Kamis, 19 Maret 2015

Tertutup

Jadi ceritanya aku lagi agak lega. Lega karena selama seminggu kemaren tiba-tiba otak lagi encer, akhirnya ide bisa ngalir, dan tiap hari bisa bikin tulisan. Tau nggak, kalo aja ide nggak cair, jadi lembek, dan akhirnya aku butuh obat pencahar buat mencairkannya. Bukannya ide yang cair, malah boker yang nambah.

Sebenernya aku ini orangnya tertutup, sulit buat terbuka. Saking tertutupnya, aku bahkan sulit membuka sebuah rahasia, menuliskannya di secarik kertas, yang sebenernya hanya dibaca oleh aku sendiri. Aku terlalu khawatir bahwa kertas itu nantinya lupa naruh, tau-tau ditemuin sama orang lain, dan akhirnya dibaca orang. Sialnya, orang itu bocoran, suka nyebar-nyebarin kabar ke orang lain, dan akhirnya rahasiaku diketahui banyak orang.

Pernah sih, udah nulis gitu, dan akunya nggak sreg. Akhirnya kumpulan kertas tadi aku bakar, abunya aku sebarin, sampe sempat ada niatan buat dilarutin di air, terus aku minum. Lebaynya minta ampun! Padahal dengan dibakar aja, itu tulisan udah ilang, jadi abu. Padahal itu tadi nulisnya di buku, yang nggak sampe penuh bukunya. Yang dibakar bukunya. Itu artinya aku pake metode ‘membasmi tikus dengan membakar rumah’.

Jadi, kalo aku nulisin pengalaman di sini, aku pastikan bahwa itu adalah pengalaman yang aman buat dibaca orang dan disebarin. Nggak bakalan mungkin aku bikin tulisan, tentang pengalaman ngigau pas kemah di sekolah misalnya, karena aku sendiri kan juga nggak sadar pas ngigau.

Atau misalnya bikin tulisan tentang apa yang aku omongin pas dihipnotis sama Uya Kuya. Nggak mungkin bisa, pertama karena aku waktu itu nggak nyadar, yang kedua karena aku belum pernah ketemu sama Uya Kuya.

Pernah sih ngebaca tulisan orang yang nyeritain dirinya sendiri, tapi dikiaskan, tokohnya dikasih nama orang lain. Eh di bawahnya ada tulisannya ‘Bila ada kesamaan nasib tokoh dan penulisnya, itu karena tokohnya emang penulisnya’. Dan sebagai pembaca, aku merasa dodol.

Yang penting, aku lega untuk seminggu kemaren, meskipun nggak ada umpan balik, soalnya nggak ada komentarnya! Ya berbaik sangka aja, mungkin para pembaca tulisanku pas mau kasih komentar, tau-tau paket internetnya udah abis. Atau lagi baca di warnet, mau bikin komentar, listrik warnet mati, karena belum bayar telepon.

Related Posts:

  • Nonton 'Laskar Pelangi' Kalo teringat film Laskar Pelangi, pasti teringat insiden memilukan tentang rencana nonton bareng yang gagal. Rencananya kantor akan mengadakan non… Read More
  • Jurit Malam Ingat kemah, pasti ingat jurit malam. Jurit malam adalah perjalanan penjelajahan alam yang dilakukan di malam hari. Perjalanan bisa dilakukan di se… Read More
  • Sekarang dan Tahun Lalu Dalam suatu perbincangan, Agan (bukan nama sebenarnya) membahas tentang turunnya harga laptop saat ini. Bila dibandingkan dengan laptopnya yang dib… Read More
  • Deep Freeze Bagi yang sering ngenet di warnet berbasis Windows, mungkin seringkali melihat logo bulat dengan gambar kepala beruang kutub di system tray, di bag… Read More
  • Papercraft Aku menggemari papercraft, seni kerajinan membentuk benda-benda dari kertas. Rasanya begitu menyenangkan membuat lembaran-lembaran kertas diubah me… Read More

2 komentar:

  1. kalo masalah kagak ada komentar kan bukan penghalang untuk berkarya. so tetaplah berkarya dg tulisan tulisan haaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, ada komentar di tulisan ini :), makasih penyemangatnya ^_^

      Hapus

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya