Minggu, 29 Maret 2015

Nyebut Merk

Dalam keseharian hidupku sebagai manusia, aku berusaha sebaik mungkin untuk nggak nyebut sebuah barang bukan dengan jenis atau nama barangnya. Artinya nggak nyebut sebuah barang dengan merknya. Misalnya kalo pas beli air minum, sebisa mungkin nggak bilang, ‘Pak, beli Aqua dong!’. Atau pas beli aksesoris buat sepeda gunungku, aku menghindari bilang ‘Bang, beli setangnya sepeda Federal.’.

Tapi sepandai-pandainya aku menghindar, tetap masih aja kadang terpaksa harus nyebut merk. Misalnya pasta gigi, aku harus nyebut Odol. Soalnya aku bingung, gimana nyebut pasta gigi dalam bahasa Jawa, kan nggak mungkin dibilang barang jemek sing nggo untu.

Atau yang paling parah adalah pengalamanku pas beli pompa air. Aku bilang ke penjaga tokonya ‘Mbak, beli pompa air.’
Si mbaknya bingung sambil nanya, ‘Pompa air opo, Mas?’
Setengah ngejelasin sambil berusaha ngegambarin pompa airnya, aku jawab ‘Itu lo Mbak, pompa air listrik.’
Si mbak masih keukeuh ‘Kayanya nggak ada Mas!’
Dan akhirnya, aku harus nyebut itu merk ‘Sanyo itu lo Mbak!’
Mbak-mbaknya juga akhirnya ngejawab ‘Owh, itu ada.’
Aku nambahin ‘Merknya Shimizu, Mbak.’

Gini kan jadinya. Orang umumnya nyebut pompa air itu dengan merk, yaitu Sanyo. Padahal aku belinya yang Shimizu.

Satu lagi merk terkenal yang jadi nama sebuah barang, Kodak. Masih aja ada orang yang bilang ‘In, pinjam Kodakmu dong!’, padahal kameraku merknya BenQ. Entah darimana, ‘BenQ’ bisa dia baca ‘Kodak’.

Tapi emang gitu kan, orang suka nyebut sesuatu dengan apa yang gampang disebut aja. Sialnya, salah satu yang gampang disebut itu merknya. Nggak heran, sering kejadian salah paham yang dialami oleh orang yang mengambil jalan lurus dengan menyebut barang dengan namanya, seperti aku tadi, dengan orang yang mengambil merk sebagai nama barang.

Related Posts:

  • Around the Village In the past time, when my hospital was went to hold public activity, free examine, cheap medication, or new service promo, we always spread the inv… Read More
  • Salah Nama Gak tau kenapa, entah apa karena namaku kurang umum dipakai, ataukah karena pengucapanku kurang bisa didengar oleh orang lain, seringkali aku menga… Read More
  • Penguji Apa Adanya Seorang anak memenuhi gilirannya, memasuki ruang kelas. Kemudian dia mengambil tempat duduk di depanku. Aku melihat wajahnya, dia mempunyai mata yang… Read More
  • Friendster Kalo denger kata-kata Friendster, aku akan teringat saat sekitar 11 atau 12 tahun lalu saat awal-awal kenal internet, di mana chatting lewat mIRC m… Read More
  • Metode Belajar Tidak ada salahnya meniru cara belajar teman, terutama dari para jenius. Karena bisa jadi cara belajar mereka bisa kita terapkan untuk diri kita s… Read More

7 komentar:

  1. Hehehe iya, ya. Sudah mengakar. Kayak beli sabun cuci, pada nyebut Rinso aja. Hehe

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Seringnya orang memang seperti itu ya. Kalo di Medan dan Pekanbaru nyebut sepeda motor itu 'Honda' :D

    BalasHapus
  4. ini mah emang kebiasaan orang indonesia, XD
    bapak aku juga gitu, kalau beli mie instan pasti sarimi terus, soalnya mie instant=sarimi, padahal kan banyak merk yang lain, XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya tuh, tapi kalo mi instan tiap orang masih beda-beda ya nyebutnya, padahal yang dibeli bukan merk itu :D

      Hapus

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya