan dirinya dan anaknya dari mati kehausan.

Cerita tersebut adalah bagaimana Hajar berusaha dalam keadaannya yang kritis dan kalut, dalam kelaparan, kehausan, dan kepanasan. Kendatipun ia tahu bahwa Allah tidak akan menelantarkannya dan anaknya, Ismail, namun ia juga berusaha mencari dan berharap ada yang bisa menyelamatkan dirinya dan anaknya.     Ia tetap berikhtiyar hingga perlindungan Allah datang kepada mereka dengan memancarnya air Zamzam, kedatangan Kabilah Jurhum, dan bentuk-bentuk perlindungan Ilahiyah lainnya yang hanya diketahui Allah saja.

Tawakkal bagi orang Islam memang sangat penting, tapi tawakkal juga harus disertai ikhtiyar untuk merubah dirinya. Tidak lengkap rasanya hidup tanpa berusaha yang terbaik, untuk membuktikan bahwa kita memang pantas hidup untuk mendapatkan nikmat Allah dan menjadi ahsan nas di dunia ini. Bukankah Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum tanpa usaha kaum itu untuk merubah nasibnya sendiri?

Rabu, 19 Oktober 2011

Penyakit Teranyar Saat Ini

1. Ogah-Prihatinis (Ogah-Menderitasis)
Penyakit yang disebabkan oleh Virus SSG (Suka-Suka Gue) ini gampang menyerang pada anak-anak remaja, tetapi kalau tidak hati-hati, orang tua pun bisa kena.
Gejala-gejalanya:
- Biasanya nafsu makan tinggi, badan cepat besar, bongsor, gemuk, dan bawaannya pingin happy-happy, senang-senang melulu dan ogah menderita.
- Malas, lesu dan badan mudah capek dalam bekerja atau belajar, maka biasanya pasien menjadi lebih suka menonton daripada membaca atau bekerja.
- Sebagai akibatnya daya tahan tubuh turun, mudah ngantuk, mudah lupa dan akibatnya akan menaikkan kadar kolestotol (biasanya disebut jerawat). Penyakit ini susah disembuhkan. Sampai sekarang ini belum ada obat yang manjur untuk mengatasinya. Ini sangat merepotkan keluarga, guru, atau pasangan hidup.

2. Gila-Hartanitis
Penyakit ini dsebabkan olah Virus HUV (Hidup Untuk Verut). Biasanya menyerang kaum dewasa yang sudah bekerja, alias tahu duit. Lebih ganas daripada anjing gila ataupun sapi gila.
Gejala-gejalanya:
- Mata menjadi hijau (alias mata duitan!)
- Tenggorokan kering dan terasa haus terus (haus uang, haus barang, haus sukses, dll.)
- Susah tidur, otak berputar-putar terus!
- Pasien ini hanya bisa tidur 3 – 4 jam saja sehari.
- Kalau sudah parah, penyakit ini akan membuat pasiennya hilang ingatan. Maka perlu cepat-cepat dilarikan ke tempat-tempat ibadah. Jika perlu, setelah konsultasi dengan dokter, boleh juga diminta opname di pondok pesantren.

3. Gengsianisis
Penyakit imi menyerang segala umur, dari anak-anak sampai oma-oma. Penyakit ini ditularkan dari mulut ke mulut, dan juga lewat layar kaca. Penyebab belum terdeteksi, nampaknya asli dari dalam dari sendiri, setan pun kagak tau…
Gejala-gejalanya:
- Kepala mendongak keatas, wajah menyeramkan, dan gampang marah, karena penyakit ini menyerang otak pengendali rasa malu dan menaikkan kadar sombongsit sehingga pasien akan merasa lebih dari yang lainnya.
- Khusus untuk pasien berusia muda, penyakit ini membuat pasien alergi terhadap terik matahari, suka yang halus-halus saja, serta demen di ruangan ber-AC, berjam-jam di salon, doyan jamu-jamuan, lotion dan segala perawatan tubuh. Kalau sudah parah, penyakit ini bisa sungguh amat sangat menakutkan.
- Pasiennya gampang lupa, lupa pada dirinya, lupa pada temannya dan lupa pada “Pencipta”-Nya.

4. Shopping Syndrome
Penyakit ini biasa menyerang kaum wanita, terutama umur 17 – 55 tahun.
Gejala-gejalanya:
- Kalau melihat baju dan sepatu baru, mata susah berkedip, wajah berbinar-binar, tangan gemetaran dan mulut ngiler.
- Kaki tak bisa diam, tak betah di rumah, dan pingin keluyuran mulu ke supermarket. Kalau sudah parah, penyakit ini tidak tanggung-tanggung serangan:
- Stadium 2: Dompet sendiri.
- Stadium 3: Dompet teman alias ngutang.
- Stadium 4: Dompet suami bisa amblas.

Selasa, 18 Oktober 2011

Inisiatif Akhwat untuk Ta'aruf

Akhwat mendahului ikhwan dalam berta’aruf, itu sah-sah saja. Hanya saja, budaya timur ini yang membuat kita salah persepsi tentang hal itu. Rasa malu memang sangat harus dipertahankan dalam kepribadian seorang muslim. Bahkan malu itupun adalah sebagian dari iman, bukan? Tetapi, yang paling penting adalah bisa menempatkan rasa malu itu sendiri. Tidaklah seorang muslim yang tidak dapat berlaku proporsional. Semua orang muslim, harus dapat menempatkan sesuatu dengan benar! Karena, jika kita tidak menempatkan sesuatu dengan benar, maka kita disebut dholim.

Lalu, apakah akhwat yang mendahului ikhwan berta’aruf itu tidak punya rasa malu? Mungkin kita sering mendengar dan membaca tentang riwayat Ibunda kita, Khadijah! Seorang wanita mulia, yang menikahi manusia paling mulia pula. Mungkin kita berpikir bahwa Khadijah adalah seorang wanita mulia, dan kita tidak setara dengan beliau. Maka kita tidak boleh meniru beliau. Atau karena kita menganggap bahwa yang dinikahi oleh Khadijah adalah seorang yang sangat mulia, sehingga kita memakluminya. Sedangkan sekarang, tidak ada lagi ikhwan yang paling sempurna. Maka sudah tertutup pintu wanita untuk menkhitbah duluan. Tidak ada seorangpun yang menyamai Rasulullah. Bahkan, jin sekalipun! Lalu, apakah salah jika seorang akhwat menembak ikhwan duluan! Sebuah pertanyaan besar, mungkin!

Tetapi pada dasarnya, Allah memberikan derajat yang sama kepada seluruh hambanya. Baik wanita maupun pria. Tidak ada perbedaan derajatnya. Yang membedakan hanyalah iman dan ketaqwaannya! Lalu, hubungannya dengan akhwat nembak duluan? Yaitu, wanita sah-sah saja menembak ikhwan lebih dulu. Dan, sudah ada beberapa contoh, selain Khadijah! Tidaklah wanita lebih rendah derajatnya, jika wanita itu menembak ikhwan duluan. Tetapi, kesiapan seorang wanita untuk menembak ikhwan duluan haruslah sangat matang. Di samping kesiapan akhidah dan ilmu, juga harus dikuatkan pada sisi mentalnya.

Dan seandainya, ikhwan tidak menerima tembakan akhwat, maka harus diingat bahwa niat untuk menembak hanya karena Allah. Bukan karena siapa-siapa. Jadi meskipun ikhwan tidak menerima, akhwat tetap bisa berlapang dada. Karena niatnya, hanya untuk Allah! Ya, meskipun kita tahu. bahwa, hati seorang wanita sangatlah sensitif untuk masalah yang satu ini! Tetapi minimal, bahwa rasa malu harus ditempatkan pada tempatnya! Akhwat boleh malu, misalkan saat tembakannya tidak diterima oleh ikhwan. Tetapi hal itu tidak memalukan. Perlu diingat, bahwa hal itu bukanlah perbuatan yang memalukan! Atau bahkan merendahkan derajat wanita itu sendiri.

Jadi derajat wanita, tidak akan pernah luntur meskipun tembakannya meleset. Malu boleh, asal tahu penempatan malu itu! Ada sebuah contoh dari seorang shahabiah. Dinukilkan dari hadits! Seorang wanita datang kepada Rasulullah, shahabiah itu menghibahkan dirinya, untuk dinikahi oleh Rasulullah. Tetapi apa yang dilakukan Rasulullah? Rasulullah hanya terdiam, tidak berkata apapun sampai ketiga kalinya. Lalu tiba-tiba seorang pria berkata kepada Rasulullah ‘Wahai Rasulullah, nikahkanlah aku dengannya!’ Rasulullah mengatakan ‘Apa engkau punya sesuatu?’ lalu jawab pria itu ‘Aku tidak memiliki apapun ya Rasulullah!’ lalu Rasulullah bertanya ‘Apakah engkau hafal suatu surat dalam Al Qur’an?’ lalu pria itu pun menjawab ‘Aku hafal ini dan itu!’ lalu Rasulullah, mengatakan ‘pergilah, karena aku telah menikahkanmu dengannya, dengan mahar surat Al Qur’an yang engkau hafal!’

Apakah wanita itu menjadi rendah karena tidak dinikahi oleh rasulullah? Ataukah wanita itu rendah karena telah ditolak Rasulullah? Atau wanita itu rendah karena dinikahi oleh orang yang bukan Rasulullah? Apalagi dinikahi dengan mahar yang hanya hafalan Al Qur’an! Apakah wanita itu menjadi hina? Tidak! Shahabiah itu tetaplah seorang shahabiah. Seorang yang derajatnya tidaklah lebih rendah dari shahabiah-shahabiah lainnya! Ada sebuah contoh. Ada sebuah riwayat juga, yang menyatakan, ada seorang yang menikah dengan mahar sepasang sendal yang dipakai oleh orang itu. Dan Rasulullah bertanya ‘Apakah engkau ridha terhadap diri dan hartamu dengan sepasang sendal?’ si wanita itu menjawab ‘Ya.’ Maka Rasulullah membolehkannya.

Dari kisah-kisah seperti tadi, apakah wanita itu sangat rendah? Hingga dia harus dihargai dengan hanya sepasang sendal! Atau, ada kisah lain yang menyatakan sahabat Rasulullah menikahkan dengan mahar, sebuah cincin besi. Semua ini pernah terjadi! Dan itu, tidak pernah menjadikan rasa malu terhadap para shahabiah-shahabiah.

Ini sebuah contoh yang telah dilakukan oleh generasi Rasulullah! Jadi yang terpenting adalah. Rasa malu itu ditempatkan dengan sebenar-benarnya tempat malu itu sendiri. Jika kita telah melakukan kesalahan terhadap syari’at Islam, baru rasa malu itu timbul. Jika kita melakukan dosa-dosa, baru rasa malu dan derajat yang rendah itu boleh muncul! Tetapi jika, kita tidak melakukan perbuatan yang melanggar syari’at. Maka sesungguhnya, kita tidak perlu merasa malu. Karena itu memang perbuatan yang tidak memalukan!

Hanya karena adat daerah, yang membuat rasa malu itu muncul. Dan persoalan-persoalan yang dianggap tabu dalam adat kita. Maka kita sering terkecoh dengan menempatkan rasa malu itu sendiri! Jadi, jika sebuah perkara yang pada dasarnya tidak dilarang oleh agama. Maka seharusnya, kita tidak usah memperdebatkan atau mencari-cari kesalahan pada hal-hal itu.

Diringkas dari 'Aku Menggugat Akhwat dan Ikhwan'

Senin, 17 Oktober 2011

Cahaya di Ruang Sempit

Saat Roberto Baggio tersingkir dari squad Marcello Lippi di Internazionale Milan, dia lebih memilih bermain untuk klub papan bawah Italia, Brescia. Padahal saat itu Derby County, klub dari Liga Primer Inggris yang sedang naik daun, ngebet menariknya untuk bermain di Liga Inggris. Saat itu pula Derby sudah memiliki tenaga duo Italiano, Stefano Eranio yang pernah bermain di AC Milan, dan Francesco Baiano.

Mengapa Baggio lebih memilih Brescia daripada klub medioker Derby County? Dia menjawab bahwa dia masih ingin bermain untuk tim nasional Italia. Tentunya lebih mudah memantau pemain yang bermain di liga lokal ketimbang para pemain yang bermain di luar negeri. Dan kemudian Baggio masih memelihara harapan untuk bermain bersama timnas Italia.

Setelah bermain kurang optimal di AC Milan, Roberto Baggio menjalani musim gemilangnya bersama Bologna. Sebagai kapten dan motor tim, Baggio menyumbangkan banyak kontribusi untuk membawa Bologna merangkak naik ke papan atas klasemen. Karena penampilannya itulah kemudian Baggio direkrut oleh Inter Milan. Sayangnya, saat kemudian Inter diarsiteki oleh Marcello Lippi (pelatih yang juga menyingkirkannya dari squad Juventus untuk mengorbitkan Alessandro Del Piero), Baggio kurang dipercaya untuk tampil bersama tim inti Inter. Saat datang waktu untuk hengkang, itulah saat Baggio memilih Brescia.

Padahal karir Baggio di dunia sepakbola hampir hancur justru di awal karirnya, saat mengalami cedera yang cukup parah. Namun kemudian Baggio terselamatkan oleh klub Fiorentina (yang juga kurang populer saat itu).

Ternyata menjadi cahaya di ruang sempit lebih bermakna daripada menjadi bintang di langit luas. Sempitnya ruang Bologna membuat kebintangan Baggio terasa benderang. Namun kebintangannya di langit Milan dan Inter tidak bisa memberikan cahaya yang cukup terang untuk bisa dinikmati banyak orang. Kemudian kecilnya ruang Brescia membuat cahayanya lebih bersinar. Bahkan di Brescia Baggio kembali bertindak sebagai kapten seperti di Bologna, membuat gol ke-200-nya di Liga Italia, dan mengakhiri karirnya di sana.

Minggu, 16 Oktober 2011

Jabbawockeez

Saat servis sebuah CPU, si pemilik CPU memintaku untuk menginstal program untuk membuka file-file video, terutama untuk file-file *.flv. Tadinya dia meminta aplikasi MPC untuk diinstal, tapi karena setelah diinstal program MPCnya kemudian error, aku mencoba menginstal aplikasi lain sebagai alternatifnya. Aku mencoba pake KMP, setelah instalasi selesai file-file flv bisa dijalankan. Tetapi setelah direstart ternyata flv tidak mau lagi dibuka lewat KMP.

Dari situ aku coba-coba membuka file-file videonya. Dari beberapa yang bisa dibuka, aku menemukan file-file tentang JabbaWockeez. Kebetulan kemudian pemiliknya menjelaskan apa dan siapa itu JabbaWockeez. Beberapa file yang bisa dibuka, terutama file *.3GP, bisa menjelaskan sekilas tentang JabbaWockeez.

Akhirnya CPU itupun harus diinstal ulang sistem operasinya dan menginap semalam lagi di servisan. Setelah selesai semua aplikasi diinstal, aku kemudian membuka kembali file-file video yang kemarin tidak bisa dibuka. Terutama kemudian aku cari video-videonya JabbaWockeez. Eh, ternyata penampilannya bagus-bagus, sehingga kemudian aku salin deh satu folder JabbaWockeez tadi, berisi beberapa video-video penampilan mereka.

Karena masih penasaran, aku coba cari sendiri info tentang apa dan siapa itu JabbaWockeez. JabbaWockeez (dibaca: Jabbowakiz) adalah kru dance hip-hop dari San Diego yang memenangkan musim pertama kompetisi reality dance America’s Best Dance Crew. Sejak kemenangan itu, grup ini mendapatkan tawaran yang lebih besar dengan tampil di beberapa video musik dan iklan, tur internasional, dan tampil dengan Shaquille O’Neal di NBA All-Star Game tahun 2009. Mereka dikenal dengan memakai topeng polos berwarna putih dan sarung tangan untuk membuat penonton fokus kepada gerakan mereka sebagai kelompok daripada individunya.

Grup awalnya berasal dari daerah teluk San Francisco di awal tahun 1990an, di mana kedua anggota pendirinya Gary “Gee One” Kendall dan Randy “DJ Wish One” Bernal adalah anggota dari kru dance MindTricks. Phil “Swaggerboy” Tayag, Kevin “KB” Brewer, dan Joe “Emajoenation” Larot dari Sacramento juga bergabung dengan kru MindTricks bersama. Tayag, Brewer, dan Larot kemudian pindah ke daerah San Diego, tapi sebagai rasa terima kasih untuk jadwal perjalanan Gary Kendall sebagai penampil dan instruktur dance, mereka tetap menjaga hubungan dengan grup MindTricks. Phil, Kevin, dan Joe mulai tampil dengan menggunakan topeng dan sarung tangan putih sehingga mereka disebut trio “Three Musky”. Motif topeng dan sarung tangan diadaptasi sebagai penghargaan untuk keahlian kru Media Sirkas dari San Francisco di tahun 1970an.

Usaha kru MindTricks yang dimulai di bagian selatan California ini kemudian dikembangkan ke dalam JabbaWockeez. Nama “JabbaWockeez”, diciptakan oleh Joe Larot, terinspirasi dari monster fantasi dari puisi Lewis Carroll. Topeng dan sarung tangan putih dari penampilan Phil, Kevin dan Joe sebagai Three Musky diambil sebagai ciri khas visual grup ini. Di San Diego, lewat koneksi Gary, JabbaWOckeez merekrut Rynan “Kid Rainen” Paguio dan Chris “Cristyle” Gatdula dari grup b-boys ke dalam kelompoknya. Ketujuh anggota asli JabbaWockeez memulai penampilan mereka sebagai grup di tahun 2003. Anggotanya terdiri dari Gary, Randy, Phil, Kevin, Joe, Rainen, dan Chris.

JabbaWockeez menambah jumlah anggotanya, sehingga total mereka berjumlah sebelas orang. Jeff “Phi” Nguyen dari Phoenx bertemu Rynan Paguio di beberapa tempat audisi dan penampilan Los Angeles, dan mendapat tempat di JabbaWockeez dengan perlombaan melawan Kevin Brewer. JabbaWockeez juga membawa alumnus Kaba Modern Ben “B-Tek” Chung dan Eddie “Eddiestyles” Gutierrez dan Saso “Saso Fresh” dari b-boys ke dalam grup.

Anggota JabbaWockeez juga menampilkan grup dance hip-hop mereka sendiri di California. Phil Tayag membuat Boogie Monstarz di tahun 2003, Kevin Brewer mendirikan SuperGalacticBeatManipulators di tahun 2005, dan Joe Larot mendirikan Press P.L.A.Y. di tahun 2006. Tiga grup ini menjadi bagian dance kolektif yang lebih besar dengan JabbaWockeez yang dinamai Family Royale.

Di tahun 2007, JabbaWockeez tampil di musim kedua America’s Got Talent. Tampil dengan sembilan anggota, grup ini tersingkir di episode Las Vegas Callbacks.

Gary Kendall meninggal karena komplikasi pneumonia dan meningitis pada tanggal 14 Desember 2007, sesaat sebelum grup ini memulai audisi di musim pertama America’s Best Dance Crew. Sebagai figur mentor grup ini, Kendall menganjurkan JabbaWOckeez mendapat kesempatan di tingkat nasional dengan mengikuti audisi untuk pertunjukan reality kompetisi dance seperti America’s Got Talent dan America’s Best Dance Crew.

JabbaWockeez mengikuti audisi dengan kontingen berjumlah tujuh anggota untuk musim pertama America’s Best Dance Crew (ABDC), karena ketentuan pembatasan anggota kru untuk pertunjukan ini. Sebenarnya, grup untuk ABDC harusnya terdiri dari Gary Kendall, Phil Tayag, Kevin Brewer, Joe Larot, Rynan Paguio, Chris Gatdula, dan Phi Nguyen. Tetapi kemudian Gary meninggal di tahun itu, dan Joe menderita cedera lutut selama ronde audisi. Grup memilih Ben Chung untuk menggantikan Joe di show ini dan membiarkan tempat kosong milik Gary, sehingga maju dengan enam anggota.

Dalam keputusan perundingan mereka untuk memerankan penampilan mereka di pertunjukan sebagai kesatuan yang utuh, semua tampilan JabbaWockeez di ABDC dimulai dalam formasi yang sama dengan akhir penampilan mereka di minggu sebelumnya, kecuali penampilan di Evolution of Street Dance di minggu keenam dan penampilan grup dengan kru yang lain.

Mereka menerima jumlah pendapatan dan keberhasilan yang luar biasa dari kemenangan mereka di musim pertama mereka di ABDC pada tahun 2008. Penampilan terakhir kru JabbaWockeez saat memenangkan hadiah USD 100.000 adalah “Stronger” dari lagu Kanye West, yang menandai penampilan pertama mereka di depan umum tanpa topeng.

Yang menarik, menurut penjelasan pemilik CPU tadi, anggota JabbaWockeez ini multiras, beberapa ada yang berasal dari Asia, bahkan ada juga yang katanya dari Indonesia. Kalo keterangan yang ini aku gak dapat infonya dari berbagai sumber, tapi yang terlihat jelas memang wajah-wajah mereka itu seperti wajah orang Asia, juga terlihat dari nama-nama mereka.

Sabtu, 15 Oktober 2011

(sekali lagi tentang) Iklan

Suatu ketika, aku pernah membaca surat pembaca di sebuah media. Dalam surat ini, seorang pembaca mengeluhkan tentang iklan yang ada di televisi. Beliau meminta iklan-iklan di televisi dihentikan dan tidak ditayangkan, karena tidak mendidik, memicu perilaku hidup konsumtif, mudah diingat anak-anak, dan mengganggu tayangan televisi. Kemudian aku berpikir memang kebanyakan iklan tidak mendidik (tidak semua), memicu perilaku hidup konsumtif, mudah diingat anak-anak (hal-hal yang baik dan buruknya), tetapi kalo mengganggu tayangan televisi, ini adalah faktor subyektif.

Bagi orang-orang yang menikmati acara, tayangan iklan memang mengganggu banget. Lagi asyik-asyiknya nonton acara, eh malah iklan yang nongol. Tapi bagi orang-orang yang lagi ada keperluan (lagi kebelet, pengen ngambil sesuatu, mau mengistirahatkan mata sebentar), iklan malah ditunggu-tunggu kedatangannya, karena dengan jeda iklan berarti ada kesempatan bagi mereka untuk melaksanakan hajat mereka. Apalagi yang hobi mencet remote (bukan mencet jerawat), begitu iklan muncul dengan segera mereka pencet-pencet dah itu tombol remotenya.

Selain itu, menurutku acara-acara televisi saat ini tidak lagi didukung dengan iuran televisi dan program SDSB, seperti 20 tahunan yang lalu. Sehingga salah satu pendapatan terbesar sebuah stasiun televisi tentu saja dari iklan itu. Apalagi pas ada momen-momen besar yang cukup menjual dan komersial, kayak event kejuaraan olahraga seperti saat ini, tentu para pemasang iklan berlomba-lomba memasangkan iklan produk mereka, yang kemudian dana dari pemasang tersebut oleh stasiun televisi dikelola untuk biaya operasional mereka dalam menayangkan event tersebut.

Kasarnya, iklan itulah yang mendanai dan membayari acara-acara di stasiun televisi, bukan penontonnya. Jadi kalo penontonnya minta iklan dihapus dari televisi, berarti sama saja dengan stasiun televisi itu gak usah nayangin acaranya. Meskipun demikian, tetap saja para pemasang iklan juga harus mematuhi etika-etika pemasaran produk, sehingga iklan yang mereka tayangkan bermutu dan tidak menyalahi norma-norma persaingan yang sedang berlaku.

Jumat, 14 Oktober 2011

Pindad 2000

PT. Pindad adalah perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia. Pada tahun 1808 didirikan sebuah bengkel peralatan militer di Surabaya dengan nama Artillerie Constructie Winkel (ACW), bengkel ini berkembang menjadi sebuah pabrik dan sesudah mengalami perubahan nama pengelola kemudian dipindahkan lokasinya ke Bandung pada tahun 1923.

Pemerintah Belanda pada tahun 1950 menyerahkan pabrik tersebut kepada Pemerintah Indonesia, kemudian pabrik tersebut diberi nama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yang berlokasi di PT. PINDAD sekarang ini. Sejak saat itu PT. PINDAD berubah menjadi sebuah industri alat peralatan militer yang dikelola oleh Angkatan Darat. PT. PINDAD berubah status menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nama PT. PINDAD (Persero) pada tanggak 29 April 1983, kemudian pada tahun 1989 perusahaan ini berada dibawah pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang kemudian pada tahun 1999 berubah menjadi PT. Pakarya Industri (Persero) dan kemudian berubah lagi namanya menjadi PT. Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero).

Tahun 2002 PT. BPIS (Persero) dibubarkan oleh Pemerintah, dan sejak itu PT. PINDAD beralih status menjadi PT. PINDAD (Persero) yang langsung berada dibawah pembinaan Kementerian BUMN. PT Pindad telah sukses memproduksi berbagai senjata ringan yang sudah digunakan TNI dan Polri, kendaraan militer, mesin industri & jasa seperti lini produk air brake prods, peralatan kelautan, dan lain-lain.

Pada dasarnya PT. Pindad dibagi menjadi 2 tempat, yaitu berlokasi di Bandung, dan satunya di Malang. Yang di Bandung memproduksi senjata dan peralatan umumnya, sedangkan yang di Malang adalah divisi yang memproduksi amunisinya. Yang di Malang ini secara umum dibagi menjadi 2 tempat, satu tempat sebagai pabrik produksinya, sedangkan satu tempat lagi sebagai pabrik kimia dan mesiunya, yang pernah meledak beberapa tahun yang lalu.

Alhamdulillah, aku pernah melaksanakan praktek kerja lapangan di PT. Pindad Malang saat STM dulu, jadi aku juga sudah pernah merasakan bagaimana bekerja di tempat yang menyenangkan ini selama kurang lebih 2 bulan. Beberapa pengalaman bisa aku dapatkan, terutama kedisiplinan yang tidak pilih kasih untuk semua karyawan ataupun siswa prakteknya. Seperti yang pernah aku dengar dari berbagai sumber di sana, bahwa tahun sebelumnya beberapa orang siswa yang praktek di sana diberhentikan dari prakteknya dan mendapatkan sanksi tidak akan bisa diterima di instansi manapun selamanya, karena menyelundupkan beberapa barang produksi dari dalam pabrik untuk dibawa pulang. Sehingga hal tersebut memunculkan kehati-hatian dan kedisiplinan ekstra bagi siswa-siswa yang praktek di sana pada tahun-tahun berikutnya.

Rabu, 12 Oktober 2011

Candi Arimbi

Saat kembali ke Kediri dari Surabaya, aku sempat tersesat saat melewati jalan pintas masuk dari Mojoagung. Harusnya aku belok ke kanan di salah satu pertigaan, tapi aku gak terlalu memperhatikan pertigaan itu sehingga aku lurus saja dari pertigaan itu. Saat melihat kemudian jalan berubah naik turun dan berkelok-kelok, aku tersadar kalo ini bukan jalan yang benar yang aku lewat saat berangkat tadi. Sempat berniat langsung balik kanan saat itu juga, tapi masih aku terusin perjalanan melewati jalan itu.

Tak disangka, ternyata aku melewati sebuah candi di jalan itu. Dari papan nama di sampingnya, terbaca jelas nama candi itu adalah Candi Arimbi. Letak candi itu benar-benar persis di pinggir jalan, sehingga tanpa masuk pun dari jalan terlihat jelas puing candi itu. Dari jarak sekitar 50 m puncak candi itu sudah terlihat.

Candi Arimbi ini adalah salah satu di antara sekian banyak peninggalan Majapahit namun letaknya sangat terpencil dari semua peninggalan Majapahit lainnya. Peninggalan Kerajaan Majapahit kebanyakan terdapat di daerah Majokerto. Di sekitar Candi Arimbi ini ditanami dengan aneka bunga dan dikelilingi pohon-pohon cengkeh.

Dilihat dari motif atau corak arsitekturnya, Candi Arimbi mempunyai latar belakang agama Hindu, di mana di candi ini dulu terdapat Arca Purwati sebagai istri Dewa Siwa yang sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta. Sementara di pelataran atau halaman candi terdapat arca-arca yang berciri khas Hindu.

Dewi Parwati dikenal sebagai simbol wanita yang benar-benar mempunyai seluruh syarat terbaik sebagai seorang wanita, ibu dan istri. Parwati juga dianggap sebagai dewi lambang kesuburan, bersama-sama dengan Siwa, mereka berdua sering digambarkan sebagai yoni (simbol wanita) dan lingga (simbol laki- laki).

Arca-arca Hindu cukup banyak ditemukan di halaman candi. Sayangnya, arca-arca itu sudah tidak berada dalam kondisi utuh, bahkan beberapa di antaranya hanya menyisakan potongan anggota badannya saja. Di halaman candi terdapat reruntuhan batu. Di antaranya ada sebuah lapik bekas untuk menempatkan arca. Pada lapik itu hanya tersisa telapak kaki arca. Sebuah hiasan kala dengan ukuran agak besar, tergeletak di salah satu sudut halaman candi. Diperkirakan, batu ini dulunya digunakan untuk menghiasi pintu masuk ke ruangan (bilik) candi. Suatu hal yang lazim terdapat pada candi-candi Hindu lainnya di propinsi Jawa Timur. Nama Candi Rimbi juga sering disebut juga Cungkup Pulo. Nama Rimbi dikaitkan dengan nama tokoh pewayangan bernama Arimbi, isteri Werkudoro (Bima).

Candi ini mempunyai ruangan pusat, tempat Arca Purwati dan arcanya sekarang di Museum Nasional Jakarta, yang melukiskan Tribuwana Wijaya Tungga Dewi, Raja Majapahit yang memerintah pada tahun 1328 – 1350 M. Masa pembangunan Candi Arimbi pada abad XIV M pada jaman Majapahit.

Secara administratif letak situs Candi Arimbi berada di Desa Pulosari Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang, secara arsitektural bangunan Candi Arimbi berdiri di atas alas dengan tinggi dan tangga masuk berada di sebelah barat, bahan terbuat dari batu andesit sedangkan pondasinya dari bata, arah hadapnya ke barat. Situs Candi Arimbi sekarang memiliki luas 896.56 m2.

Candi ini terletak di sebelah tenggara Kota Jombang atau sekitar 24 km dari Kota Jombang. Dari Mojoagung atau jalan provinsi yang menghubungan Surabaya-Jombang, candi ini terletak di sebelah selatan dengan jarak tempuh ± 17 km menuju kawasan pegunungan Wonosalam. Tinggi candi ± 10 m, lebar ± 6 m dan panjangnya ± 8 m. Setelah wafatnya Dewi Arimbi, konon jasadnya disemayamkan di Candi Arimbi ini. Sejak saat itu pula lambat laun wilayah di sekitar candi ini dikenal sebagai Dusun Ngrimbi.

Namun sayangnya, candi ini belum pernah dipugar atau mendapatkan perawatan selayaknya sehingga tak tampak lagi kemegahannya. Beberapa bagian candi setinggi sekitar delapan meter mulai terlihat pecah-pecah dan bagian puncak dan tengah keropos. Di musim hujan seperti saat ini, lumut hijau juga semakin subur tumbuh menutupi permukaannya. Hal ini seharusnya tak perlu terjadi jika ada "sentuhan serius" dari pihak berwenang dan yang diberi tanggungjawab.

Untuk mencapai obyek wisata sejarah ini, dapat menggunakan berbagai macam alat transportasi. Ada angkutan umum dari Mojoagung menuju Wonosalam yang dapat ditempuh sekitar 30 menit. Lokasi candi persis di tepi jalan raya Mojoagung – Wonosalam. Namun, akan lebih menyenangkan jika perjalanan memakai kendaraan pribadi (mobil atau motor) sebab setelah kunjungan ke kawasan ini, kita bisa melanjutkan perjalanan sepuasnya untuk menikmati panorama lain di kawasan Pegunungan Anjasmara Wonosalam.

Kondisi Candi Rimbi ini sepintas mirip dengan Candi Sumur yang berada di Sidoarjo. Badan candi yang seolah terkoyak itu masih berdiri tegak di antara reruntuhan batu andesit yang berada di sekitarnya. Dengan kondisi seperti itu, sulit diketahui seperti apa sebenarnya bentuk badan dan atap candi. Meski demikian pada bagian kaki candi masih bisa ditemukan berbagai relief yang menggambarkan manusia dan hewan. Salah satu relief yang unik adalah adanya relief yang menggambarkan sepasang manusia (pengantin) yang berada dalam sebuah gentong. Sayangnya hingga sekarang belum bisa diketahui isi cerita yang coba digambarkan melalui relief-relief tersebut.

Dan akhirnya aku memutar balik motorku setelah melewati gapura masuk Kecamatan Wonosalam, sehingga sekali lagi aku bisa melihat Candi Arimbi sekali lagi. Semoga lain kali aku bisa ke situ lagi, tentunya bukan karena tersesat salah jalan.

Selasa, 11 Oktober 2011

Bung Hatta

DR. (HC) Drs. H. Mohammad Hatta atau lebih dikenal Bung Hatta adalah proklamator RI, Wakil Presiden I RI, Bapak Koperasi Indonesia, negarawan, pahlawan, diplomat, dan ekonom. Itulah gelar kedaulatan yang Bung Hatta sandang. Namun, selain gelar-gelar di atas yang biasa kita baca, ada hal lain yang tidak kalah penting yang membuat saya kagum seraya bangga atas sosok Bung Hatta lainnya yakni santun, jujur, hemat, serta uncorruptable.
Bung Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902. Pada usia 19 tahun, Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan/bisnis di Nederland Handelshogeschool (sekarang Universitas Erasmus) dan mendapat gelar Drs. Bung Hatta. Selama di Belanda, Bung Hatta terus melakukan perjuangan kemerdekaan untuk bangsa di nusantara. Aktivitasnya dalam organisasi menyebabkan Hatta pernah ditangkap pemerintah Belanda.
Tahun 1932 Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan organisasi CPNI yang bertujuan meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia melalui proses pelatihan-pelatihan. Belanda menangkap Hatta, bersama Soetan Sjahrir, ketua Club Pendidikan Nasional Indonesia pada bulan Februari 1934. Hatta diasingkan ke Digul dan kemudian ke Banda selama 6 tahun.
Tahun 1945, Hatta secara aklamasi diangkat sebagai wakil presiden pertama RI, bersama Bung Karno yang menjadi presiden RI sehari setelah ia dan Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena peran tersebut maka keduanya disebut Bapak Proklamator Indonesia. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Bung Hatta meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun.

Bung Hatta, Sikap Negarawan yang LangkaBila India memiliki Mahatma Gandhi sebagai bapak negarawan yang sederhana, santun, bersahaja bagi rakyatnya, maka Indonesia memiliki Bung Hatta. Sepanjang hidupnya, Bung Hatta berperilaku senantiasa menampilkan sikap yang santun terhadap siapa pun. Baik kawan maupun lawan. Terhadap Bung Karno yang pada masa sebelum kemerdekaan melakukan kerja sama cukup erat namun kemudian mereka tidak dapat bekerja sama secara politik, tetapi sebagai sesama manusia, Bung Hatta masih menghormatinya. Ketika Bung Karno sakit, Bung Hatta menengoknya. Demikian pula sebaliknya. Kesantunan menjadi sikap dalam hidupnya untuk saling menghargai.
Banyak kisah tentang dia yang menyadarkan kita semua, bahwa Indonesia pernah memiliki seorang pemimpin dan negarawan yang teramat bersahaja. Dan, itu pula yang disampaikan Rachmawati Soekarnoputri dalam tulisannya yang dimuat di Harian Kompas, 9 Agustus 2002, Mengenang 100 Tahun Bung Hatta. Dalam tulisan tersebut, putri mendiang Bung Karno tersebut mengatakan, suri teladan yang perlu diteladani dari Bung Hatta adalah sifat dan perilakunya yang fair dan jujur. “Jujur di sini, tidak hanya terbatas pada tidak melakukan praktek KKN selama berkuasa atau menjabat. Namun, lebih dari itu, Bung Hatta jujur terhadap hati nuraninya,” kata Rachmawati.
Hal itu terlihat saat Bung Hatta mulai tidak sepaham dengan Bung Karno antara lain menganggap Bung Karno sudah ke-kiri-kirian, terlebih saat Bung Karno mencetuskan ide Nasakom, Bung Hatta yang sudah tidak sepaham lagi dengan Bung Karno memilih mengundurkan diri 1 Desember 1956
Kejujuran yang diperlihatkan Bung Hatta dalam hal ini justru menunjukkan sikap ksatria seorang negarawan yang patut dihargai dan dicontoh. Kendati demikian, hubungan pertemanan antara Bung Hatta dan Bung Karno tidak lalu berubah menjadi permusuhan, malahan Bung Hatta melakukan kerja sama yang kritis terhadap Bung Karno (critical cooperation). Bahkan, adakalanya Bung Hatta memberikan masukan langsung datang ke Istana selain menulis surat atau menelepon. Dan, Bung Karno pun tetap menganggap Bung Hatta sebagai teman bukan musuh yang harus “dilumpuhkan”.
Rachmawati juga mengungkapkan bahwa sikap fair dan perilaku terasa ketika Bung Karno sakit setelah terjadinya G30S/PKI tahun 1965. Ketika Bung Karno mulai jatuh sakit, Bung Hatta tetap memberikan perhatian kepada Bung Karno. Bahkan, pada saat sakit yang diderita Bung Karno semakin parah pada tahun 1969 dan terpaksa harus dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Bung Hatta bersikeras menjenguk Bung Karno di mana tak satu pun pejabat atau tokoh lain mau menjenguk Bung Karno.

Wakil Presiden Bung Hatta Harus Menabung Membeli Sepatu “Bally”, Tapi…..Salah satu kisah mengugah dari Bung Hatta yang dikenang masyakarat adalah kisah tentang sepatu Bally. Pada tahun 1950-an, Bally adalah merek sepatu bermutu tinggi yang berharga mahal. Bung Hatta, ketika masih menjabat sebagai wakil presiden, berniat membelinya. Untuk itulah, maka dia menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya.
Setelah itu, dia pun berusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman tersebut. Namun, apa yang terjadi? Ternyata uang tabungan tidak pernah mencukupi untuk membeli sepatu Bally. Ini tak lain karena uangnya selalu terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu orang-orang yang datang kepadanya guna meminta pertolongan. Alhasil, keinginan Bung Hatta untuk membeli sepasang sepatu Bally tak pernah kesampaian hingga akhir hayatnya. Bahkan, yang lebih mengharukan, ternyata hingga wafat, guntingan iklan sepatu Ball tersebut masih tersimpan dengan baik.
Andai saja Bung Hatta mau memanfaatkan posisinya saat itu, sebenarnya sangatlah mudah baginya untuk memperoleh sepatu Bally, misalnya dengan meminta tolong para duta besar atau pengusaha yang menjadi kenalannya. Barangkali bukan hanya sepatu merek Bally yang mampu dibelinya. Bisa saja ia memiliki saham di pabrik sepatu dan berganti-ganti sepatu baru setiap hari. Tetapi, ia tidak melakukan semua itu. Ia hanya menyelipkan potongan iklan sepatu Bally yang tidak terbelinya hingga akhir hayat. Bila dilihat pada kondisi sekarang, seharusnya masa lalu juga demikian, tentu hal ini merupakan sebuah tragedi.
Seorang mantan wakil presiden, orang yang menandatangani proklamasi kemerdekaan, orang yang memimpin delegasi perundingan dengan Belanda –negara yang pernah menjajahnya—hingga Belanda mau mengakui kedaulatan Indonesia, ternyata tidak mampu hanya untuk sekadar membeli sepasang sepatu bermerek terkenal. Meski memiliki jasa besar bagi kemerdekaan negeri ini, Bung Hatta sama sekali tidak ingin meminta sesuatu untuk kepentingan sendiri dari orang lain atau negara.
Menurut Jacob Utama, Pemimpin Umum Harian Kompas, segala yang dilakukan Bung Hatta sudah mencerminkan bahwa dia tidak hanya jujur, namun juga uncorruptable, tidak terkorupsikan. Kejujuran hatinya membuat dia tidak rela untuk menodainya dengan melakukan tindak korupsi. Mungkin banyak masyarakat berkomentar, “Iya, lha wong sepatu Bally harganya, kan, selangit.”
Namun lagi-lagi itulah, ternyata bukan hanya sepasang sepatu itu yang tidak mampu dibeli Hatta. Barang lain yang juga tak mampu dibelinya adalah mesin jahit yang juga sudah lama didambakan sang istri. Wah, mengapa bisa begitu? Ya, tak lain karena setelah mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden, 1 Desember 1956, uang pensiun yang diterimanya sangat kecil. Bahkan saking kecilnya, sampai-sampai hampir sama dengan Dali, sopirnya yang digaji pemerintah. Dalam kondisi seperti ini, keuangan keluarga Bung Hatta memang sangat kritis.
Sampai-sampai, pernah suatu saat Bung Hatta kaget melihat tagihan listrik, gas, air, dan telepon yang harus dibayarnya, karena mencekik leher. Menghadapi keadaan itu, Bung Hatta tidak putus asa. Dia semakin rajin menulis untuk menambah penghasilannya. Baginya, biarpun hasilnya sedikit, yang penting diperoleh dengan cara yang halal. Itu sebabnya, mengapa Bung Hatta mengembalikan sisa uang yang diberikan pemerintah untuk berobat ke Swedia. Itu dilakukan, karena sepulang dari Swedia Bung Hatta mendapati bahwa uang tersebut masih bersisa, dan dia merasa itu bukan haknya.
Sungguh mengangumkan. Apa yang dilakukan Bung Hatta adalah karena dia ingin menjaga nama baik. Bukan hanya dirinya sendiri, tetapi nama baik bangsa dan negara. Dalam konteks itu pula, maka Bung Hatta pun tidak berusaha bekerja di berbagai perusahaan meski sebenarnya sangat memungkinkan. Dalam pandangannya, jika dia bekerja pada perusahaan, maka citra seorang mantan wakil presiden akan runtuh. Juga, jika dia menjadi seorang konsultan, maka sebenarnya dirinya sedang terjebak ke dalam bias persaingan usaha yang sarat dengan kepentingan.
Pemikiran yang luar biasa itulah yang dijalankan oleh Bung Hatta. Bung Hatta lebih memilih hidup sederhana demi menjaga nama baik bangsa Indonesia. Bung Hatta telah mengorbankan dirinya bagi negeri ini. Bung Hatta begitu hati-hati menggunakan kekuasaan.
Sungguh mengagumkan. Apa yang dilakukan Bung Hatta adalah karena dia ingin menjaga nama baik. Bukan hanya dirinya sendiri, tetapi nama baik bangsa dan negara. Pemikiran yang luar biasa itulah yang dijalankan oleh Bung Hatta. Bung Hatta lebih memilih hidup sederhana demi menjaga nama baik bangsa Indonesia. Bung Hatta telah mengorbankan dirinya bagi negeri ini. Bung Hatta begitu hati-hati menggunakan kekuasaan.
Semoga melalui artikel yang diangkat dari kisah nyata dari seorang pemimpin besar bangsa ini, seorang proklamator yang turut memperjuangkan NKRI dengan Pancasila sebagai falsafah bangsa, memberi kebanggaan sekaligus teladan bagi rakyat Indonesia, terutama generasi muda. Membaca kisah ini mestinya membuat malu bagi setiap warga Indonesia, terutama para pejabat, baik eksekutif, yudikatif maupun legislatif yang berebut kursi kekuasaan. Bagaimana mungkin anggota dewan sudah meminta jatah laptop di awal jabatannya? Bagaimana timpangnya sikap Bung Hatta dengan sikap Kementerian SBY yang minta kenaikan gaji pasca 1 hari dilantik?
Semoga kisah Bung Hatta tentang Sepatu Bally menjadi bagian dari artikel dalam pendidikan sekolah terkait pendidikan antikorupsi dan bela negara. Saya terharu sekaligus kagum mengetahui bahwa seorang Wakil Presiden RI yang juga bapak proklamator harus menabung untuk membeli sepatu “bally”, tapi…. hingga akhirnya hayatnya ia harus memendam cita-citanya! Terima kasih Bung Hatta!

Tulisan Aslinya

Senin, 10 Oktober 2011

Poligami a la Rasulullah Muhammad SAW: Istri-Istri Rasulullah

Salah satu rubrik favoritku dalam majalah ‘Matan’ adalah Kolom, yang secara rutin diisi oleh Bapak Nur Cholis Huda, wakil ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Dalam majalah edisi April 2010, kebetulan tema majalah ‘Matan’ membahas masalah nikah siri, sehingga dalam rubrik Kolom ini juga dibahas tentang nikah siri, lebih khususnya tentang poligami.

Di sini diceritakan tentang makna dan pelaksanaan poligami di kehidupan nyata. Kebanyakan alasan yang dikemukakan adalah melaksanakan sunah Rasul. Padahal kalo mau benar-benar melaksanakan sunah Rasul, harus dipahami pula esensi dan sebab mengapa Rasul beristri lebih dari satu, sehingga bukan hanya mengikuti secara membuta dan mengglobal.

Dalam buku ‘Istri-Istri Para Nabi’ digambarkan betapa manusiawinya kehidupan Rasulullah Muhammad SAW bersama istri-istrinya. Rasulullah tidak berpoligami saat istri pertama beliau, Khadijah binti Khuwailid R.A., masih hidup. Rasulullah SAW hidup bersama Khadijah selama lebih dari 24 tahun, dan selama itu Rasulullah tidak menikah dengan wanita lain. Sedangkan Khadijah saat menikah dengan Rasulullah berstatus janda, pernah menikah 2 kali, mempunyai 1 anak dengan suami pertamanya, Atiq bin Aidz, dan 2 anak dengan suami keduanya, Abu Halak Malik bin Nabbasy.

Setelah wafatnya Khadijah, Rasulullah kemudian menikahi ‘Aisyah binti Abu Bakar R.A. 2 tahun sebelum hijrah, dan ‘Aisyah dinikahi saat masih gadis. Kemudian Rasulullah menikahi Saudah binti Zam’ah R.A., janda as Sakran bin Amr, di tahun yang sama, kemudian menikah dengan Hafshah binti Umar, janda Khunais bin Hudzafah as Sahmi di tahun 2 H, tiga puluh bulan kemudian, Rasulullah menikah dengan Zainab binti Khuzaimah al Hilaliyah R.A., janda ath Thufail bin al Harits, kemudian beliau menikah dengan Ummu Salamah binti Abu Umaiyyah, janda Abu Salamah bin Abdul Asyhal, tahun 4 H, kemudian menikah dengan Zainab binti Jahsy R.A., janda Zaid bin Haritsah, tahun 5 H, dan di tahun 5 H pula, Rasulullah menikahi Juwairiyah binti al Harits al Khuzaiyah R.A., janda Musafi’ bin Shafwan al Mushthaliqi. Pada tahun 6 H, Rasulullah menikahi Raihanah binti Zaid R.A., janda al Hakam, kemudian Rasulullah menikahi Ummu Habibah binti Abu Sufyan R.A., janda Ubaidillah bin Jahsy, pada tahun 7 H, kemudian menikah dengan Shafiyah binti Huyai R.A., janda Salam bin Misykam dan Kinanah bin ar Rabi’, di tahun 7 H pula. Pada tahun 8 H, Rasulullah memperistri Maimunah binti al Harits R.A., janda Abu Ruhm bin Abdul Uzza.

Ada pula Maria al Qibthiyah, istri Rasulullah dari kalangan Kristen Goptic Mesir yang masuk Islam dan dinikahi sekitar tahun 7 H., yang memberi seorang putra bagi Rasulullah dan satu-satunya putra Rasul setelah masa kenabian beliau, yang sayangnya putra beliau ini, Ibrahim, meninggal saat berusia 18 bulan karena sakit parah. Beliau adalah budak Rasulullah yang dihadiahkan oleh al Muqaiqis dari Mesir. Untuk istri Rasul yang satu ini tidak banyak referensi yang bisa aku temukan apakah beliau dinikahi dalam status gadis atau janda, yang jelas beliau sangat membuat istri-istri Rasulullah yang lain cemburu karena kecantikannya. Maria tidak dimasukkan daftar sebagai Ummahat al Mukminin dalam beberapa sumber, padahal beliau mendapatkan penghargaan dan kehormatan yang sama sebagai istri Rasulullah SAW, bahkan mendapatkan gelar yang sama sebagai Ummahat al Mukminin bersama istri-istri Rasulullah yang lain.

Masih ada pula istri-istri Rasul yang lain, yang disebutkan dinikahi Rasulullah tapi tidak beliau gauli, serta beberapa wanita yang menawarkan dirinya kepada Rasul dan ada pula yang beliau tolak. Menurut ‘Aisyah R.A.: “Rasulullah SAW tidak wafat hingga Allah menghalalkan beliau menikahi wanita-wanita mana saja yang beliau inginkan”. Dan kemudian Rasulullah menikahi wanita-wanita yang sudah menikah sebelumnya (kecuali ‘Aisyah R.A.). Sabda Rasulullah, “Sesungguhnya Allah tidak menghendaki aku menikah atau dinikahkan kecuali dengan wanita-wanita penghuni surga”.

Maka jika ingin mencontoh Rasulullah SAW, contohlah Rasulullah yang menikahi janda tua yang punya yatim, pejuang yang menjadi janda, terlantar, dan terlunta-lunta di negeri orang karena dicerai suaminya yang murtad. Mereka ini ketika dinikahi Rasulullah sudah tidak muda lagi, bahkan hampir menopause. Dan pernikahan beliau juga selalu dirayakan, tidak diam-diam. Alasan yang layak dipertimbangkan terutama bagi yang akan berpoligami dengan alasan mengikuti sunnah Rasul. Sedangkan yang sudah terlanjur ya sudah, tinggal bersikap adil karena setiap ketidakadilan dalam hal apapun dan dalam bentuk apapun berlawanan dengan Islam.

Daftar Blog Saya