Jumat, 03 Februari 2012

Perang Pariwara

Tanpa banyak berpikir pun, kita bisa mengamati bahwa sedang ada perang pariwara entah itu di media audio, media visual, ataupun media audio visual. Beberapa pariwara produk yang menyindir atau merendahkan produk-produk pesaingnya, sehingga memunculkan balasan dari produk-produk yang tersentil, dan seterusnya sampai malah menimbulkan kebingungan sendiri di kalangan masyarakat.

Padahal sebelum-sebelumnya persaingan pariwara berlangsung secara sehat, masing-masing produk memunculkan keunggulan-keunggulan dari produknya masing-masing. Namun yang terjadi sekarang bukan hanya memunculkan keunggulan produknya, tapi juga membesarkan kekurangan-kekurangan dari produk-produk sejenis yang lain. Sehingga pariwara tersebut merusak persaingan sehat, terlebih lagi bisa melanggar etika pemasaran.

Bukan hanya di layar kaca yang bisa terlihat secara nyata bagi semua pemirsanya, bahkan di media lain juga makin bermunculan. Porsi pemasaran yang mungkin terbatas, ditambah lagi banyaknya cakupan pasar yang harus dibagi oleh produsen sejenis, makin menambah saling sikut dan adu jotos di media pemasaran berupa pariwara ini. Berebut pangsa pasar dengan beriklan sehat dirasa belum cukup untuk merebut konsumen sebanyak-banyaknya, masih juga harus menyebut merk lain secara terselubung tapi nyata.

Memang begitulah strategi yang lagi ngetrend saat ini. Tergantung dari para masyarakat sendiri dalam menyikapinya, apakah akan menjadi korban iklan, atau bisa jadi masyarakat lebih bijak memilih. Salah satu porsi pariwara yang cukup unik adalah iklan rokok, karena iklan-iklan produk rokok cenderung lebih kreatif, mengingat kemunculannya terutama lewat media audio visual di televisi sangat terbatas. Namun mereka mampu membuat para pemirsa televisi mengingat iklan-iklan tersebut melalui motto-motto mereka dan iklan-iklan komersial mereka. Terlebih lagi karena iklan rokok jaman sekarang tidak lagi memunculkan produk rokok ataupun bahkan orang yang merokok dalam adegan iklannya. Bisa dikatakan bahwa iklan rokok sekarang ini lebih menjual pengalaman menggunakan dalam iklannya ketimbang produknya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya