Kamis, 12 Desember 2013

SMS Bom

Karena banyaknya operator seluler yang mengobral bonus Short Message Service (SMS), muncullah kebiasaan dari para penggunanya yaitu SMS sebanyak-banyaknya buat ngabisin bonus. Nggak peduli SMS itu perlu atau penting, yang penting itu ngabisin bonusnya. Memang kalo dapat bonus itu biasanya nggak bisa dipake buat hari berikutnya, jadi hanya untuk sehari udah harus abis. Kalo nggak percuma dapat bonus.

Mungkin dari anggapan ‘percuma dapat bonusnya’ inilah muncul SMS bom ke siapapun, asal bonus semua terpakai. Padahal kalo mau mikir lebih lanjut, harus anggapan ‘percuma’ ini diaplikasikan pada anggapan ‘percuma SMS ke banyak orang tanpa tanpa keperluan’. Tapi ya karena nggak mau mikir lebih lanjut, mikirnya cuma bonus yang harus abis, ya jadilah seperti itu. Sekarang gini aja, ada operator yang membonusi bahkan sampai 10.000 SMS. Apakah kita, secara wajar aja, dalam seharian jumlah kegiatan SMS yang dilakukan bisa nyampe angka 500 aja lah? Kalopun ada, bisakah tembus angka 1000? Kalopun juga ada, emang adakan seseorang dengan benar-benar perlu ber-SMS sampe dapat angka 5000 kali?

Gara-gara berkali-kali ngeliat teman yang sering melakukan SMS bom dan sering pula dapat SMS bom, jadi mikir apakah itu fungsinya SMS. Padahal SMS juga ada etikanya, yang sebenarnya juga nggak jauh beda sama telepon. Kalo SMS belum juga dibales, bukan berarti tidak mau balas SMS atau bagaimana, tapi mungkin karena ada sesuatu hal yang bikin tidak bisa balas SMS dengan cepat. Bukannya malah belum dibalas satu SMS yang pertama, udah diberondong dengan SMS lagi yang menyuruh segera membalas SMSnya, sama aja dengan SMS bom tadi.

Seringnya SMS tidak terlalu memperhatikan etika komunikasi, padahal etika tersebut juga diperlukan walaupun komunikasi tidak berlangsung secara langsung dan bertatap muka. Akibatnya sering terjadi pula salah pemahaman tentang SMS yang diterima, sehingga terjadi salah paham di antara kedua komunikator ini. Juga patut diperhatikan, seperti komunikasi juga, dengan siapa dan apa kita ber-SMS ria. Jangan sampai juga salah sambung (kecuali kalo emang disengaja salah sambung).

SMS memang sebuah teknologi canggih nan murah, sampai-sampai karena kemurahannya diobrallah ribuan SMS gratisan. Bisa jadi sebuah hal yang menguntungkan bagi mereka yang memang membutuhkannya (bisa jadi media promosi gratis melalui SMS gateway), tapi juga suatu hal yang sangat mengganggu bila ada orang lain yang mengirimkan SMS bom kepada kita. Bahkan sering ditemui pengirim SMS bom dengan bangganya bercerita bahwa dia telah menghabiskan bonus SMSnya hari itu. Tapi semoga aja SMS yang digunakan emang benar-benar diperlukan dan dibutuhkan, agar nggak percuma punya bonusannya.

5 komentar:

  1. Iya ya ... aneh juga. Tanpa ada kepentingan, nyebar sms, terus isinya "bro numpang ngabisin gratisan" nah loh? kenapa nggak diisi dengan doa aja ... kayak, "Assalamualaikum sob. Semoga hari ini barokah yah. Doakan juga sukses." Meski asalnya cuma niat habisin gratisan, kan juga berpahala ... oye?

    BalasHapus
  2. Hahaha, bener juga tuh, yang ngirimin dapat barokah doanya, yang dikirimin juga gitu :)

    BalasHapus
  3. Setuju. Etika komunikasi harus dikedepankan.
    Tapi kadang eman2 juga sms gratisan kalau ndak kepakek :D

    BalasHapus
  4. siph,,semua berkomunikasi itu ada etikanya. baik secara langsung ataupun tidak. Saya aja bingung mas kalo dapat bonus sms,,bingung mau sms siapa dan apa tujuannya. akhirnya yg kepake ya cuma dikit,ga pernah habis.hehehe

    BalasHapus
  5. mhilal: hehehe, mending disedekahkan untuk yang membutuhkan :D
    Yulita Widya N: emang sering tuh dapat bonus malah nggak kepake, tapi kalo kepakenya malah nggak ada manfaatnya mending nggak usah dipake :)

    BalasHapus

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya