Rabu, 22 Januari 2014

Fasilitas Umum

Ngomongin soal fasilitas umum, pernah nggak anda menemukan fasilitas umum di Indonesia ini yang bersih, terawat, dan berfungsi dengan baik? Jarang sekali kita dapat fasilitas yang kondisinya seperti ini. Bisa jadi bersih, terawat, tapi rusak. Atau terawat dan berfungsi dengan baik, tapi jorok banget.

Kita dihadapkan pada kenyataan bahwa masyarakat kita sedikit sekali mempunyai kesadaran akan rasa memiliki terhadap fasilitas umum, dengan menjaga dan memperlakukan fasilitas umum seperti milik sendiri yang harus selalu bersih, terawat, dan berfungsi dengan baik. Kalaupun ada yang punya rasa memiliki mungkin terus dicongkel dan dibawa pulang atau dijual.

Contohnya nih, telepon umum. Sekarang sih emang udah jarang ya telepon umum, tapi yang ABG tahun ‘90an pasti akrab banget sama barang yang satu ini. Telepon umum dulu biasanya ada yang jenis ‘akuarium’, yang kayak lemari kaca terus kita masuk ke dalamnya. Atau model tiang dengan tempat payungan berbahan fiber di atasnya. Tapi pernah nggak setelah sekian lama telepon umum tersebut berada di tempat itu, kita nemuin telepon umum yang kondisinya sama seperti pertama kali dipasang? Masih untung teleponnya bisa dipake dengan nyaman, tanpa melihat tempatnya.

Contoh lagi halte bis. Di depan rumahku ada halte bis yang lumayan rame, nggak hanya buat nyegat bis, tapi juga buat nongkrong dan jualan. Tapi ya sama saja, kondisinya nggak sedap dipandang. Halte ini udah beberapa kali ganti desain. Dulu pernah modelnya bagian bawahnya seperti semacam pondasi yang menonjol ke atas sebagai tempat duduk, terus kedua tepinya ada tiang besi ke atas yang menyangga atapnya. Di sela-sela tiang itu ada pipa paralon yang berfungsi sebagai saluran air yang mengalirkan air hujan dari atap ke bawah. Nggak seberapa lama dari selesainya desain yang ini, pipa paralon itu udah pecah, dari atap sampai tempat dudukannya.

Yang model sekarang ini sebenarnya cukup bagus. Tapi sayangnya, kondisinya udah penuh coretan di mana-mana. Jadi curiga nih, jangan-jangan ada seseorang yang bikin nyoretan pada awalnya, terus ada orang lagi yang ngejawab di bawahnya, dan seterusnya. Jadi kayak dialog tanya jawab gitu, tapi di dinding halte sampai atapnya. Fungsi haltenya, ya itu tadi. Jadi tempat nyegat bis, nongkrong, dan jualan.

Apalagi WC umum! Pintu WC umum yang utuh dan berfungsi sempurna itu adalah sebuah kemewahan tersendiri! Memang biasanya itu yang sering paling cepat rusak dari sebuah WC umum, di samping baunya yang khas. Dan fasilitas terakhir yang bisa berfungsi dari sebuah WC umum adalah kran air, mengesampingkan bisa nggaknya airnya keluar.

Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya. Intinya adalah fasilitas umum itu adalah milik umum, bukan milik pemerintah, bukan milik lembaga tertentu, atau yang lainnya, karena fasilitas umum digunakan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Kita nggak bisa mengesampingkan bahwa orang lain juga akan menggunakan fasilitas tersebut. Tapi apa yang terjadi kemudian muncul rasa memiliki yang nggak wajar, yang berlebihan, sehingga seolah kita menganggap bahwa kita saja yang menggunakan fasilitas tersebut, nggak peduli apakah fasilitas tersebut akan berfungsi baik bila dipakai orang lain. Dan kalau fasilitas itu kemudian rusak, kita lebih suka menyalahkan pemerintah atau pengelola fasilitas tersebut daripada menyalahkan kita yang notabene penggunanya.

Jadi kita perlu memperbaiki rasa memiliki kita dengan kadar yang sesuai dengan tempatnya. Kita harus kembali menanamkan pada pikiran kita bahwa fasilitas umum itu ya fasilitas yang digunakan untuk umum, bukan hanya untuk umum yang orang lain saja, tapi suatu saat kita juga akan menggunakannya. Sehingga saat suatu ketika kita menggunakannya, kita akan merasakan nyamannya menggunakan fasilitas umum yang bersih, terawat, dan berfungsi dengan baik.

7 komentar:

  1. aku pernah liat atap halte busway ilang, kata temenku diambil orang haha.. dia nggak tau apa klo itu fasilitas umum

    BalasHapus
  2. Parah itu, sampai atap halte diambil gitu, hadeh...

    BalasHapus
  3. haha... ABG taon 90an, tau telpon umum berati tau kon gantung. Kepada TELKOM tolong maafkan prilaku saya, sesungguhnya masih banyak yang menggunakan kon gantung

    BalasHapus
  4. Kalau di kampus saa sih, masih ada tu telpon umum. masih awet dan berfungsi. Cuman, siapa yang mau pakek ya? Soalnya pada pegang hape semua. Kalaupulsa abis kan bisa pinjem hape teman sebentar ... hohoho

    BalasHapus
  5. Yandhi: hahaha, cara ekonomis buat berkomunikasi
    Fahrizal: mungkin bisa berfungsi buat foto pre wedding :D

    BalasHapus
  6. seharusnya kita ikut menjaga segala fasilitas umum yang disediakan pemerintah

    BalasHapus
  7. Iya betul, toh juga kalo fasilitasnya bersih dan bagus kita juga seneng menggunakannya

    BalasHapus

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya