Minggu, 25 Desember 2011

Ayo Ngeblog, Pren!!!

Ngeblog, sebenarnya bukan cuma soal punya sesuatu hal secara online yang bisa dibangga-banggakan, tapi juga sebagai tempat buat ‘menambatkan’ segala macam isi hati dan pikiran, berbagi dengan orang lain, membentuk komunitas dan jaringan, dan berbagai macam fungsinya. Ada berbagai macam jenis blogger dengan berbagai ‘kelakuan’ mereka dalam blog-blog mereka. Ada yang mengisi blog mereka dengan kegiatan sehari-hari, ada yang menjadikan blog mereka sebagai tempat curahan hati, ada yang membuat blog mereka sebagai kumpulan hasil karya sastra mereka (entah itu cerpen ataupun puisi), ada yang menciptakan blog mereka sebagai media berbagi informasi dari sumber-sumber lain, ada yang memenuhi blog mereka dengan artikel yang mereka ciptakan dan tulis sendiri untuk dipublikasikan ke publik, ada yang menyediakan blog mereka sebagai tempat jualan dan promosi (entah itu produk ataupun sebuah badan usaha), dan ada juga yang memakai blog mereka sebagai sarana memperoleh passive income.

Tidak semua pengguna internet suka membuat blog, tergantung pada pribadi masing-masing. Karena membuat weblog juga butuh kecermatan, ketelitian dan ketelatenan sendiri, dalam mengelola serta mengisi dan membuatnya menjadi lebih bermanfaat dan indah dilihat bagi para pembacanya. Apalagi di masa akhir-akhir ini, di mana situs-situs jejaring sosial begitu marak, menggoda para pengguna internet menuliskan kata-kata yang ‘enteng’ tanpa repot-repot membuat sebuah tema dan blog, tapi bisa dilihat dan dibaca oleh banyak orang. Sebuah fenomena yang cukup banyak berdampak pada perilaku setiap pengguna teknologi, apalagi kemudian berpengaruh dengan ‘menyeret’ blogger untuk lebih tertarik menggunakan sarana jejaring sosial untuk membagikan isi pikiran mereka tanpa kerepotan mencari ide panjang untuk menyusun sebuah ‘karangan’ dalam sebuah blog.

Yang pasti, tidak bisa dibandingkan antara jejaring sosial dengan blog itu sendiri, karena penggunaan dan tujuannya sudah pasti beda. Mungkin bisa dibandingkan antara situs jejaring yang satu dengan yang lain, atau blog yang satu dengan yang lain, karena dalam satu konteks jaringan yang sama, tapi tidak bisa dibandingkan secara bersilang karena alasan tersebut di atas. Bahkan kemudian saat dijembatani dengan terbentuknya jejaring sosial yang menyertakan halaman weblog, atau weblog yang disisipi dengan jejaring sosial, tetap saja rasanya berbeda. Sebuah weblog lebih berfungsi luas, keberadaannya tidak hanya bisa dinikmati oleh kontak saja, tapi bisa dilihat dan dibaca oleh seorang pengguna yang bahkan tidak punya akun apapun yang sama dengan halaman weblog yang dibacanya. Berbeda jauh dengan weblog yang terletak di dalam situs jejaring sosial, yang seringnya hanya bisa dilihat dan dibaca oleh kontak pemilik akun tersebut.

Membangun ukhuwah, jaringan, network, ataupun pertemanan mungkin menjadi persamaan dari kedua jenis fasilitas internet ini. Dalam weblog ataupun jejaring sosial pasti akan dibutuhkan dukungan dari orang lain dalam menerbitkan sesuatu dalam akunnya. Jejaring sosial sudah pasti membutuhkan kontak untuk melihat apapun yang kita keluarkan di dalam akun kita. Weblog pun, meskipun tidak selalu, membutuhkan kontak untuk melihat apapun yang kita terbitkan di dalam akun kita. Tentu saja dalam bentuk ‘keluaran’ yang berbeda dari kedua jenis ini. Jejaring sosial lebih bersifat hal-hal yang singkat, satu kalimat, satu kata, bahkan satu huruf pun sering muncul di sini. Tapi dalam weblog, sebuah kata yang dikeluarkan akan membutuhkan banyak penjelasan di bawahnya, pengurai kalimat yang membentuk sebuah paragraf, yang kemudian membentuk sebuah tulisan padat.

Kalaupun kemudian banyak blogger yang terseret arus dengan lebih aktif di jejaring sosial daripada dalam weblognya sendiri, mungkin mereka lebih mempertimbangkan betapa kemudahan jejaring sosial memberikan fasilitas pertemanan yang luas, tidak bergantung bagaimana tingkat pemahaman pembacanya dalam membaca tulisannya, tidak bergantung pada bagaimana isi tulisannya (karena mungkin pengunjung jejaring sosial bukan seseorang yang suka membaca, mereka sering mengeluarkan komentar hanya dengan membaca judulnya tanpa membaca isinya). Tidak perlu ada beban moral bagaimana dampak tulisan dalam jejaring sosialnya daripada di weblognya.

Seperti yang pernah aku tulis sebelumnya, bahwa seorang blogger dengan blogger yang lain tidak perlu sama-sama online dalam berkomunikasi. Bahkan dengan sekedar komen-komen ataupun menulis di buku tamu, lebih jauh lagi berkomunikasi lewat pesan pribadi, berkunjung ke blog teman pun sudah menjadi bentuk komunikasi para blogger. Tentu saja mungkin seorang blogger bisa jadi mendapatkan kesulitan dalam mencari ide untuk kemudian diuraikan dalam kata-kata dan kalimat-kalimatnya, karena ide tidak selalu mengalir begitu saja. Namun begitu, tetap saja aktifitas ngeblog merupakan sesuatu yang harus tetap dipertahankan, terutama bagi mereka yang beranggapan bahwa ngeblog bukan hanya sekedar ngeblog, tapi menjadi aktifitas rutin keseharian mereka. Kalo sudah begini, apapun, bagaimanapun, dan kapanpun, tidak ada alasan bagi mereka untuk menghentikan aktifitas blogging mereka, karena ngeblog adalah bagian dari kehidupan blogger. Ngeblog masih tetap banyak menawarkan media berkreasi, berkomunikasi dan pembelajaran yang sangat memadai dan terbentang luas, tergantung bagaimana blogger itu sendiri mendayagunakannya.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya