Selasa, 17 Januari 2012

Kotaku Kini

Kotaku kini berdenyut 24 jam. Tancapan para pemain pasar kapitalisme seolah memupuk tumbuhnya konsumerisme di kotaku yang kecil ini. Kota kecilku, kini seakan terasa lebih kecil dan sempit. Mulai nampak kebiasaan baru di jalanan, titik-titik kemacetan dalam padatnya lalu lintas, mengikuti bertambahnya pusat-pusat keramaian di kotaku.

Kotaku mulai tumbuh berkembang. Pembangunan pesat yang seolah menjadi lambang modernisasi terlihat di mana-mana, di kotaku, sebuah kota kecil di tengah-tengah area propinsi. Ikon-ikon modernitas merambah tidak hanya di kalangan atas dan menengah, kalangan menengah ke bawah pun turut terseret dan terlibat di dalamnya. Positif, negatif, dua sisi berlawanan yang nampak, mengait satu dan lainnya. Kotaku seolah berbenah, menuju masyarakat metropolis.

Alhamdulillah, kotaku berdenyut 24 jam. Di balik kehidupan ekonomi di siang hari, masih terlihat beberapa rombongan jamaah di tengah malam, berjalan menuju ke pusat kota. Rombongan ibu-ibu bermukena berjalan menyusuri pusat kota, bukan untuk berbelanja, tetapi menuju ke salah satu tempat religi favorit. Sebuah masjid yang konon menjadi saksi bisu pemekaran dan penyebaran agama Islam di kotaku, masjid kuno yang sampai sekarang masih berdiri dan ramai dikunjungi banyak orang. Bukan hanya dari dalam kotaku sendiri, tapi juga dari daerah sekitar kotaku. Sebuah masjid yang tepat berada di pusat kota, di balik kehidupan perekonomian dan hiruk pikuk keduniawian.

Kotaku tetap aman dan tentram, bersemi dan bersinar terang. Modernisasi tidak akan menghapus sisi keagamaan dari kotaku ini. Positif, negatif, dua sisi berlawanan yang nampak, mengait satu dan lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya