Minggu, 15 Desember 2013

Salah Kaprah Kehidupan Berkomputer (bagian 2)


Monitor = komputer 
Sering banget denger teman-teman yang menyebut monitor sebagai komputer. Sebenernya nggak salah-salah banget sih, karena monitor sendiri juga bagian dari komputer. Tapi yang kemudian bikin geli adalah kalo ada orang yang bingung dengan data-datanya pas monitornya diganti. Pernah nemuin masih ada yang mikir kalo monitornya diganti, data-data yang dibuatnya ikut ganti. Padahal apalah peran monitor itu sehingga ‘dituduh’ sebagai penyimpan data.
Yang pasti data-data yang dibuat di komputer tersimpan di media penyimpanan, dan akan berfungsi normal jika dirangkaikan dengan sebuah benda bernama rangkaian CPU. Sedangkan monitor, hanyalah bertugas untuk menampilkan (kecuali komputer yang CPUnya menempel bersama monitornya).

Meninggalkan Proses Cetak
Lagi ngetik, udah selesai, tinggal cetak, setelah diperintah cetak kok nggak muncul di printer. Ternyata printernya ganti walaupun sama tipenya. Ya udah, tinggalkan proses pertama, perintah lagi, cari nama printer yang baru, dan cetaklah. Besoknya ganti printer yang sebelumnya, begitu dicolokin ke CPU lha kok mencetak sendiri. Kemudian dipikir ruangannya angker, atau printernya mbalelo, atau ada yang ngerjain.
Proses mencetak yang tidak sempurna sering masih tersimpan di memori komputer, sehingga suatu saat kalo printer yang dimaksud kembali dipasangkan ke komputer, proses yang tersimpan tadi masih akan mencari driver yang tepat dan meneruskan pekerjaannya. Makanya semua proses mencetak yang tidak digunakan atau tidak jadi lebih baik dibatalkan saja, daripada ‘menuduh’ ada yang angker dengan komputer atau lingkungannya.

Aspect Ratio 

Ingin menyisipkan sebuah foto di sebuah dokumen, MS Word misalnya. Karena resolusi fotonya terlalu besar, sedangkan foto yang diinginkan berukuran 3 × 4, maka ditarik-tariklah sedemikian rupa sehingga berukuran kecil. Tapi ternyata, gambar yang tampil jadi terlalu melebar atau meninggi. Jadinya kembali ditarik-tarik sampai bentuk gambarnya proporsional. Tapi kok ukurannya nggak jadi 3 × 4 ya? Tarik-tarik lagi sampai pusing, akhirnya apa adanya aja yang dipakai.
Kalo mau bagus dan sesuai dengan ukuran aslinya, mestinya ukuran panjang × lebar gambar tersebut juga harus diperhatikan. Aspect ratio yang mengatur dimensinya harus teratur sehingga gambar yang dikecilkan bisa berukuran simetris identik dengan gambar aslinya. Jadi kalo mau ngecilin ukuran gambar, harusnya bukan titik sebelah samping kanan kiri atau titik atas bawah yang ditarik-tarik, tapi titik-titik yang ada di masing-masing pojokan gambar yang diatur. Kalopun diinginkan ukuran tertentu, misalnya 3 × 4 tadi, sedangkan gambar masih terlalu kelebihan di masing-masing sisinya, pake fasilitas cropping.

Hitungan di Excel

 MS Excel adalah sebuah program yang sangat mendukung perhitungan dengan rumus-rumus. Tapi apa jadinya kalo program yang sebenarnya dibuat untuk membantu pekerjaan kita, malah sebaliknya jadi kita yang membantu program. Dengan alasan tidak tahu cara menggunakan rumus di MS Excel, alih-alih kita malah sering ngerjain rumus menggunakan kalkulator daripada mengerjakan langsung di lembar kerja.
Membuat kerjaan di Excel, terus ngitung hasil penjumlahan di kalkulator, kemudian hasil di kalkulator itu tadi baru dimasukkan ke dalam Excel. Terus apa gunanya pake Excel? Kalo sekedar buat tabel, pake MS Word aja juga bisa. Bahkan pake rumus di Word juga bisa. Masak kita biarkan program secanggih Excel ini nganggur, kan nggak efektif dan efisien sama sekali. Sebaliknya kita yang jadi membantu kerjaannya Excel itu dengan mengalihkan kerjaan mereka ke alat lain semacam kalkulator tadi.

Ternyata masih banyak fasilitas di komputer yang belum bisa kita maksimalkan penggunaannya. Sebenernya banyak banget tutorial yang bisa kita dapatkan, entah itu buku (beli di toko buku), e-book (donlot gratisan banyak di internet), ato sumber-sumber gratis (pinjem teman aja bisa). Yang tau pun belum tentu ngerti. Asal jangan sampe punya komputer yang canggih banget tapi nggak bisa menggunakan secara optimal, sehingga banyak fitur yang terbuang percuma. Punya barang yang buat gaya-gayaan aja dengan mengorbankan fungsinya itu hal yang mubadzir, padahal ‘innal mubadzdziriina kaanuu ikhwaanasy syayaatiin’.

2 komentar:

  1. Ah ...hahahah ... ngakak ngetawain diri sendiri malah saya kalo gituh ... awal-awal kenal komputer yah kayak gitu tuh ...

    BalasHapus
  2. hehehe, kebanyakan kaya gitu sih, tapi ada yang move on ada yang konsisten nggak tau :D

    BalasHapus

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya