Jumat, 20 Maret 2015

Ikut Pramuka

Suatu waktu, di sebuah situasi kelas yang mengkampretkan, karena seisi kelas berbicara semua, kecuali anak yang duduk di paling belakang, lagi nahan rasa pengen buang air, yaitu aku. Seorang guru di depan mendata sepuluh anak yang akan diikutkan dalam acara perkemahan pramuka di lapangan. Silih berganti acungan anak-anak kecil yang diajukan sampe hampir ke muka guru tadi.

Tiba untuk kuota terakhir, yaitu anak kesepuluh, yang dipakai sebagai pelengkap penderitaan kesembilan anak lainnya. Aku ngerasa, anak yang malang itu adalah aku. Dengan spontan aku mengacungkan jariku, sambil menampakkan wajah memelasku di antara kerumunan anak laki-laki yang ada di depanku. Sambil memohon agar diikutkan berkemah, aku berteriak-teriak, ‘Panggil aku, Pak! Panggil aku…’. Dan akhirnya muka memelasku membuahkan hasil, aku diikutkan bersama teman-temanku, yang nggak ikut kemah.

Itulah sepenggal cerita di balik kegagalanku mengikuti kegiatan kepramukaan di SD, kalo nggak salah itu pas kelas 5. Saat kesepuluh temanku berangkat menuju bumi perkemahan, dan melewati depan rumahku, aku hanya bisa memandangi mereka dengan perasaan iri. Iri dengan tongkat pramuka yang mereka bawa, entah kenapa aku nggak punya tongkat sebagus itu. Keliatannya bentuk silindernya sempurna banget, pasti bikinnya susah.

Pramuka menjadi satu-satunya ekstrakulikuler yang aku ikuti di SMP, itu juga awalnya karena dipaksa-paksa ibu buat ikut. Katanya biar aku bergaul, berkembang, waktuku nggak hanya habis buat mikirin bentuk silinder sempurna dari tongkat pramuka. Dan berhubung rumahku sangat dekat dengan SMPku, sekitar 50 meter gitu, tiap ada anak-anak yang berangkat latihan pramuka pas hari Minggu, dan ibuku kebetulan tau, pasti aku udah diusir-usir buat berangkat juga.

Dan istimewanya, aku bisa bertahan selama tiga tahun dalam SMP itu, buat ngikutin kegiatan kepramukaan. Saat itu pikiran tentang silinder sempurna tongkat pramuka udah nggak lagi bikin penasaran, berganti tentang proses pembuatan tali putih pramuka. Aku meninggalkan SMP dengan atribut sebagai seorang anggota pramuka, kalo nggak salah emang waktu itu harinya Sabtu, pas pake seragamnya pramuka.

Pas masuk STM, masuk pramuka udah bukan lagi sebagai bentuk paksaan dari orangtuaku. Aku masuk sebagai anggota pramuka di STM, hasil paksaan wali kelasku. Karena wali kelasku kebetulan pembina pramuka di sekolah, maka seluruh isi kelas diwajibkan ikut. Dan karena aku masih menyimpan rasa penasaran akan proses pembuatan tali putih pramuka, aku ikut juga.

Tentu saja pramuka di STM ini berbeda dengan pramuka di SMP. Lingkup pergaulannya jelas beda, karena anak STM nggak bakal bikin acara latihan bersama dengan anak SMP. Pastinya latihannya sama-sama anak SMA dong! Pramuka STM nggak bakalan bisa bertahan ngadepin anak-anak pramuka SMP, yang penasaran dengan bentuk silinder sempurna tongkat pramuka.

Salah satu halangan ikut pramuka di STM adalah setelah hari pertama ikut latihan, aku sakit. Waktu itu, keesokan paginya, tiba-tiba aku muntah-muntah pas mau berangkat sekolah. Padahal pagi itu waktunya pelajaran bengkel, yang gurunya bahkan nggak mau bertoleransi sama yang namanya ngantuk. Ada anak yang menguap, guru itu pasti nyuruh anak ini cuci muka. Padahal ngantuk dan cuci muka di bengkel itu bahaya, jangan-jangan saking ngantuknya salah cuci muka pake oli.

Tapi ikut pramuka itu ada banyak pengalaman, salah satunya adalah pengalaman tidur di sekolah. Kalo nggak ikut pramuka, ngapain tidur di sekolah. Emang mau uji nyali gitu? Dan tidur di sekolah itu nggak gampang, karena nggak ada fasilitas kamar, tempat tidur, sama jaminan bebas nyamuk. Tidurnya bisa semena-mena, di kelas bisa, di selasar bisa, di atas atap lorong bisa, sampe di atas pos satpam bisa. Di manapun, ada persamaannya, yaitu nggak bebas nyamuk!

Salah satu manfaat ikut pramuka yang aku dapat sekarang ini adalah dapat banyak teman, melatih kehidupan berorganisasi, dan lebih berani dalam menghadapi orang. Ya karena aku orang yang tertutup, dengan kemampuan bersosialisasi yang kurang, hal-hal seperti ini sangat bermanfaat buat dilakukan. Di atas itu semua, aku ngerasa nggak ada ruginya juga aku ikut pramuka di sekolah.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya