Rabu, 11 Maret 2015

Bekerja di Rumah Sakit

Setelah bekerja selama sepuluh tahun di rumah sakit, masih aja ada orang yang bertanya seperti ini: “Lagi libur? Trus orang-orang juga libur dong sakitnya?”

Pertanyaan ini, masih satu rangkaian dengan anggapan orang, bahwa di rumah sakit itu hanya ada dua profesi. Kalo nggak dokter, ya perawat!

Percakapan yang mainstream terjadi seperti berikut.

“Mas, kerja di mana?”
“Rumah sakit.”
“Dokter ya?”
“Bukan.”
“Berarti perawat.”
“Bukan juga.”


Untung berhenti sampe situ, kalo ada yang nerusin “Oh, berarti bidan dong!”, aku langsung tinggal aja.

Ya karena emang begitu kenyataannya. Masih banyak orang beranggapan, bahwa orang yang bekerja di rumah sakit itu kalo nggak dokter, ya perawat. Mentok-mentoknya bidan lah.

Sekarang gini, contoh di instansi lain, sekolah misalnya. Apakah semua orang yang bekerja di sekolah itu guru? Nggak kan! Ada staf tata usaha, yang dia nggak ngajar, tentu saja bukan guru. Ada penjaga sekolah, tukang kebun, atau bahkan keamanan. Ada guru yang mau berposisi sebagai keamanan?

Demikian juga di rumah sakit ya. Rumah sakit itu instansi padat karya padat profesi, dan semua orang berkesempatan untuk bisa bekerja di rumah sakit. Karena rumah sakit, bukan hanya dokter dan perawat!

Dan percakapan di atas sering berlanjut dengan cara seperti ini.

“Dulu kuliah di mana, Mas?”
“Nggak kuliah kok, saya lulusan STM aja.”


Dan pertanyaan nyinyir yang terakhir muncul, biasanya adalah “Lulusan STM kok bisa kerja di rumah sakit sih?”. Dan setiap kali ada pertanyaan seperti ini, di situ kadang saya sedih.

Kembali pada pola pikir bahwa rumah sakit adalah instansi padat karya padat profesi, dengan banyaknya jenis pekerjaan membutuhkan banyak jenis profesi yang berhubungan. Seorang dokter, nggak akan mau membersihkan seluruh bagian rumah sakit, ngepel kalo ada pasien yang muntah, atau menguras kamar mandi.

Siapa yang ngerjain itu? Perawat? Bidan? Nggak kan? Ada unit kerja tersendiri yang dibutuhkan untuk menangani pekerjaan semacam itu.

Contoh lagi, seorang perawat, nggak akan menangani urusan parkir kendaraan. Atau bertanggung jawab atas keamanan rumah sakit. Nggak! Butuh unit kerja tersendiri yang menanganinya.

Maka dari itu, coba deh menghindari pola pikir generalisir semacam itu. Karena hampir di setiap instansi adalah lingkungan yang heterogen.

Tulisan ini diketik, menggunakan netbook Advan 10” dengan keyboard merk Votre, didukung koneksi internet Indosat, hanya untuk mengenang 10 tahunku bekerja di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Surya Melati, 1 Maret 2005 – 1 Maret 2015.

Related Posts:

  • Bekerja (bagian 1) Aku pernah bekerja di tiga tempat sekaligus! Hal ini sering aku ceritakan saat ada teman-teman yang kerjanya hanya di satu tempat tapi mengeluhnya … Read More
  • Bekerja (bagian 2) Seringkali kalo ditanya soal di mana aku kerja, jawabanku malah bikin orang bingung. Aku kan kerja di rumah sakit, tapi bukan sebagai dokter, peraw… Read More
  • Kumpulan Gambar Piala Dunia tahun 1994 adalah titik awal di mana aku menggemari sepakbola. Waktu itu turnamen diadakan di Amerika Serikat, yang selang waktunya di … Read More
  • Ruwet Sering kita nggak ngerasa bahwa waktu bagi orang lain berjalan sejalan sama dengan waktu yang kita jalani. Apalagi kalo udah cukup lama kita nggak … Read More
  • Takut Penasaran Ada seorang teman yang penakut banget, tapi dia agak suka nonton film horor. Katanya sih karena dia terbawa cerita sehingga dia lebih memilih mener… Read More

2 komentar:

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya